Translate This Page

Tuesday, July 20, 2010

When Every Little Piece Can Be a Paradise, Then You Cannot Stop Taking 'em and Catch The Last Piece!

A Magnificent Prayer

Tiada hari tanpa sebuah harapan, baik harapan kecil sampai harapan besar (atau sebutlah keinginan, dari mulai yang biasa sampe yang neko-neko). Kazu juga merasakan hal yang sama, bahwa setiap hari pasti dari mulut kita bahkan hati kita menginginkan sesuatu.

Keinginan itu ada yang diucapkan ada juga yang disimpen dalam hati aja. Ada yang bersifat duniawi ato sekedar 'pengen' aja, ada juga yang bahkan bersifat ketuhanan. Maksudnya, keinginan itu dilontarkan buat dikirimkan pada Tuhan. Seharusnya Kazu sudah menyadari dari dulu tapi memang sering lupa dan tiba-tiba saja teringat lagi, bahwa..

Betapa rendahnya manusia di mata Tuhan karena doa tersebut..

Sadar atau tidak, manusia itu ngga ada yang sempurna (dan memang harus disadari). Manusia itu powerless and nothing pada dasarnya di mata Tuhan, walaupun Tuhan Yang Maha Adil udah kasih setiap orang nilai plus dan minusnya. Manusia itu gimanapun juga ngga bisa selalu dapetin apa yang mereka mau dan dengan sengaja menakdirkan apa yang ngga seharusnya. Oleh karena itu manusia pasti punya yang namanya keinginan dan untuk mendapatkan itu maka manusia pun mengucapkan sebuah permohonan yang disebut doa (prayer) kepada Tuhannya.

Manusia ngga punya kekuatan seperti Tuhannya. Manusia ngga bisa bikin takdirnya sendiri bahkan ngubah takdirnya kecuali nasibnya. Manusia ngga bisa menentukan seenaknya apa yang akan terjadi. Manusia cuma bisa berharap dan caranya adalah melalui doa. Selalu doa, doa, dan doa. Berbagai macam doa pasti pernah kita ucapkan, dari mulai doa sehari-hari macam mau makan atau pergi, doa ketika sebelum belajar atau ada perlombaan, bahkan doa yang mengancam. Terkadang saat emosi, doa yang kita ucapkan ngga lagi bersifat harapan, tapi sebuah kutukan buat orang yang disebutkan (dijadikan objek) di dalam doanya.

Doa itu mampu mengingatkan manusia akan kebesaran Tuhannya. Mengingatkan manusia betapa dia membutuhkan-Nya, bantuan ataupun segalanya. Kazu juga sering tersadarkan, ketika Kazu merasa di atas atau sedang di awan sering kali terlupa untuk berdoa. Namun ketika Kazu benar-benar membutuhkan sebuah bantuan, doa-doa itu otomatis terucap dan apa yang Kazu ingat kemudian? Betapa lemahnya Kazu di mata-Nya. Ngga ada apa-apanya. Sedikit bersikap tidak adil kepada-Nya, membuat Kazu sadar bahwa bagaimanapun juga dan segimanapun Kazu terkadang lupa terhadap-Nya justru doa-lah yang membuat Kazu ingat dan sadar lagi akan segalanya. Doa memang ajaib, jadi pengingat di saat kita terlupa akan kekuatan Tuhan Yang Maha Kuasa. Saat manusia berada dalam kesombongannya, justru doa-lah yang akan menghancurkan kesombongannya menjadi sebuah cela yang disadarinya. Cela dimana manusia sebenarnya tak lebih daripada makhluk egois yang berfikir bahwa dirinya punya kekuatan sementara itu Tuhan di atas sana hanya tertawa melihat kesombongan manusia yang tak lama lagi akan musnah.

What a magnificent power of the prayer..