Translate This Page

Sunday, June 27, 2010

Melangkah Dengan Sepatu Baru :D

Asyiknya kemarin malam berhasil membujuk papa buat beli sepatu baru, gara-garanya sih sepele : Sepatunya sudah kumal dan rusak di beberapa bagian dengan jahitan-jahitan yang mau eksis. Bahkan si papa sudah menunjukkan tanda-tanda 'murah hati' di CiWalk kemaren malem.

"De, liat itu ada toko olahraga. Barang kali mau beli bola."
"Ah, aneh-aneh aja. Aku carinya sepatu sama jaket."
"Wah, tadi di atas ada sepatu tuh banyak, sale lagi."

Kenapa ngga bilang dari tadi? Kalo bilang dari tadi kan saya ke Pattaya-nya bisa nanti..

Akhirnya setelah bujuk rupa dan sedikit memelas gara-gara hadiah naik kelas (rada curiga sih kalo ngeliat ke nilai-nilai yang turun gunung), sore ini saya diajak papa ke toko sepatu. Setelah pilih-pilih yang keliatannya enak dipandang enak dipakai akhirnya saya terjebak dalam 2 pilihan, Fila dan Vans. Keduanya bikin saya dilema, punya bentuk yang sama-sama saya suka, dari segi warna juga pilihannya enak-enak : Fila dengan skema warna navy blue, merah, sama putih dan Vans dengan skema warna hitam, merah, dan putih. Dari segi harga ga jauh beda. dan dua-duanya bikin saya bingung! Coba aja bisa pilih dua-duanya, kan asik *ngarep*

Akhirnya pilihan saya tujukan pada Vans. Yeah, memang warnanya hitam bukan navy blue dan dari segi komposisi bahan juga beda. Tapi ga berarti saya ga suka loh! Sizenya 41, berarti saya bertumbuh besar *maksudnya kakinya melebar*. Senangnya!

Thanks God, akhirnya saya ganti sepatu juga. Kaki juga jadi lebih nyaman.
See ya, the old Weidenmenn. Kalo lagi bosen nanti kamu saya pake juga kok. It's about time.. Tenang aja :P

Big Spender

Minggu ini merupakan minggu dengan pengeluaran yang cukup dahsyat buat seorang saya (yang notabene sering bokek dan merasa bokek, padahal entah di dompet atau tabungan ada berapa duitnya). Bayangkan, dari total hasil tabungan sebanyak IDR 300.000 yang terkumpul (termasuk dari nabung, ngambilin kembalian belanjaan *soblok*, bayaran hasil disewa *jasa musisi maksudnya*, sampe jatah ongkos sekolah) udah kepake sebanyak IDR 150.000! Dan barusan aja ngisi powercard di Game Master sebanyak IDR 10.000. Dari IDR 300.000, sebenernya ga ada apa-apanya sih dipake segitu. Tapi kalo diliat grafiknya, turunnya drastis banget dan menandakan bahwa saya ga bisa dipercaya buat megang duit *hiks hiks*

Agak shock juga saya kalo dipikir-pikir selama seminggu ini ngabisin setengahnya dari total IDR 300.000 buat hal-hal yang ga begitu penting (beberapa memang sangat penting sih, termasuk cicilan utang *halah*). Tapi yang saya ngga ngerti, kenapa uangnya bisa habis gara-gara Chic Choc, Pringles, Soyjoy, Cadburry, sama yang menurut saya lebih konyol : Seblak?! Kalo dipikir-pikir jajan sebanyak itu ga akan sampe 150.000, lha wong seblak aja cuman 2 rebuan. 5 rebu udah bisa sekalian beli Teh Poci juga. Bayar utang, lha saya aja bayarnya cuman 5 rebu, itu juga sisa 6 rebunya diikhlasin sama yang diutanginnya. Terus apa lagi ya? Oh iya, Game Master juga sih. Tapi saya cuman isi powercard 20 rebu. Misalkan kepake 20 rebu, jadi sisanya 280 rebu kan dari total 30 rebu itu. Nah namanya beli seblak and the gang kurang lebih 25 rebu (nyadar diri Soyjoy tuh mahal), berarti kan masih ada 255.000 perak lagi kan?

Yang 255.000 perak ini dikemanain? Itu dia saya juga ga ngerti. Saya beli apa aja sih sampe duit abis segitu? Oh iya saya inget! Ke Starbucks ngabisin 25 rebu (dapet bonus 10 rebu dari si papa), akhirnya sisa duitnya jadi 230 rebu. Ohya, sempet ke Timezone juga ngisi powercard 10 rebu jadinya sisa 220 rebu. Terus apalagi yang bikin duit saya tinggal 140 rebu?

Apapun itu intinya 2 poin :
  • Mengurangi frekuensi jajan
  • Mencari lagi duit
Masalahnya udah liburan kaya gini yang namanya duit itu wajib ada di dompet, apalagi barusan dari CiWalk ngeliat Nike, Cardinal, Jail, Adidas, udah pada nge-sale. Belum lagi pengen beli sepatu Converse, buset lah ini anak banyak maunya tapi pelit banget.. Ckckck

Ya Tuhan, semoga saya bisa ngehemat. Amin!

Eh, tapi kan mau karaokean --"
Haduh haduh, Zuma, Zuma...

Saturday, June 26, 2010

The Knowless Takes His Place

He doesn't know anything about us, even he always blamed everything to us.
He takes a new position which means that the one we've loved should resign and be substituted.
He doesn't even think about us, gotta see how selfish he is.
He doesn't want to care about us, eventhough his mouth said that but his heart didn't say the same.
He takes everything easily, even for the most serious problem. But he makes it more serious and more complicated for something easy, stupid, ridiculous, and damn funny.
He doesn't even know what's happening on us, but he tries to blend with us with his stupid argumentation.

Let's see how everything will go to the devil miserably soon...

Insomnia

Sebuah efek yang lama-lama jadi penyakit karena sudah mencapai taraf akut. State dimana seorang saya, Kaz mengalami suatu hal yang membuat saya susah memejamkan mata (terutama selepas membuat cerita horror atau terbayang sesuatu yang tak enak dipikirkan), malas berbuat apa-apa tapi banyak keinginan. Insomnia, penyakit yang sepertinya mewajibkan saya berada di depan Tablet PC saya untuk melanjutkan novel horror itu (justru saya tak bisa bergerak dan melirik kiri-kanan jadinya), atau membuka Mozilla Firefox (belakangan saya ganti jadi 'Godzilla Firefox'), atau terpaksa menyalakan TV dan menonton acara-acara yang relatif membosankan.

Penyakit ini berawal dari kegiatan saya internetan, bahkan sebelum pindah rumah dari rumah yang lama menuju komplek Duta yang jalanannya menjadi surga bagi para anak-anak, pengendara sepeda, pengendara skuter atau otopet dan pemain bulutangkis dadakan. Dulu, sedang jamannya main Rock Legend, dan mewajibkan saya terus memantau kegiatan band saya lewat monitor CRT. Belum lagi demam download yang selalu menyerang saya jika ada internet berkecepatan 'cukup' tinggi, komputer dengan minimum requirements ber-OS Windows atau Mac, prosesor Intel 'Pentium 4' atau 'Centrino Duo' atau 'Core2Duo; atau 'Quadcore', harddisk kapasitas besar, dan Mozilla Firefox dengan tema Persona 'L Death Note'. Ditambah lagi playlist di iTunes yang semakin mendukung penyakit ini merajalela dan menyerang saya selama 3 jam ke depan.

Apa saja yang dilakukan selama insomnia itu?
  • TV merupakan salah satu media terkomprehensif setelah internet, sehingga tak jarang saya menonton acara-acara seperti gossip malam yang menyebalkan, reality show, acara tanya jawab yang membosankan seperti lomba catur, bahkan siaran langsung F1
  • Secangkir moccachino atau coklat panas merupakan teman yang baik ketika insomnia (baca: begadang). Bahkan, suatu hari pernah saya rencanakan untuk insomnia sehingga sore harinya saya paksa pergi ke kedai kopi buat beli Choconut Almond
  • Handphone adalah teman yang baik ketika jeda iklan atau commercial break, atau ketika ada berita sisipan yang ngga penting. SMS adalah jalan terakhir ketika internet tiba-tiba nge-hang atau lemot dalam rangka in-touch dengan rekan-rekan senasib
  • Internet, media informasi yang kaya akan pengetahuan, hiburan, dan juga virus. Lewat internet inilah saya sering curhat mengenai kesedihan saya menjalani hari-hari dengan insomnia yang pada akhirnya membuat saya telat masuk kelas karena bangun jam setengah 7 pagi
  • Facebook atau Twitter selalu jadi andalan ketika insomnia datang menghampiri, dan juga Blog yang terima kasih sudah menjadi pendengar setia saya ketika saya harus marah-marah dan mengumpat
  • Torrents adalah geng motor yang menculik 'harta karun' yang saya inginkan
  • Indowebster adalah situs surga bagi para downloaders yang ingin menyedot harta karunnya dengan kecepatan yang tak bisa dipandang sebelah mata
  • Google merupakan bank info terbesar yang saya lihat, karena dengan kita mengetikkan kata 'Lingerie' maka sudah cukup bisa membuat kaum Adam betah di depan layar
  • Bantal guling merupakan teman yang baik yang bisa dijadikan sandaran ketika merasa mata sudah mulai merapat sekitar 2 milimeter
  • Jaket, sweater, vest rajut, hoodie, anorak, bahkan parka yang melindungi dari udara yang cukup dingin. Tapi percaya atau tidak, saya pakai jaket setebal itu tapi lihat celananya, di atas lutut!
  • Curhat colongan : Di rumah saya yang manapun, lokasi tempat insomnia selalu dekat dengan piano. Bukan masalah main piano atau tidaknya, tapi takut sewaktu-waktu papan penjarian itu tertekan tiba-tiba tanpa komando dari saya. Dan itu artinya novel saya menjadi nyata
  • Menulis note di Facebook atau copy-paste dari note seseorang adalah hal terakhir yang mentok kalau tak ada ide lagi (minimal notification berhenti kedip-kedip)
  • Menghindari cermin atau kaca atau benda-benda lain yang membuat refleksi
  • Game! Hal penting yang saya lakukan ketika insomnia datang menyerang adalah membuka game-game semacam Social City, Farmville, atau game-game lain yang memaksa saya untuk selalu online 24hours/7days/4weeks/12months
  • iPod atau MP4 demi menjaga telinga mendengar dari hal-hal yang tak pantas di dengar seperti gossip artis tengah malam atau berita mengenai bursa saham
  • Believe it or not, buku dongeng sebelum tidur biasanya berada tak jauh dari saya
  • Menggeser sofa ke spot terdekat, takut-takut tak mampu berjalan ke lantai atas untuk tidur. Sofa pun bisa jadi kasur dadakan walaupun epidermis akan bentol-bentol digigit nyamuk
  • Mengecek keamanan pintu dan jendela di lantai dimana saya berada (tak perlu lah naik-naik ke lantai atas. Sudah cukup banyak jendela disini). Tak hanya cukup dengan satpam yang bersiap sedia di depan rumah, pencuri atau penculik bisa saja masuk. Saya takut anak sekecil saya dengan wajah tak berdosa ini harus jadi korban penculikan dan dibarter dengan anak kambing, atau anak kecil berpostur chibi menggemaskan ini harus menghadapi para penyamun yang suatu saat bisa saja menyerang saya dan memasukkan saya ke dalam kardus TV lalu ditukar dengan hadiah langsung berupa kulkas satu pintu
  • Secangkir susu hangat untuk mempercepat perapatan mata (kalau memang sudah tak ada kegiatan yang lain)
  • Menghafal isi kamus. Coba saja dan lihat efeknya
  • Senam jari. Bukan di atas piano atau game Audition online, tapi di atas kalkulator nyasar --"
  • Menggigit sesuatu yang pantas digigit : Keripik pisang, kacang disko, biskuit coklat, chocobi, bourbon, bahkan ujung bantal
Selepas insomnia, maka rasa kantuk pun datang. Dan itu akhirnya segala barang pecah belah, perabot kotor, sampah kertas, puntung rokok ngawur (baca: Cheese Stick), selimut kusut, kabel modem, charger, Tablet PC, handphone, remote TV, iPod, bantal guling beserta pacarnya si sarung guling apek, dan yang terakhir diri saya yang kucel bin kumel ini harus dibereskan dan di kembalikan ke tempatnya. Mengembalikan mereka ke habitatnya merupakan perjuangan yang agak sulit, setelah halusinasi horror dan juga rasa malas serta berat badan yang tiba-tiba naik 20 kilogram membuat saya sulit bergerak. Kalau tidak dibereskan maka ratu Yuliana dari Belanda akan menyerang saya dengan bom molotov pada keesokan paginya.

Keesokan harinya saya bangun telat lagi, melangkah gontai ke kamar mandi sampai lupa ambil lingerie eh maaf salah briefs di lemari, dan kesiangan sampai sekolah sehingga terpaksa diadakan debate contest dadakan di pos satpam sekolah.

Le Temps Qui Passe : Human Recognition

Some of you might be lucky to have a gadget which has an ability of handwriting recognition, so do I who have been working on this Tablet PC for a long time. Handwriting recognition enables you to write your own handwriting letters and the system in the computer or device will recognize the letters. Usually the devices use a stylus or Tablet pen as a pen to write the letters.

As men keep developing the technology, and finally invent something called 'Human Face Recognition' which is used in security system that we can find in Airports, Harbor, even in the streets. The system enables us to recognize someone's face that the one who is chosen to be recognized was in a trouble or criminal performs.

But, there's something that sometimes the computer cannot recognize, even a man himself cannot recognize it. What's that? Human recognition. This is not about the physical identification or handwriting letters. But the man himself, something inside the man himself. Some cases and most of them are about the characters and attitudes, not the physical identification itself. I bet I've known them for so long but I guess I lose my bet because today I realize that I cannot recognize them anymore. Sometimes you think you've known someone well at all, but actually you haven't known him or her at all that you keep arguing for the recognition. The changes can happen sometimes somehow, and the changes can affect anyone, anywhere, and anytime. So sad I realize that I see no one I used to know, and so sad that I find nothing I used to know. What I hear is something I never recognize it. What I see is someone I never meet. Everything seems so different, even the system cannot recognize it. So I pray that everything's gonna be alright or at least back to where it has been. And I hope that someday the ability of recognizing them will come back into me as soon as possible.

"Cuz the saddest part is when you can't recognize people whom you love so much..." Klaus R Dewanto Ivanov - Pianist, Violinist

The ability will come back into me. And they will be back to where they've been before. Everything will be okay soon and another sun will shine brightly. Yeah, just like a song sung by Laura Fygi : Le Temps Qui Passe..

Friday, June 25, 2010

Budaya Mengantri (Semua Kena Kok)

Malem ini jadi malem yang berhasil bikin saya ngumpat-ngumpat di motor. Gimana nggak, sesosok pria seumuran kepala empat nyerobot antrian saya di kasir. Whadefak, kasian ibu-ibu di depan saya aja sampe kedempet sama bodinya yang ga kalah jebrag sama mukanya.

Jadi gini ceritanya, pulang dari Purwacaraka saya mampir dulu ke sebuah minimarket dengan akhiran ..........mart (hayo apa hayo?). Nah, setelah ngambil A&W Sarsaparila dan pulpen bertuliskan Zakumi, World Cup 2010 saya langsung ikut antrian di kasir. Di depan saya juga ada ibu-ibu yang lagi proses bayar beserta anaknya yang masih kecil. Lagi asik-asik ngeliatin deretan coklat sama kondom yang dipajang mencrang (oops?!), tiba-tiba ada sesosok manusia semacam Shrek berdiri di belakang saya. Langsung aja tuh Pak Tua naro dua gelas minuman kaleng buat panas dalem (ketawan lagi sakit goroan) sama entah pulpen entah coklat di meja kasir. Si ibu yang lagi proses bayar juga agak risih, apalagi gue yang di depannya banget. "Nih bocah maunya apa sih?", batin saya. Dan sebelnya tuh tua-tua keladi ngeliatin saya dengan tatapan sinis. Saya kesel jadi balik ngedelekin (ga terima dong gue didelekin ga ada salah, anjrit tuh abah-abah ladu!). Si mbak kasir juga jadi ikutan mesem mukanya gara-gara biawak itu ikut ngeksis di catwalk produk, eh maksudnya meja kasir. Pas saya udah mau bayar, itu bapak-bapak nyedek si ibu-ibu itu sampe akhirnya 'mengalah' (anjrit ga gentle banget tuh bocah). Saya yang masih baik cuman ngeliatin sinis ke orang itu. Setelah orang itu bayar, saya rada ngumpat sedikit. Kasirnya ngedenger tapi cuman ikutan kesel dalam hati sambil ngelus dada. "Sabar.. sabar..", katanya.

Setelah selese, saya ke motor lagi dan langsung cerita ke anak-anak. Mereka ketawa-ketawa pas sepanjang jalan ke Duta saya mencak-mencak marah-marah ngumpat-ngumpat ngedoain hiu martil itu yang jelek-jelek. Dari mulai Hachiko, Patkai, wilayah Saritem, penghuni neraka, orang idiot sampe segalanya saya sebutin (keabsen semua kayanya). Kocak deh malem itu. Coba ya budayakan ngantri. Anak kecil kaya saya aja mau ngantri, masa abah-abah ladu kaya gitu ga mau ngantri? Lagian kalo ngantri juga pasti semuanya keladenin kok sama kasirnya (ya minimal dipindah kasir kalo emang shiftnya selesai ato mesin kasirnya rusak). Ckckck kalo gini sih gimana negara bisa maju?

For The Expectation That's Hard To Come True

Would you just try to spend the time just for me please? Maybe a whole day, a half day, even an hour? Or should I pay for your time in paying your salary?

Guess what, you've been to many places that I must have been so envy cuz couldn't be there. Remember, you've missed my birthday for twice that I was hurt. You've been so busy and put me as the third place. You've spoiled her and ignore me like I'm a jerk because she's been so special for you huh?! Frequently you snapped me for something I didn't know. You blamed me for something that damnfully I swore I never knew about that!

Why can't you try to listen to me? Look at me, I'm sick right now but nobody knows about that. Even Mom keeps getting busier day by day and considers that pain as something easy. Listen to me and look at me! We're definitely living in different world, and you always blame me for that. Look back what you've done, you made me like this. Eat that!

Daddy, can you listen to me..

Thursday, June 24, 2010

Them : Daddy and Bunda

Sudah lama sekali saya mengenal mereka walaupun terkadang saya juga kurang bisa mengerti mereka dengan baik (dan mereka juga sibuk dengan urusan mereka masing-masing). Sekarang biar saya coba ceritakan tentang Daddy dan Bunda satu persatu.

Daddy :

Sepintas wajahnya terlihat mirip Detri Warmanto (ada yang kenal? Pacarnya Aryani di film kepompong), walopun profile picturenya cuman gambar tanda seru doang (apaan sih pah, ga rame Profile Picturenya). Daddy ini yang paling jauh jauh jauh jauuuh dari rumah. Sibuk dengan urusan, kegiatan, dan pekerjaannya membuat saya jarang bertemu beliau. Ada Facebook tapi jarang dibuka. Saya kirim wall aja jarang dibales saking sibuknya, dan yang kadang bikin sebal justru dia lebih dulu bales wall temen-temennya daripada saya (sabar Kazu sabar...). Tapi entahlah, Daddy begitu sibuk jadi ya..
Daddy itu orang yang charming, dan dulu sebelum pergi ke Yogyakarta adalah sosok yang sering temenin saya ngobrol di tangga. Sepulang sekolah biasanya saya cari Daddy dan curhat atau cerita tentang banyak hal. Ohya, saya inget saya masih simpen pin dari Daddy yang sampe sekarang ngga saya ilangin. Pin itu kecil, tapi banyak kenangannya. Sempet berdarah gara-gara pin bertulisan 'Master of Sound' itu tapi gapapa deh (luka ketusuk jarum pin ga ada bandingnya sama perihnya neraka *sok alim*). Waktu perpisahan SMP, Daddy ngga ada soalnya dia udah di Yogyakarta. Sedih sih, perpisahan ngga ada Daddy tapi ya mau gimana lagi.

Kalo Daddy pulang, yang pertama saya lakukan pasti teriak seneng. Secara lama ngga ketemu pasti kangen banget. Waktu itu aja peluk Daddy begitu lama dan ga kerasa ini mata mulai basah. Tapi sebelnya, Daddy pulang cuman sebentar terus dia pergi lagi ke Yogyakarta. Can you stay here for longer, please? Saya selalu pengen habiskan waktu bareng sama Daddy main kemana. Entahlah, sudah begitu lama tak bersama. Pengen banget cerita banyak hal, tapi selalu waktu dan kesibukan yang jadi patokan. Tapi akhirnya, satu penggal kalimat dari lagu Sherina : "Rasa syukur ini karena bersamamu juga susah dilupakan, oh ku bahagia". Saya berterima kasih sama Tuhan karenanya. Daddy orang yang dukung saya dan saya berterima kasih akan hal itu.

Bunda :
Ga kalah sibuknya sama Daddy tapi sosok yang bisa dibilang lebih charming daripada Daddy. Lebih sabar dan senyumnya itu loh (I'm melting, Mom). Senyum bunda sering berhasil bikin saya tenang kalo lagi emosi (bunda pake magic apa sih?). Bunda kadang larang ini itu ato kasih tau ini itu buat kebaikan saya. Bunda juga tipe orang yang menyenangkan buat diajak cerita ato jadi sandaran kalo lagi down. Tapi lagi dan lagi kesibukan yang jadi patokan, bunda begitu sibuk jadi kita jarang ketemu. Lagi, ada Facebook tapi wall saya jarang dibales. Sebenernya banyak sih orang yang ngirim wall ke Facebook bunda atau nge-tag bunda sesuatu dan hasilnya sama aja kaya saya, jarang direspon saking sibuknya. Bunda orangnya pekerja keras, ulet banget nekunin satu hal. Bunda pengen ke Mesir, dan saya dukung walopun saya sedih karena artinya jarak diantara saya sama bunda semakin jauh. Sama daddy aja udah jauh sekarang harus bunda juga ke Mesir? Hhhh.. entahlah (nge-blank).

Bunda pinter berkata-kata, walopun sekalinya marah bikin saya ngeri (pernah sekali marah dan saya ga mau bunda marah lagi). Jago berbahasa juga. Sosoknya juga bisa dibilang religius, dan yang jelas beda banget sama saya (nakal, gila, childish, bunda maafin ade ya hiks). Tapi walopun saya nakal, bunda tetep sayang sama saya. Ade juga sayang bunda. I love you, Mommy!

Dari keduanya, ngga ada yang dibilang 'lebih sayang siapa' karena dua-duanya juga saya sayang banget. Punya karakter yang beda-beda tapi itulah yang bikin sayang saya ke mereka ngga bisa dibandingin. Ga bisa tuh ada istilah 'sayangku bagi dua' kalo kata lagunya Christina Colondam pas jaman saya SD. Mereka berdua yang berhasil bikin saya nangis kalo udah rindu setengah mati, ato mereka berdua yang berhasil bikin saya teriak seneng dengan kehadirannya. Thanks Mom, thanks Dad, you're so much precious for me :P

Gesek Powercard atau Masukkan Koin Lalu...

Kebiasaan saya kalau main Pump it Up :
  • Gesek satu kali aja, tapi mainnya beberapa kali (ngga kaya orang laen yang kalo mau main langsung gesek beberapa kali, alih-alih ga ngasih kesempatan orang laen buat main. Saya sih orangnya baik ya :P)
  • Speed 4x, Freedom, Earthworm
  • Paling sering jajal channel K-pop
  • Songlist yang paling sering dimaenin :
    • BanYa Production - DJ Otada (Hard)
    • Yahpp - Pumptris Quattro (Hard)
    • Yahpp - Chimera (Normal)
    • JTL - Enter The Dragon (Crazy, Freestyle)
    • Som2 - Deja Vu (Crazy, Freestyle)
    • Turtles - What's Going On (Nightmare)
    • Cachy Huang - Up, Up (Nightmare, Crazy)
    • BanYa - Dr.M (Crazy)
    • BanYa - Love is a Danger Zone (Freestyle)
    • BanYa - Winter (Hard)
    • BanYa - Point Break (Crazy)
    • BanYa - Witch Doctor (Crazy)
    • Sechskies - Com' Back (Crazy)
    • Novasonic - Another Truth (Freestyle)
    • Lexy - Greenhorn (Freestyle, Crazy)
    • T.O - Footprints (Crazy, Freestyle)
    • Lee Hyun Do - Sajahu (Crazy, Freestyle)
    • Perry - Storm (Crazy)
    • Cho PD - My Friend (Crazy)
    • Wondergirls - Tell Me (Crazy)
    • Super Junior - U (Crazy)
    • Epik High - Fly (Crazy, Freestyle)
    • BanYa - Turkish March (Crazy)
    • BanYa - JBong (Hard, Crazy)
    • One Two - Shake The Bootie (Freestyle)
    • Manresa - Le Code de Bonne Conduite (Crazy)
    • Tashannie - Caution (Crazy)
    • BanYa - Monkey Fingers (Hard)
  • Sering gagal kalo maen lagu ini :
    • BanYa - Witch Doctor
    • BanYa - Winter (Crazy)
    • WAX - I'll Give You All My Love (Crazy)
  • Gagal gara-gara :
    • Speed kecepetan
    • Speed kelambatan jadi terlalu dempet
    • Lupa ngga nge-reset kalo udah pake Earthworm
    • Kecapean
    • Males
  • Biasanya maen2 ato 3 kredit. Kalo semangat bisa sampe 6 kredit.
  • Paling ngaret kalo pulang gara-gara maen ginian
  • Paling kesel kalo pad udah ngga responsif, ato layar monitor udah rusak
  • Paling jijik kalo ada yang maennya jelek tapi sok ngegaya
  • Kalo ada senior yang maen, bukannya takut ato malu tapi suka ngga tau malu (namanya juga anak-anak)
  • Kalo ada yang ngajak maen berdua ujung-ujungnya maen di channel BanYa
  • Paling seneng kalo maen berdua sama yang se-level (maksimal kisaran level 14, kan masih anak-anak)
  • Kalo ga maen di BTC, seringnya di Parijs van Java. Belakangan ini jadi maen ke IP ato BIP juga (di BIP udah ada Fiesta loh! Asik!)
  • Ga ikutan community ato team apapun > freelance
  • Pernah ikutan lomba sekali, dapet hadiahnya waktu games doang
  • Pernah disepet sama seseorang, "Maennya ngos-ngosan banget dek". Saya sepet balik, "Wah, ada kribo ngantri maen!"
  • Pernah dimarahin bunda, "Jangan maen itu terus kamu udah pucet itu mukanya!". Sampe rumah saya demam
  • Lagi sakit tulang ekor aja masih maksa maen crazy dance
  • Kata temen-temen saya, kalo lagi maen kaki saya kaya iblis
  • Maen pasti keringetan. Kata kaka saya kaya habis mandi
  • Pernah keram di tempat (konyol)

Wednesday, June 23, 2010

Missing Tunes : Pump it Up O.B.G

Saya maen Pump it Up dari versi O.B.G (Oldies but Goodies) sampe yang paling baru, Fiesta. Saya maen dari kelas 3 SD sampe sekarang. Berarti udah lama banget, lebih dari 8 taun saya udah joget-joget di atas pad ber-step 5 biji itu. Dari mulai maen di mode Normal sampe akhirnya ngacir ke Crazy, Freestyle, dan Nightmare. Selama itu juga udah banyak lagu-lagu yang saya maenin. Beberapa saya mark sebagai favorit, tapi justru saya kehilangan beberapa lagu yang ternyata pas saya cari di Fiesta juga ngga ada. Buat informasi aja, di Pump it Up 'Fiesta' itu mencakup koleksi lagu yang paling komprehensif, dari mulai jaman jadul sampe yang paling baru.


Satu lagu yang jadi andalan saya waktu dulu masih maen di O.B.G, yang cuma saya dapet di mode Hard. Lagu ini juga jadi kesukaan temen saya waktu SD, DJ. Kita biasa sebut lagu ini 'Lagu Kereta'. Mungkin lagu ini kalo di Pump it Up Zero atau Absolute ada di mode Hard dengan range level sekitar level 6 atau 7. Mirip sedikit mirip 'Dr.M' atau 'Love is a Danger Zone 2'. Sekarang ini saya biasa main di Pump it Up Absolute, dan kadang-kadang maen di Zero. Walaupun sekarang ini lebih nyaman di Absolute gara-gara ada 'DJ Otada' dan 'Pumptris Quattro'. Lagian, Absolute kan udah pake LCD, sementara kalo Zero masih pake monitor CRT.





BanYa - An Interesting View (Seoul Train)
Lagu ini udah lama ngga saya maenin. Dan kalopun saya maenin, semoga aja ada mode Crazy-nya (songong mentang-mentang mode Hard udah bisa :P). Saya mark lagu ini sebagai favorit, setelah Another Truth dari Novasonic dan Run to You dari DJ Doc (waktu itu tapinya, sekarang saya udah agak males maenin Another Truth dan Run to You udah ga tau kemana). Pertama main lagu ini pastinya failed, lama-lama dapet nilai C dan saya ga dapet bonus game. Akhirnya setelah ngejago, dapet B dan sekali maen lagi dapet A. Waktu itu saya maen lagu ini diantara temen-temen saya dan saya yang pertama dapet A (songong). Saya suka lagu ini soalnya lagunya lucu, belum lagi BGA videonya yang kocak. Ada keretanya nyengir, mbak-mbak yang cute, sama kakek tua yang mirip sama kakek-kakek Pringles. Setelah itu, Timezone pindah dan mesin Pump it Up O.B.G ngga ada lagi. Akhirnya saya maen di Prex3, Exceed, Zero, NX, NX2, dan yang sekarang saya betah maen itu di Absolute. Di Absolute, ngga ada lagi lagu kereta itu. Saya kangen sama lagu itu :P







DJ Doc - Ok? Ok! (Beauty and The Beast)
Ada 2 lagu favorit DJ Doc, Beauty and The Beast sama Run to You. Kalo Run to You yang saya inget sih di bar-bar awal ada beberapa upper-double steps. Kalo Beauty and The Beast terkenal gara-gara beat 1/8 dari upper left dan upper right steps. BGA videonya juga keren. Mantep deh nih lagu.





DJ Doc - Run to You
BGA videonya ada gambar cewenya yang rada mirip Shizuka. Bar-bar awal lagu ini diisi sama not 1/4 upper-left-right double steps. Waktu ikutan Pump Competition for Kids, lagu ini jadi lagu wajib. Saya sama temen saya maen lagu ini di 1st stage, 2nd stage ambil lagu Another Truth, dan 3rd stage ambil lagu apa ya saya lupa. Pokonya lagu ini asik lah. Saya juga waktu itu sempet maen lagu ini di mode Hard. Tapi berhubung udah lama ga maen lagu ini kayanya bakal agak bingung sama pergerakannya.





U.P - Puyo Puyo
Setelah lancar maen Pump it Up, saya nemu lagu ini. Jadi lagu favorit saya sama sepupu saya, Fah Mi Sung. Cuman sekarang dia senengnya maen bola, katanya pengen kaya Park Ji Sung. Ah rehe nih, jadi saya sendirian maen. Ah tapi tenang saja masih ada Ebil yang doyan maen Pump. Lagunya rame, kaya lagu buat anak-anak. Udah gitu videonya juga kocak. Cowo cewe kartun abis. Kaya terbang-terbang pake payung warna-warni (lihat BGA 'Moonlight', ada cowo cewe juga terbang pake payung tapi bedanya 'Moonlight' BGAnya horror kalo ini kaya anak TK).





Cool - Man & Woman
Cool ga cuma eksis di Audition aja, ternyata di Pump it Up juga (kemudian menyusul Wondergirls, Epik High, dan Super Junior yang eksis di Pump. Terakhir liat ada Kara juga di Fiesta). Lagu ini salah satu lagu yang jadi andalan anak-anak kalo maen Pump it Up. Tapi saya ga begitu suka. Entah kenapa.


Sebenernya masih banyak lagi sih lagu-lagu lain yang saya tau lagunya kaya gitu, cover depannya gitu tapi ga tau judulnya. Tapi ya semoga aja bisa ketemu di Fiesta. Ntar kalo saya maen di Fiesta lagi semoga bisa nemu An Interesting View lagi. Amin!

Sistem Koordinasi, Sistem Saraf dan Tulang Ekor

Di tahun kedua ini, salah satu sub-bab yang saya pelajari di pelajaran biologi mengenai sistem saraf pada manusia yang termasuk kedalam bab sistem koordinasi. Bab yang berada di urutan ke 9 dari buku paket biologi saya ini menjelaskan sangat banyak pengetahuan mengenai bagaimana organ-organ tubuh kita dapat bekerja secara selaras dan teratur. Dan di bab ini pula saya mengetahui betapa bahayanya penyakit-penyakit atau gangguan yang berkaitan dengan sistem koordinasi.

Memasuki sub-bab dari sistem koordinasi, adalah sistem saraf manusia. Sistem saraf pada manusia terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf pusat berfungsi mengatur dan mengendalikan semua aktivitas tubuh. Otak terdiri dari dua belahan (hemisfer), belahan kiri dan belahan kanan. Kedua belahan dihubungkan oleh balok otak yang berongga berisi cairan getah bening (cerebrospinal). Otak dibagi menjadi tiga daerah, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Otak besar (cerebrum) merupakan bagian terluas dari otak berbentuk oval. Otak besar merupakan pusat seluruh aktivitas tubuh, antara lain pernafasan, kesadaran, ingatan, keinginan, kecerdasan, kepribadian, daya cipta, dan lain-lain. Otak tengah (mesenchepalon) memiliki saraf okulomotoris (yang berhubungan dengan pergerakan mata), misalnya mengangkat kelopak mata atau memutar mata. Otak kecil (cerebelum) berfungsi mengatur gerakan otot dan keseimbangan posisi tubuh. Sementara itu sumsum tulang belakang merupakan lanjutan dari medula oblongata terus ke bawah sampai tulang punggung, tepatnya ruas kedua tulang pinggang (canalis centralis vertebrae). Di dalam tulang punggung terdapat sumsum punggung dan cairan cerebrospinal, yang menyerupai cairan yang ada di otak. Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat gerak refleks, penghantar impuls dari kulit atau otot ke otak, dan membawa impuls motorik dari otak ke otot tubuh.

Pada sistem saraf tepi, sebenarnya adalah lanjutan dari neuron yang bertugas membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi pada manusia terdiri dari 31 pasang saraf spinal (saraf tulang belakang) dan 12 pasang saraf kranial (saraf kepala). Sistem saraf yang disusun oleh 31 pasang saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang merupakan campuran berbagai saraf. Sistem saraf sumsum tulang belakang berasal dari arah dorsal, sehingga sifatnya sensorik. Berdasarkan asalnya, sumsum tulang belakang dibedakan menjadi 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan 1 pasang saraf ekor.

Sepenggal kalimat yang saya ambil dari rap sebuah lagu yang dinyanyikan oleh Tashiru dan Kang Ebith Beat A, kurang lebih seperti ini : "Satu bagian terluka, maka bagian yang lain ikut merasakannya". I think it also affects to the coordination system of human. Sore itu saya main Pump it Up di Game Master. Di mode Freestyle lagu Deja Vu dari Som2, saya mengakhiri beat terakhir dengan dua buah center step di kedua pad. Saya pakai kedua tangan saya buat menekan kedua step itu. Ketika jatuh (menekan pad), gaya saya terlihat seperti patung Yesus sang Penebus di Rio de Janeiro dengan kedua tangan merentang, tapi konyolnya kedua tangan terentang karena menekan center step dan saya dalam keadaan 'duduk' bukan 'berdiri'. Kaki saya menghantam lantai cukup keras dan yap, sepertinya saya melukai tulang ekor saya karena duduk di pad yang keras. Selepas bermain saya bahkan masih bisa merasakan rasa sakit itu. Saya salah, seharusnya pada bagian tulang ekor dan pinggang harus lebih dinaikkan untuk mencegah cedera. Seperti halnya dancer senior, mereka bisa menghindari cedera itu. Saya sering lupa akan hal tersebut yang akhirnya melukai diri saya sendiri. Sepulang dari sana, kepala saya terasa sangat pusing. Saya mengelus-ngelus bagian punggung bawah (atas pinggang) dan teringat akan satu hal. Saraf ekor. Saraf yang berhubungan dengan sistem saraf tepi dan pusat. Mulailah saya memikirkan sakit itu. Teringat teman saya ketika SD yang sekarang sudah ada di pangkuan-Nya. Sakit yang dideritanya berhubungan dengan sistem saraf tubuhnya karena hal sepele : temannya menarik kursinya ke belakang jadi dia terjatuh dan melukai tulang ekornya. Dia mengalami sakit yang begitu lama, entah setahun atau dua tahun sampai akhirnya dia menghembuskan nafas terakhirnya. Kata-kata ibunya pun masih terngiang di telinga saya, "Jangan main-main sama tulang belakang apalagi tulang ekor".

Malam itu saya menghabiskan malam saya dengan melukis. Lukisan rumah yang terlihat seperti lukisan abstrak, dalam ketakutan, kesedihan, dan kegalauan akan sakit itu datang. Saya tetap merasa sakit di bagian itu, tulang belakang dan tulang ekor. Perlahan merambat ke kepala saya dan mata saya pun seperti tidak bisa menangkap fokus objek dengan baik. Saya mendadak sangat lelah dan beranjak ke tempat tidur. Di atas tempat tidurlah, saya semakin takut karena dihantui sakit itu yang pada akhirnya mengantarkan saya pada satu kata yang menakutkan bagi siapa saja : kematian. Bayangan-bayangan tentang teman saya itu menghantui tidur saya. Tak terasa saya menangis dalam tidur saya. Menangis karena ketakutan itu. Pelajaran biologi pada bab itu benar-benar saya camkan dan saya ketakutan karenanya. Saya tidak takut untuk bermain Pump it Up lagi karena saya menyukainya. Saya hanya takut tak bisa bermain Pump it Up lagi karena kesalahan yang saya buat. Itu saja. Dan saya takut, kejadian yang menimpa teman saya akan saya alami juga. Saya hanya bisa berdoa dan berdoa, semoga saya bisa segera sembuh dan masih menikmati nikmat hidup yang telah Dia berikan pada saya. "Dear Lord, wipe my tears and blow my pain away. Forgive me for all my sins and make a stairway to be nearer to Thee, Lord."

Saya benar-benar ketakutan.

Saturday, June 19, 2010

Not In The Way I'm Exactly

I'm not on my way, I guess I should turn back and see what has been left. So, where have I been into for so long? I'm not getting drunk but I'm driving myself into the wrong way. Seems like I should look back into my map and re-plan my trip.

Turning back to the way I was, when I was in really really the way I was. I had all my weaknesses and my excesses. I wasn't really happy, but at least I was in the way I was which made me comfort. I had no forces, and wasn't forced. I had troubles but I had also my happiness. I saw the both of good things and bad things. I used to stay up until 11 o' clock in the nighttime, wasted my time by editing some pictures, drawing something, crying for something miserable, laughing crazily so pee on bed, doing my damn homeworks, listening to my playlist and at last, doing nothing. The situation wasn't at the best state, but I used to be like that in the situation such a boring life. And I felt no bad of that. I didn't give damn at all.

Things started changing when I had my new life, when everything and everyone changed as I changed myself. I was the bookworm one, the geeky one, a 15 years old boy into classical music, violin, piano, jazz, and Pump it Up. I woke up in the morning and prepared everything for my school. I followed the school rules and became a shit ruled by the rules. I was a nice kid, and obeyed almost everything they said. I preferred to give in and let them win that shit. I slept for approximately 7 hours every night, spent my time for studying or listening to the music or reflecting myself. I prayed so the nightmares wouldn't haunt into my dreams.
But seems like everything has changed a lot so now I'm a 16 years old boy into electro-house (I've been into electro-house for a long time but it's more intense nowadays), flaming cocktail, nightlife, drunkard drinking a dozen glasses of Kamikaze, rascal, skipping school, and disobeying the rules. I sleep lately at 3 o' clock in the morning and I find myself half-awaken at 11 o' clock. I sometimes skip the school and just go somewhere I can belong and have some fun. I dance crazily and hurt myself when I'm hurt. I scream when someone snap me, I rap sarcastically when someone chaff me. Everything has changed, so have I.

But I don't know why. I don't feel like the 'real' Kaz as I used to be. Kazuma wasn't like that. But Kazuma enjoys to be like that. Everything's so wrong but so right. Yep, hot and cold. I think I'm not in the way I am. I didn't use to stay up for that late. I didn't use to go to nightparties or pub, or dance crazily even hurt myself when I was hurt. I don't know what's going on, what's happening in my mind. Random shits fulfills my mind and slowly I'm going to explode. I lose my character and this is not the real me. I've adapted myself into a new environment. But the result of the adaptation doesn't make me comfort. Something's wrong inside. And I don't know what's that.

I try to be myself in my new environment but still I don't feel belong. I'm on A and they're on B, unless I'm on B and follow the B. I realize that I've done something which doesn't describe me in fact. I feel so far from my Lord and I just want to confess all my sins (if I did). The 'new' Kaz isn't always good at all. Just like new technology which connects people from computer to computer. Doesn't it make people meet them easily by talking via chatbox or testimonial box or 'wall'? And it makes people miss something important : Direct (read: Live) Communication, human-to-human. Something new isn't always good at all. And I think I should turn back to where I've been and starting a new trip. Maybe to the same place somewhere I can be happy and live peacefullly, but I'll choose better way(s).

Wishes That Will Never Come True

One of the human basic attitude is never satisfied at all. And sometimes it becomes a nightmare for some people. It also affects my life. As I still consider myself as a human, I realize it and know that something must have been affecting my life.

My life is full of insane ambitions, irrational wishes and illogical expectations. The wishes, the expectations, they keep coming day by day and there start random shits in my mind, keep lingering over and over again like a volcano about to erupt and finally explode like Allegro Vivacissimo. And unfortunately most of them are irrational and illogical expectations. Seems like hoping for a fire in the deep of the blue north Atlantic where Titanic has laid upon the sea floor for more than 90 years. I don't believe that, I've been living with such of crazy wishes like them. And I can't believe that I've made it through (read: nightmares).

The confession will be told here. A large number of insane expectations has been haunting me for a long time. The first is about my family. I'm so sorry but sometimes, I wonder to choose my own family, the members, the lot, the money that will never run down to bankrupt. Just like The Sims, you create your own family, you move them into an empty lot or a new house, you buy the things, you live the life. But life isn't The Sims which enable you to control anything in your hand. God has made it, God has created it, God has planned it. And we're playing on His big drama. No one knows when will he stop from the drama. Everyone has his/her own time to play and quit. But 'The Director' makes it secret. I realize that I should live my life. I know how's that. I know this drama sometimes won't be like I want. Sometimes a protagonist doesn't have a happy scenes or beautiful scenes, instead lives the life with the sadness, sorrow, even disasters. A protagonist sometimes faces great enemies and gotta kick 'em away. That's not an easy thing to do. A protagonist sometimes faces a complicated trouble that mazes their mind. It's not easy to be a protagonist, eventhough the antagonist is also hard to be played.

It may seem kinda selfish thing, choosing your own family. Arrange the members and set the characteristic. Choose the physical identity and cheat the money. Build the house as big as great as fabulous as you want. And then just enjoy the rest time. I know it will never happen. But sometimes, I just want to end these all and find the new one. The new life. How to find the new one?

I don't even know how to answer that. I'm lost in my own mind, drowned in my random shits. Can't breath, like freeze. So I have no idea and lost deeper and deeper. Whereas the wishes and the dreams keep haunting me and scaring me. The envy starts growing up. I'm trapped and don't know what to do. Seems like hanging myself is the last phrase, although I know I won't do that.

Friday, June 18, 2010

Another's Soul in Your Body

"And I feel just like I'm living someone else's life. It’s like I just stepped outside
When everything was going right..."
Michael Bublé - Home

It was my favorite song, and also reminded me to a sad sad memory. They've passed away and left us all in this death-based world. But I'm not gonna talk about the song. Note the sentences above.

Living someone else's life, or at least you're not in the way you're exactly. Seems ironic. You're losing yourself. Where's the real 'you' exactly? And who is living in your corpse actually? Who's controlling your mind and you feel like you're comfort in the way you're recently but it shouldn't happen. You're about to follow the game rules but soon you realize that the game rule is just killing you softly and throwing you away from the game. You do what you like but you know that someone's hurt there by your actions. And you ask to yourself, "Who am I?"

I've felt the same thing. It felt like a reincarnation. After the 'death', I live in someone else's body (human, not animal). I don't feel okay with the new 'corpse' and wish that I can be the way I was. Hard to get used to be like that, just like adapting a camel to live in coniferous Siberian forest. I remembered something : "School teaches you ABC, but environment teaches you the lessons of life". And I saw the great impacts of the lessons. You're friend with a geek, slowly you're about to become a geek. You're friend with a rascal, count it day by day and see how many times you skip the school. I personally describe myself as the introvert one, although the test result told me another story. "Ambivert", yeah I dunno exactly. I described myself as a young boy sitting in a chair of a royal restaurant, enjoying the dinner with the great city view, Cabernet Sauvignon, Fish Sashlik, Salad de Roi, and Chocolate Mousse as the dessert (the description was also based from what-they-said about me). But suddenly, I was forced to describe myself as a drunkard drinking 10 glasses of draught beer, smoking hard like a coal engine, driving the car crazily and ending yourself by hitting another's car. From the educated to the jerk. You must have been crazy.

But that's it. You cannot ignore it once you feel that. Everyone must have felt the same. I've felt that and Thanks God, You've shown me the way I am exactly. So, just try to be yourself. Because you're different with them and you have your own 'trademark' that cannot be 'copied' by the others identically.

Thursday, June 17, 2010

Holiday Plan : Mid 2010, What's Your Destination?

By and by I'm gonna have my holiday. The holiday is estimated to be 2 weeks holiday. So, I gotta prepare for a long long long vacation! T-shirts, shorts, jacket, briefs, iPod, backpack, money even credit card (if necessary), Clinique Happy for Men, music magazines, novels, Sony Ericsson w580i, sneakers, Croc, pairs of socks, Folker cap, Casio Exilim S10, and what else? I guess I've mentioned all the primary items for my holiday but yet I mention one thing, and the most important thing above all.

The Destination!

Where will I go? Let's talk about this first.
I've thought about several holiday destinations. Bali, Yogyakarta, Cirebon, Singapore (and recently I heard a flood in Orchad Road wtf I couldn't get there if so!), Batam, or just stay home.
I asked Dad about our plan, but he thought that Singapore wouldn't be the destination. Well, a bit disappointed but something new just made me shocked for a while. Speechless.

My uncle from Bangkok visited us and would stay for several days (about 10 days). He saw me working on my Tablet PC, my biology thesis (wtf I haven't finished it yet for a long long time!). He approached me and saw my work.
"Biology?"
"Yep.."
"Wow, is that your homework?"
"My assignment before the holiday. Huh.."
"So when is your holiday?"
"Just by and by, maybe next week."
"Did you get any plans?"
"I dunno exactly. Staying home is kinda shit for me. Yeah, I gotta do something or go somewhere. Well, MBK (read : Mahboonkrong) seems interesting for me. I may be able to buy new stuffs and gigs. Nokia X6 seems to be cheaper there."
"Ah, it's just a common shopping center. Like Bandung Supermall or Grand Indonesia."
"But the atmosphere will be so much different."
"So why don't you join me go back to Bangkok?"

I became speechless for a while. Laughed simply and yelled,

"Why not?!! CAN I GO TO BANGKOK?!!"

I jumped happily.

Friday, June 11, 2010

Copied from Tessa's blog : Cross Out The Things You Have Done

What should be done when finally find out nothing else to do after copying some files and doing those damn homeworks? Looking at the notification bar on the top of Facebook page and it doesn't show anything but rigid icons? I log in to my blog and see the blogroll. Tessa had posted something interesting for me. Why is so interesting? Cuz I have nothing to do.

Copied and pasted here, you should see my answers :D
Tessa's answers > here!

Graduated High School.
Kissed someone.
Smoked cigarettes. Got so drunk you passed out.
Rode every ride at an amusement park.
Collected something really stupid.
Gone to a rock concert.
Helped someone.
Gone fishing.
Watched four movies in one night.
Gone long periods of time with out sleep.
Lied to someone.
Snorted cocaine.
Failed a class.
Smoked weed.
Dealt drugs.
Taken a college level course.
Been in a car (motorcycle) accident.
Been in a tornado.
Done hard drugs (i.e. ecstasy, heroin, crack, meth, acid).
Watched someone die.
Been to a funeral.
Burned yourself accidentally.
Ran a marathon.
Your parents got divorced.
Cried yourself to sleep.
Spent over £200 in one day.
Flown on a plane.
Cheated on someone.
Been cheated on.
Written a 10 page letter.

Gone skiing. (snowboarding)
Been sailing.
Cut yourself. {accidentally}
Had a best friend.
Lost someone you loved.

Shoplifted something.
Been to jail.
Dangerously close to being in jail.
Had detention.
Skipped school.
Got in trouble for something you didn’t do.

Stolen books from the library.
Gone to a different country.
Dropped out of school.
Been in a mental hospital.
Watched the “Harry Potter” movies.
Had an online diary.

Fired a gun.
Gambled in a casino.
Had a yard sale.
Had a lemonade stand.
Actually made money at the lemonade stand.

Been in a school play.
Been fired from a job.
Taken a lie detector test.
Swam with dolphins.
Gone to sea world.
Voted for someone on a reality TV show.
Written poetry.
Read more than 20 books a year.

Gone to Europe.
Loved someone you couldn’t have.
Wondered about your sexuality.
Used a coloring book over age 12.
Had surgery.

Had stitches.
Taken a taxi.
Seen the Washington Monument.
Had more than 5 IM’s/online conversations going at once.
Overdosed.

Had a drug or alcohol problem.
Been in a fist fight.
Suffered any form of abuse.
Had a hamster.

Petted a wild animal.
Used a credit card.
Gone surfing in California.
Did “spirit day” at school.
Dyed your hair.
Got a tattoo.
Had something pierced.
Got straight A’s.
Been on the Honor Roll.
Known someone with HIV or AIDS.
Taken pictures with a webcam.
Started a fire.
Gotten caught having a party while parents were gone away.

Monday, June 7, 2010

Tenggelam dan Hilang

Matahari semakin condong ke arah barat, dengan sudut istimewanya menciptakan efek spektakular di permukaan air laut yang berkilauan. Bayangan tubuhku di lantai kayu terlihat memanjang, seolah aku bertambah tinggi. Penipuan alami yang mengagumkan. Aku tak pernah membayangkan diriku setinggi itu, jika tinggi bayangan dan tinggi diriku dalam kenyataan adalah sama. Suara mesin yang terdengar cukup berisik walaupun aku berada jauh diatas mesin tersebut, namun menyisakan raungan dari asap tebal berwarna hitam yang dihubungkan dari mesin diesel di dek terbawah menuju pipa-pipa pembuangan dan berakhir dengan kepulan bak pukulan tinju dari cerobong asap. Ya, aku berada di atas mesin ini. Mesin yang tak lain hanya diselubungi cat berwarna putih dengan segala kemewahan yang ada di atasnya. Mesin yang mengantarkan orang dengan puluhan, ratusan, bahkan ribuan harapan di tempat tujuannya. Mesin yang menjadi kebanggaan dan ketakutan tersendiri bagi mereka yang fobia air. Aku tahu, sewaktu-waktu mesin ini bisa menidurkan dirinya di laut dalam sana dan akhirnya mereka yang fobia akhir bisa mati karena ketakutannya.

Aku berdiri disini. Sore ini angin laut bertiup agak kencang. Kurasa aku harus segera menyisir rambutku sesampainya di kabin. Agak dingin, dan sesekali air laut mengenai pipiku. Membayangkan usaha butiran-butiran air laut itu melawan gravitasi hingga akhirnya dapat mencapai pipiku, yang berada di ketinggian sekitar 4 atau 5 lantai dari permukaan laut. Usaha yang menakjubkan. Ditanganku, sebuah kotak musik tua tengah memainkan tonalisasi Für Elise yang sebentar lagi akan selesai. Kotak musik tua itu terlihat usang, namun begitu berkesan dan menyimpan sangat banyak kenangan. Bukan, terlalu banyak. Sehingga tak sanggup untuk kututup. Kayunya mulai longgar. Setitik cahaya dapat menembus celah diantara kayu yang longgar, memperlihatkanku cara pemukul-pemukul kecil secara mekanik memukul bilah-bilah besi kecil, mengeluarkan suara yang merdu. Sesekali aku harus memutar tuasnya lagi. Klasik dan sangat manual. Lagu itu membawaku kepada ingatanku beberapa waktu yang lalu. Kenangan yang tidak seharusnya aku ingat. Kenangan indah yang menyedihkan. Ironis.

Beberapa awak kapal melihatku dengan pandangan curiga. Tepat, aku tak seharusnya berada di dek sendirian. Sempat kudengar peraturan bahwa anak-anak dilarang berpergian ke beberapa titik rawan sendirian, termasuk dek haluan ini. Entah apa yang berbahaya tapi aku tidak melihat banyak bahaya disini. Ya mungkin akan lain ceritanya jika aku disini untuk meloncat turun ke laut. Dan sialnya dengan postur tubuhku yang kecil, kurasa mereka akan mengira bahwa aku seharusnya dititipkan di tempat penitipan anak-anak selama para orangtua menghadiri perjamuan makan malam. Tapi aku disini, di dek haluan ini, sesekali menginjak lantai kayu kapal yang berbunyi cukup keras setiap kuhentakkan kakikku. Mencoba menghapusnya. Ingatan itu, luka itu, semuanya. Kenangan indah yang mengorek lukaku begitu dalam. Semakin kutarik tuasnya, semakin lukaku terkorek dengan keras. Aku tak bisa menghentikannya. Terlalu indah untuk dihentikan, namun aku pun tak bisa tinggal dalam kesakitan ini. Meringis perlahan ketika angin laut terasa begitu dingin, dan begitu lincah menembus jaket jeans berwarna hitam, dan lagi-lagi menyelinap melewati pori-pori kecil di sweat-shirt berwarna kuning bertuliskan 'Lois', kemudian melewati kaus lengan panjangku bahkan dengan sempurnanya menusuk tulangku. Dingin. Ya, dingin. Lukaku semakin terasa sakit. Mataku terhalang rambutku, sepintas terlihat seperti emo karena poninya yang menutupi mata sisi kananku. Angin laut sore ini benar-benar mengubah diriku. Gaya rambutku bisa berubah secara alami setiap kali ia menabrak setiap helai rambutku.

 "Sudah, Klaus.."
Aku sudah jauh tenggelam dalam rintihan lagu dari kotak musik itu.
 "Klaus.. Sudah selesai. Bangun."
Kurasa kali ini aku sedang terduduk, tidak lagi berdiri. Kurasakan punggungku bersandar pada sesuatu. Ya, ini pinggiran dek. Aku memang sedang terduduk lemas. Mataku tertutup, dan sesekali terdengar aku meringis pelan. Seperti ketika jarimu teriris pisau, perih seperti itulah yang terasa. Namun ini lebih daripada teriris pisau atau tertusuk jarum ketika menjahit.
 "Klaus! Dewasalah!!"
Prak!! Dia menutup kotak musiknya. Lagu itu berhenti, dan sekarang aku benar-benar terbangun.
 "Kakak?"
 "Dewasa!! Kamu ngga bisa kaya gini terus!!"

Kakak mengambil kotak musik itu dari tanganku dan aku benar-benar terkejut. Kalian harus melihat ekspresi wajahku ketika kotak kayu mungil itu terlepas dari genggamanku. Bukan seperti seseorang yang bodoh ketika dia menyadari bahwa dia membakar dompetnya sendiri, tapi lebih terlihat seperti seseorang yang seolah-olah menemui ajal di depannya. Ditengah-tengah ketakutan dan keterkejutan.
 "Balikin ka!!"
 "Ngga!! Ga akan kakak kembaliin kotak ini!!"
 "Kembaliin kak, itu punya adek!!"
 "Kotak ini cuma bikin kamu gila! Bangun dan sadar, kamu ga bisa kaya gini terus!! Kamu ga dewasa tau ga!!"
 "Please kak.. Hhkk.. Kembaliin kotak musik adek.. Hhkkk.."

Aku mulai menangis. Perlahan aku sadar, aku memang masih kecil. Itu sebabnya awak kapal itu memandangku curiga. Aku memang masih kecil.

 "Berhenti nangis."
 "Hhhkk..."
 "Ga usah sesegukan terus. Kamu ngga akan bisa mengubah semuanya yang udah terjadi. Itu takdirnya."
 "Kakak emang jahat. Ga punya hati.."
 "Kenapa? Kenapa kamu bilang kakak jahat?"
 "Karena kakak ngambil kotak itu dari tangan adek. Kakak salahkan ade kalo ade kaya gini. Kakak ga pernah ngerasain rasanya jadi adek.. Hkk.."
 "Sekarang kamu ngelukai diri kamu sendiri dengan kamu kaya gini. Kamu juga bikin cukup banyak orang khawatir karena kesedihan kamu yang secara ekstrim bikin orang lain bener-bener iba sama kamu. Mereka terus ngulurin tangan buat bantu kamu tapi kamu sendiri ga mau nerima tangan mereka! Kamu tau kamu terluka, tapi kamu malahan bikin luka kamu makin parah! Sekarang siapa yang lebih jahat?!"
 "Kakak!! Kakak jahat sama adek!"
 "Dan kamu sendiri jahat sama diri kamu sendiri! Apa itu ngga tolol?!! Kamu emang tolol dek!!"

Air mataku terhenti tiba-tiba. Tangan kiriku menerima impuls improptu sehingga secara spontan meraih dan mencengkram keras kerah baju kakakku. Kepalan tanganku sudah hampir mengenai wajahnya. Aku meringis, kemudian sedikit berteriak. Berteriak kesal dan marah. Puncak ledakannya ada di 5 jari tanganku yang kukepalkan erat-erat sepenuh tenaga.
 "Apa?!! Hajar aja hajar!! Kakak ngga takut dipukul ato dihajar sama orang tolol yang ngancurin dirinya sendiri dan nyalahin dirinya karena kesalahan yang bukan dia lakukan! Kakak bahkan ngerasa lucu kalo dihajar sama orang tolol yang masih mengharapkan sesuatu yang udah rusak bakal kembali lagi!! Sesuatu yang udah mati buat hidup lagi!!"
Cengkramanku semakin keras. Dua bocah cina ini terperangkap dalam perang dingin yang sebentar lagi berubah menjadi adu jotos. Tapi perlahan cengkramanku melemah, tangan kananku terjatuh tiba-tiba. Aku merasa diriku sangat lemas, seperti menggendong sebuah grand piano besar. Dan lagi, butiran air menetes dari mataku.

Aku berhasil berdiri, melihat ke arah lautan lepas. Degradasi warna di langit yang membuatku tercengang. Terima kasih Tuhan, aku masih sempat melihat kebesaranMu selagi aku dalam kesedihan ini. Sedikit menyamakan dengan film Titanic, dimana Rose muda yang cantik mencoba terbang. Namun sayangnya, kami tak terlihat seperti pasangan mesra tersebut di bagian paling depan haluan. Kami hanyalah kakak adik, menghadap ke sisi kanan kapal, tepat dimana saat kapal menabrak gunung es itu.
 "Kenapa harus gini ka.."
 "Kakak tau itu bukan yang kamu inginkan. Tapi dengan kamu memaksakan terus kaya gitu, kamu nyakitin diri kamu sendiri. Kepergiannya justru membuat kamu bisa bernafas kan? Kakak tau beban yang kamu angkut waktu dulu. Dan kakak juga tau banyak kenangan yang udah kamu buat kan? Kotak musik ini salah satu saksinya kan? Saksi bisu kenangan-kenangan kalian?"
 "Adek terlalu sayang sama dia kak.. Ade ngebiarin diri adek sendiri sakit."
 "Pengorbanan kamu terlalu besar. Kamu rela tersakiti, karena cinta kamu terlalu murni."
 "Sekarang semuanya udah selesai kak."
 "Yah, kalian sudah di jalan kalian masing-masing. Dek, kamu tau ga apa dia sekarang lagi mikirin kamu ato ngga? Kamu yakin dia mikirin kamu? Kamu masih yakin bahwa dia masih sayang sama kamu? Kamu belajar ngga dari pengalaman-pengalaman sebelumnya? Kesalahan-kesalahan yang dia buat, apa ngga jadi bukti buat kamu?"
 "Adek sakit kak digituin, tapi ade sendiri.."
 "Ya karena cinta ade terlalu murni buat dia. Sekarang itu udah selesai dek. Kakak ngga mau kamu terus-terusan luka kaya gini. Dek, hidup kamu masih panjang ke depan. Kakak masih pengen ngeliat kamu bahagia sama seseorang yang bisa lebih baik nanti. You should haven't been frustated like this. Your life must go on, no matter how hard it is. Kenangan itu ngga akan ilang dek karena seburuk apapun kenangan tapi ingatan kita senantiasa menyimpan kenangan-kenangan itu di memorinya. Dan kamu akan terus membuat kenangan-kenangan yang lain, yang baru, yang senantiasa bakalan ngewarnai hidup kamu. Kamu sudah cukup terkekang dengan semuanya dek. Kamu butuh kebebasan tapi kamu tetap di luka yang sama yang semakin membusuk. Waktunya kamu bangkit, pergi dan buang luka itu, lanjutkan hidup kamu. Kenangan yang kamu punya itu indah, walaupun menyakitkan. Biarkan kenangan itu dek, biarkan dia di memori kamu dek. Jangan terus kamu buka kenangan itu, karena kamu harus membuat yang baru."
 "Will you help me get up?"
 "Of course."
 "And.. why didn't you hit me back when I was to hit you on your face?"
 "Because I'm your brother. I'm elder that you, and I should have known more things than you."
 "Well.. thanks."
 "Okay Klaus, get up. Arghh.. badan kamu berat juga dek."
 "Hahaha iya. Lagi sering makan sekarang-sekarang ini."
 "Pantesan agak gemukan, hehehe. Tapi belum chubby pipinya."
 "Dasar kakak. Pasti cara bahan buat ditarik-tarik."
 "Ohya, ini kotak musiknya."
 "Eh, iya ka. Thanks.."


Sial. Tanganku terlalu licin. Aku tak bisa menjaganya. Kotak itu sempat terbuka dan memainkan melodi awal lagu Für Elise yang semakin mengecil suaranya selagi kotak itu terjun bebas ke lautan. Aku menjatuhkannya. Sejenak aku terdiam.
 "I dropped it.. I dropped it."
 "It's okay, Klaus. You've backed up your memories here, in your heart."
 "Can I restore it some time?"
 "Yeah. But, remember that you should make the new ones.."


Selamat tinggal, kotak musik tua. Kini dia terbenam bersama seluruh kenangan indah yang menyakitkan itu. Aku tak melihatnya lagi muncul dipermukaan. Berat karena isinya yang merupakan bilah-bilah besi. Massa jenis besi lebih besar daripada massa jenis air sehingga besi akan tenggelam. Itu sudah hukum alam. Aku berjalan menuju kabinku bersama kakakku. Dia menyelamatkanku hari ini. Hampir aku berfikir untuk melompat dari pesiar mewah ini, sehingga tak lama wajahku akan muncul di berita utama koran : Bocah Kecil Tewas Tenggelam Dari Kapal Pesiar. Aku takkan sebodoh itu. Aku takkan menghabisinya karena ini. Kata-kata kakakku begitu berarti. Aku takkan mengecewakan semuanya yang mencoba mengeluarkanku dari sumur tua ini. Aku akan terus melangkah. Ya, melangkah. Membuat kenangan-kenangan baru.

Luka itu telah pergi. Aku terbebas dan sembuh dari luka itu, namun aku akan merindukannya.

Saturday, June 5, 2010

Eaten By Those Thoughts

I should have realized it and known it from the start but why did I ignore that?

Firstly, you might ignore this or think that this is kinda shit crapping the homepage. Whatever it will be, I don't care. I just write it. I didn't speak anything, my feelings did.

And hell well, I'm so glad to know you guys and yeah I can recognize you from the far (how could? does the sixth sense work on me?). Flashing back to where and when I told you that we were from different places, ideas, genres, or whatever it is. We could together make something new, better, we just could make it. Kinda break a leg. But seems like I'm being eaten by my thoughts, kinda damn hypocrite : "We're different. We won't make it."

I'm like this, and you guys are like that.

I cannot blame anyone for this. I'm just stuck here and soon I shall see that everything's gonna be alright. I've realized my position and I know that I'm just an oasis in the middle of the desert. You guys can come to me when you need, and I know that you'll keep walking to the place you're going to. I cannot wish you to stay, because I see something should be done by you guys or at least we're on different destinies. But when you need some water or fresh air, any hands to get you up from your down and shoulder to rely on, I could be that someone.

Disuruh Tidur

Baru mau bikin postingan sudah disuruh tidur.
Yasudah deh nge-postnya besok saja. Hari ini Kazu tidur dulu.
Tadi lelah keliling-keliling Pasar Baru sama ibu dan ayah, dibelikan celana jeans pendek warna hitam, dan tentunya "Kucing Dalam Karung".

Jadi bingung mau bilang apa lagi.
Yasudah selamat begadang bagi mereka yang menderita insomnia, semoga lekas tidur.
Bagi anda yang masih bekerja, semoga lekas selesai.
Yasudah dan bagi anda yang bermimpi buruk, semoga lekas bangun.

Terima kasih,
Sampai jumpa di episode berikutnya!

Kucing Dalam Karung (Trailer)

Posting dari Kazu-chan mengenai topik terbaru dan tergetek :
"Kucing Dalam Karung"

Hadiah dari Pasar Seng, kucing dalam karung! Mengeong jika karungnya ditekan. Baterai dapat diganti (menggunakan baterai jam tangan). Bentuk menarik. Gantung kunci tersedia dalam paketan. Karung berwarna putih pudar kecoklatan, dengan label "Potatoes". Tersedia dalam ukuran kecil (IDR 10.000) dan ukuran besar (IDR 35.000). Khusus ukuran besar, karung dapat bergetar hanya dengan memegang tanpa harus menekan tombol di dalam karung.

Coming soon!
Foto "Kucing Dalam Karung" versi mini dan sneak peak bersama Kazu-chan!
Ilustrasi-ilustrasi lain dari Kucing Dalam Karung.
Oleh-oleh dari Pasar Seng, Onta Berjalan.

Hanya di Kazzounding!

Thursday, June 3, 2010

Menembus Dingin, Angin Dalam Kesendirian

Sesak, kuil tua itu dipenuhi oleh cukup banyak turis yang datang berkunjung. Aku harus mengakuinya, Kyoto sangat mengagumkan. Kuil-kuil Shinto dan Buddha berdampingan bersama dalam harmoni tanpa ada pertentangan antar dua keyakinan yang pada dasarnya berbeda. Lagi, pelancong dari ras kaukasius itu semakin memadati kuil-kuil tua yang kelihatannya kesal dengan semakin banyaknya manusia yang mencoba menjajakinya. Teman-teman satu tur sekolah dan guru-guru terjebak di dalam kuil, mencoba mencari jalan keluar sambil terus berusaha mendapatkan udara segar yang bersaing dengan bau dupa dan asapnya. Aku tak begitu suka dengan bau dupa, sehingga 3 menit melihat-lihat bagian dalam bangunan kayu tersebut kurasa sudah cukup. Langit Kyoto kelabu, sesekali ada kabut tipis menghalangi pandangan sejauh kurang lebih 8 meter. Aku berjalan keluar kuil, mencoba menembus dinginnya cuaca. Entah berapa derajat Fahrenheit, tapi udara dingin berhasil menembus jaket dan kaus lengan panjangku kemudian menusuk kulit menuju tulangku yang remuk perlahan. Di tengah-tengah usahaku mendapatkan hangat tubuh agar suhu tubuh kembali optimal, aku masih bisa melihat seseorang duduk di tangga kuil. Ia melihat ke arah danau di depannya. Dari kejauhan di ujung danau ada sebuah jembatan yang menghubungkan Kyoto dengan hingar bingar megapolitan prefektur setelahnya. Matanya terlihat sayu, namun masih ada semangat dari rona wajahnya.

"Ka Bayou ngga masuk?", tanyaku sambil terus menggosok-gosokan tanganku.
"Ngga ah dek..", jawabnya sederhana. Anak yang usianya hampir seumuranku walaupun lebih tua, dengan tinggi yang lagi-lagi hampir sama dan tentunya dia yang lebih tinggi. Kakinya dihentakkan ke anak tangga, entah karena apa. Ia pasti kedinginan. Celana jeans biru tidak bisa membantunya menahan cuaca seperti ini. Jaket hitam aksen ungu tuanya juga takkan membantunya. Ia mulai membatu namun wajahnya masih menunjukkan senyum khasnya. Seseorang yang menyenangkan menurutku.
"Kenapa? Di dalem ada banyak orang loh ka."
"Ngga ah dek. Kan bau dupa. Bayou ngga suka, bikin pusing sama pasti baunya ngga hilang-hilang."
"Iya juga sih ka.."


Salah satu alasan mengapa aku pun tak mau berlama-lama di dalamnya. Untuk menghilangkan bau dupa itu memang cukup sulit. Sudah cukup pengalamanku saat kepergian Opa untuk selamanya. Di ruangan yang cukup besar itu kurasa mereka meletakkan dupa di setiap sudut rumah, di depan altar sudah pasti. Selesai upacara tersebut, aku benar-benar mandi untuk menghilangkan bau dupa yang menjelma menjadi bau tubuhku. Ditambah baunya menempel di bajuku. Bahkan parfum sekelas Giorgio Armani pun kalah dengan bau dari batangan tipis berwarna merah tersebut.

"Kak Bayou lagi bosen ya?"
"Ngga. Lagi asik aja sendirian di luar."
"Kok sendirian? Biasanya sama yang lain. Oh, kakak kan di dalem ya..", aku sedikit bingung karena tidak biasanya dia agak renggang dengan kakakku.
"Ya biarin aja dek, dia kan lagi ikutan tur. Kalo Bayou ngga mau ikutan ah cape. Disini aja jadinya ngeliat-liat pemandangan."
"Apanya yang diliat ka? Sakura belum mekar."
"Ya gapapa. Emangnya harus selalu mekar ya?"
"Tapi kan dingin ka. Masuk ke bis aja yuk ka.."
"Ngga ah. Bayou mau tetep disini aja. Ade aja ke bis duluan, nanti kaka susul sambil bawa takoyaki. Kamu mau kan, dek?"
"Hmm.. Kita beli barengan aja yuk kak. Masih ada beberapa sen nih."


Vendor takoyaki itu berada tak jauh dari kuil. Bahkan dari sini aku masih bisa melihat bis rombongan kami. Sebuah bangku kayu berwarna coklat kehitaman menjadi tempat kami beristirahat sejenak sambil menggigit setiap bagian dari makhluk bertentakel itu.
"Enak ya ka.."
"Iya. Apalagi sepi kaya gini."
"Ade ngga ngerti, ga biasanya Ka Bayou suka sendirian."
"Hmm.. Ada saatnya kamu menyendiri. Kamu ga bisa selalu ada di dalam hingar bingarnya kesibukan atau kesenangan kamu. Terkadang kamu dapat ketenangan jiwa dan kesenangan tersendiri saat kamu sendiri kaya gini."
"Maksudnya?"
"Secara ngga sadar, saat kamu sendiri di tempat kaya gini kamu akan dapetin ketenangan di jiwa kamu. Berfikir juga jadi lebih baik karena otak kita lebih jernih. Kuil ini, menyatu sama alam di sekitarnya. Berhasil membuat atmosfer mengagumkan, khususnya secara pribadi buat Bayou malahan jadi pengalaman spiritual tersendiri. Di tangga kuil tadi, Bayou masih bisa introspeksi diri dan berfikir tentang banyak hal. Bayou juga menyadari banyak hal-hal kecil yang sering dianggap remeh ternyata benar-benar punya pengaruh besar ke hidup Bayou. Di kesendirian juga Bayou menyadari akan pentingnya cinta, sahabat, dan keluarga. Bayou merasa lebih tenang dan lebih sehat di tempat seperti ini. Kebisingan dari mesin-mesin mobil, motor, polusi, cuma bikin Bayou sakit. Tapi disini, walaupun dingin tapi bikin Bayou merasa benar-benar hidup dan memang inilah hidup yang sebenarnya. Klaus, apa yang disebut hidup tidak selalu ketika kamu merasa sangat senang dengan semua kesenangan yang dibuat manusia. Kamu akan benar-benar hidup saat kamu menyatu dengan alam. Saat dingin menusuk tulang kamu, jangan anggap itu sebagai ancaman. Dingin mencoba mendekatkan diri dengan kamu dan saat kamu berhasil beradaptasi dengannya, kamu semakin dekat dengan alam. Alam membuat kamu mengintrospeksi diri kamu, memperlihatkan kesalahan-kesalahan atau sisi negatif yang harus diperbaiki. Alam juga yang membuat kamu mengerti akan kebesaran Tuhan. Bayangkan, apa ade bisa mikir tentang kebesaran Tuhan kalau di tempat yang ribut seperti itu? Atau ketika ada sangat banyak orang? Ya mungkin kamu bisa, tapi tak akan pernah diresapi dan dihayati. Saat kamu sendiri dan hanya bersama alam, di saat itulah kamu menyadari betapa indahnya keajaiban Tuhan."


Aku terdiam dan memaknai kata-kata Kak Bayou. Sebuah paragraf yang cukup panjang mengalir lancar dari mulutnya. Sebuah hal yang tak pernah kukira dari mulut seorang Kak Bayou, orang yang kukenal sebagai seorang yang lincah dan atletik. Kata-katanya terlalu bijak, sehingga aku tenggelam ke dalam pemaknaannya. Penjual takoyaki itu tidak mengerti dengan bahasa yang kami gunakan, sehingga ia kembali menyalakan pemantik apinya dan merokok dalam-dalam. Asap rokok segera hilang ketika perlahan butir-butir air turun dari langit. Hujan. Semakin lama semakin deras. Kami berlari ke arah bis, dan dari arah tangga kuil teman-teman dan guru-guru kami pun berlarian menuju bis. Hujan datang keroyokan, membuat kami ketakutan karena kalah jumlah. Setelah mencari tempat duduk, aku memilih duduk di sebelah Kak Bayou yang ternyata masih menikmati keindahan alam di luar.

"Hujan. Saat hujan, kamu tau ngga de bahwa dunia ini berubah?"
"Maksudnya?"
"Saat hujan, akan ada sesuatu yang berbeda di dunia ini. Kamu bakal tau kalau kamu udah bisa menyatu dengan alam. Bisa satu hati dengan alam. Kalau dilihat dari atas sana mungkin bisa terlihat bedanya."


Aku berada dalam pemaknaan dan kebingungan tersendiri karena kata-katanya. Bis mulai melaju, ke arah jembatan menuju hingar bingar perkotaan. Hujan turun cukup deras. Daun-daun pohon elm berguguran karena berat rintik hujan yang ditanggungnya. Di kaca, butiran-butiran hujan membentuk sungai, bertemu di satu titik dan turun ke bawah. Aku mulai mendapati diriku dalam suhu tubuh yang tepat, sehingga bisa melakukan berbagai pergerakan. Cuaca di dalam bis lebih hangat dibandingkan cuaca di luar. Jendela mulai tertutupi uap air. Aku menuliskan namaku di jendela. Dari kejauhan terlihat kuil tua tadi. Berdiri kaku dengan balutan warna coklat tua kemerahan. Gerbang kuil seolah menyambut pengunjung dengan payung-payung aneka warna. Cukup lelah, aku mengatur sandaran kursi. Kak Bayou kelihatannya tertidur. Aku pun mendapatkan posisi ternyaman dan mulai menutup mataku dalam campuran hingar bingar anak-anak dan suara air hujan di atap bis. Aku merasakannya. Air hujan itu menerpa wajahku halus.