Translate This Page

Saturday, December 31, 2011

DJMAX Technika 2: Favorite Music-Arrangement Selection

Buat para pemain DJMAX Technika 2 sepertinya sudah pada hapal dengan lagu-lagu yang ada di game tersebut. Beberapa lagu yang ada di DJMAX Technika 2 mengedepankan beberapa instrumen alat musik sebagai lead instrument-nya. Kebetulan saya seneng dengerin lagu-lagu dengan instrumen musik klasik sebagai lead-instrument-nya, dan di DJMAX Technika 2 saya nemuin beberapa lagu yang saya pilih sebagai Favorite Music-Arrangement Selection. Lagu-lagu ini juga lumayan banyak dicari music sheet-nya, biasanya untuk part violin atau piano. Sayangnya susah banget cari music sheet untuk lagu-lagu ini. Kalaupun ada biasanya langka. Saya sekarang tinggal nunggu seseorang yang akan baik hati nge-fetch nada-nadanya dan nge-post music sheet-nya. Dan dibawah ini saya kasih beberapa lagu-lagu yang saya pilih sebagai Favorite Music-Arrangement Selection:

Colours of Sorrow


Tsukasa mengemas warna-warna kesedihan dalam aransemen yang unik dan mengagumkan. Perpaduan antara orkestra simfoni dan sentuhan dramatic techno membuat atmosfer baru dalam pengekspresiannya.

Sebenarnya ada tiga versi lagu ini, yang pertama versi asli seperti yang ada di game, yang kedua adalah extended version dari lagu ini dengan perubahan nada dasar, dan versi ketiga adalah extended version dalam bahasa Jepang. Di versi game-nya, lagu ini diawali sama synth-lead (semacam sawtooth lead) dan mulai diikuti sama aransemen electronica. Di bagian verse awal, part piano cukup mendominasi walaupun sepintas hanya bersifat alegori aja. Tapi improvisasinya cukup bagus. Sementara di extended version-nya, lagu ini diawali dengan intro oleh piano dan string section. Di extended version, kita bisa lebih ngerasain suasana symphonic-electro daripada game version-nya. Buat saya, lagu ini semacam symphonic-pop yang dipadu sama nuansa electronica. Asik buat didengerin dan loops-nya bikin lagu ini addicted buat didengerin, hehehe :P

Oblivion


Lagu ini sepertinya cukup diincar para musisi alat musik gesek, terutama viola walaupun pakai violin juga bisa sebenernya. Di lagu ini melodi viola mendominasi bagian intro dan chorus. Mengusung genre dramatic trance, lagu ini menggambarkan sebuah pelupaan yang dikemas dengan aransemen trance bertempo sedang. Melodi viola mendramatisasi pelupaan yang kemungkinan berakhir dengan kesedihan, yang mungkin dimaksudkan oleh lagu ini. Pada bagian verse-nya, synth-lead berperan jadi melodi lagu ini. Mungkin denger lagu ini bisa mengingatkan kita sama anime-anime semacam Sailor Moon atau Wedding Peach.

PDM


Sampe sekarang saya masih nggak tau apa arti PDM yang jadi titel lagu ini. Trish mengemas ulang lagu ini dengan aransemen acid jazz, dengan loops dan multipad yang ngasih sentuhan R&B. Bermain dengan tempo allegro (sekitar 120), karakter vokal si vokalis cewe yang manis dan diseling dengan rap part ngingetin saya sama lagu-lagunya Jay-Z atau R&B kayak Beyonce. Setelah chorus, ada beberapa bar yang diisi dengan melodi overdriven guitar dan selanjutnya diisi sama improvisasi piano di oktaf antara 5 sampai 6. Bentuk chord lagu ini mirip sama lagunya 3rd Coast, "Astral Plane". Di bagian chorus, ada multipad yang jadi notasi yang cukup rame di game Technika pada level 5 (normal) dan 6 (hard).

Heart of Witch


Lagu yang sarat dengan orkestrasi sforzando dan iringan piano bertempo cukup cepat (mungkin temponya Vivace) ini dipadukan dengan aransemen trance yang membuat nuansa dramatis. Notasi piano dan violin yang dibentuk dari not-not 1/16 banyak muncul di lagu ini. Pokonya buat yang mau coba nge-fetch nada-nadanya kayaknya agak kesusahan soalnya cukup banyak variasi yang berbeda-beda baik untuk part piano maupun part violin.

Piano Concerto No.1


Ada juga classical remix di Technika yang aransemennya lumayan asik buat ajep-ajep. Walaupun aransemennya bersifat remix, tapi tetep nggak menghilangkan classical taste dari lagu ini. Part pianonya dibuat sedikit berbeda walaupun nggak mengubah keseluruhan notasi pianonya. Sayangnya, lagu yang digubah oleh Pyotr Ilych Tchaikovsky ini gak tersedia dalam extended version. Salah satu aransemen perbandingannya adalah versinya Maksim Mrvica, dengan judul lagu yang sama.

La Campanella: Nu Rave


La Campanella: Nu Rave adalah salah satu classical remix lain di game Technika. Dengan genre rave, karya klasik La Campanella diubah jadi aransemen trance dengan irama yang cukup menggebu. La Campanella menyuguhkan permainan piano dimana pada partitur aslinya, tangan kanan diminta untuk loncat-loncat oktaf dengan interval 1 sampai 2 oktaf, yang kalau dihitung perpindahannya maksimal bisa sampai 30an sentimeter. Di tengah-tengah lagu ada bagian yang diisi dengan choir dan string section. Synth-lead juga ikut mengisi beberapa bagian di lagu ini sebagai pengiring melodi utamanya. Dan bagian akhir lagu ini ditutup dengan permainan piano yang bikin saya inget sama konser-konser klasik.

Proposed, Flower, Wolf (Part 2)



Lagu yang satu ini bikin saya inget sama soundtrack game semacam Stronghold Crushader, atau lagu-lagu dari game online kayak Rising Force dan game semacamnya. Mengusung genre violin trance, lagu ini mengedepankan melodi-melodi violin yang dominan pada intro lagu. Aransemen trance yang dipadu dengan orkestrasi membuat kesan epic di lagu ini, semacam lagu-lagu perjuangan game-game perang atau anime-anime dengan pertarungan kayak InuYasha dengan Seshomaru, misalnya. Lagu ini juga punya progress yang menarik, dimana awal lagu disuguhkan aransemen yang tajam dengan tempo yang agak cepat. Setelah itu ada arpeggio dari harpa yang menjembatani aransemen lagu yang lebih lambat dan lebih simfonik. Setelah itu, barulah masuk ke klimaks lagu yang diakhiri dengan dentingan piano yang simpel namun terkesan agak 'gantung'. Overall, lagu ini bagus buat ngisi soundtrack film-film atau game-game berbau perang.

Voyage


Voyage adalah lagu dengan aransemen broken beat, yang mana iringan perkusi (drum) sebagai pemberi beat terdengar uneven dan seolah kepotong-potong beat-nya. Karakter vokal si cewe yang sebenernya udah nggak asing kita denger (mirip karakter-karakter vokal penyanyi lagu-lagu soundtrack anime), dikasih latar belakang musik dengan melodi flute pada bagian bridge menuju chorus akhir, ditambah iringan electronic piano dan gitar bikin lagu ini catchy. Saya seneng dengan part flute-nya karena melodi flute yang cepat dan lincah, diiringi sama broken beat justru jatohnya malah agak nge-jazz. 

Sin


Ini salah satu lagu yang melodinya cukup bikin keblinger di game Technika, terutama buat yang baru atau belum pernah maenin lagu ini sebelumnya. Main di tempo cepat (presto), lagu ini menawarkan melodi piano sederhana yang dibalut dalam aransemen khas drum 'n bass. Sejujurnya lagu ini riweuh sendiri dengan aransemen perkusi dan basnya itu, kalau dibandingkan dengan pengiring melodis kayak synth-pad, synth-loop, strings section, dan piano sebagai melodinya. Di awal lagu, kita bisa dengerin bentuk melodi ketukan 1/8 dari pipe organ. Melodi pipe organ itu mirip dengan melodinya "Toccata and Fugue" karya Johann Sebastian Bach. 

Sweet Shining Shooting Star


Mengusung judul yang chic, lagu ini cukup menarik perhatian saya karena 'genjrengan' clean guitar-nya yang walopun samar-samar terdengar tapi ngasih suasana disko jadul taun 80an. Dengan genre acid house, lagu ini menyuguhkan lirik tentang perasaan suka terhadap seseorang tapi si cewe itu malu mengungkapkannya. Liriknya juga mencantumkan istilah-istilah sains kayak solar dan vision yang menggambarkan kesan cosmic love. Disko sederhana ini dikemas dalam tempo yang cukup cepat, tapi tetep bisa bikin sensasi ajep-ajep disko jadul selama 1 menit 35 detik.


Itu tadi adalah beberapa lagu pilihan saya yang dipilih karena aransemennya yang unik, serta dominasi instrumen yang menarik. Beberapa lagu sedang saya coba aransemen sendiri dengan piano. Mungkin kedepannya saya mau coba nge-fetch nada-nadanya dan dibikin music sheet-nya buat di-share ke temen-temen semua. I think they're worth to listen to :]

Friday, December 16, 2011

Tukang Cap Yang Nge-'Cap'

PS: Saya nggak masalah untuk menceritakan kasus ini di ruang publik kayak blog dan Facebook. Saya nggak akan malu kalau disorot dan dilihat sebagai korban di kasus ini, karena harapan saya orang yang bersangkutan bisa merubah sikapnya jadi lebih baik kedepannya. Itung-itung bahan introspeksi.

Kasus ini bikin saya bener-bener murka terhadap petugas cap program tutorial yang diadakan mingguan di kampus saya. Mungkin kalo sikap petugasnya nggak kayak 'gitu' sih saya bakal lebih enjoy dengan program tersebut walopun sedih karena weekend saya kesita terus *hiks, nangis*. Kasus ini terjadi beberapa hari yang lalu.

Siang itu, saya dapet kabar kalo akan ada program tutorial tambahan buat nutupin kekosongan absensi tutorial. Yap, tutorial *katanya* jadi salah satu persyaratan untuk kelulusan sebuah mata kuliah umum (walopun saya masih nggak ngerti pengaruhnya di sebelah mana, atau mungkin di sebelah sana? *nunjuk Squidward*). Walhasil, mau nggak mau saya harus memenuhi persyaratan itu walopun disinyalir persyaratannya masih ada yang kurang sedikit lagi untuk mencapai kelulusan itu. Nah, karena saya kebetulan dapet make-up class (kelas pergantian, bukan kelas belajar makeup wajah ya), maka saya telat dateng ke program tutorial tersebut. Tapi yang namanya usaha ya, kenapa nggak sih? Seusai make-up class tersebut saya langsung buru-buru dateng ke program tutorial tersebut.

Sampe di depan pintu utama aula, saya harus berhadapan dulu dengan petugas cap. Yap, cap yang bakalan kita dapet sebagai tanda presensi di setiap program tutorial. Disana saya diinterogasi dan ditanya-tanya sedetil mungkin kayak ukiran Jepara. Akhirnya, setelah dapat ijin masuk, saya minta cap. Tapi si petugas (yang selanjutnya kita sebut bapak X yang sebenarnya mahasiswa, hanya saja wajahnya keliatan tua jadi kayak om-om, eh, bapak-bapak) itu cuman nyuruh saya taruh kartu presensi saya di atas meja tempat biasa petugas ngecap kartu presensi.

"Taro aja kartunya di atas meja."

Baiklah kalau begitu. Saya taruh kartu saya di atas meja dan mengikuti sisa program yang masih berlanjut selama 30 menit. Setengah jam yang terasa lama karena saya datangnya telat, jadi nggak ngerti topik yang dibicarakannya apa. Dan akhirnya setelah acara selesai, saya balik lagi ke meja pengecapan, and to my surprise, saya belum dapet cap presensi! Saya yang kaget dan merasa tertipu karena rupanya si bapak X petugas cap itu menghilang dari peredaran! Akhirnya saya catch seorang panitia tutorial. Kali ini, keliatan bahwa panitia ini masih mahasiswa, alias tidak muka tua. Saya protes sama kakak tersebut sedetil-detilnya.

"Kak, saya mau minta cap. Tadi saya udah dateng kesini tapi nggak dapet cap. Kata petugas cap yang tadi jaga, saya disuruh taro kartu saya di atas meja. Sekarang pas mau pulang saya cek ternyata belum dapet." protes saya.
"Ah, masa nggak dapet? Tadi dateng jam berapa?" tanya si panitia tersebut nggak percaya.
"Jam 5. Saya kan datengnya telat, tadi ada make-up class dulu soalnya. Terus kata petugasnya saya boleh masuk. Pas saya mau minta cap, katanya kartunya ditaro aja di atas meja. Sekarang udah selesai acaranya, saya nggak dapet cap malahan." jelas saya.
"Tapi kan saya sepanjang tutorial tadi nggak disini (di area meja pengecapan), jadi saya nggak punya bukti" kata si panitia tersebut bersikeras dengan ekspresi wajah minta dicambuk.
"Nggak bisa gitu juga tapi, kak! Saya udah cape-cape bela-belain dateng pulang kuliah kesini, dan ternyata masih bisa ikutan program tutorial. Eh, tapi waktu mau minta cap malah ga dapet!" tegas saya.

Nggak lama, dateng seseorang yang juga minta cap. Kasus dia sama rupanya kayak saya, hanya saja waktu dia dateng, bapak X itu nggak ada. Jadi si pintu aula kosong dan dia langsung masuk. Ya intinya, saya sama dia sama-sama belum dapet cap.

"Maaf, tapi kan kamu waktu dateng nggak ada petugasnya, jadi kamu nggak punya bukti." kata si panitia itu ke anak tersebut.

Saya dan anak tersebut terus ngasih penjelasan sejelas-jelasnya dan melawan argumen si panitia tutorial tersebut yang *menurut saya dan anak tersebut* kebanyakan bacot. Rupanya si anak tersebut udah mulai emosi. Karena ngeliat saya juga mukanya udah bete dan kesal, si anak tersebut akhirnya memberanikan diri ngelawan.

"Gini ya mas, bukannya maksud apa-apa, tapi mas ini mau ulur-ulur waktu atau apa? Mas nggak percaya sama kita? Kita udah beneran dateng kesini, dan nggak bohong! Kita ini nunggu kepastian kapan mas mau kasih cap buat kita!" bentak anak tersebut.
"Sama saya juga! Kapan saya dapet capnya? Saya mau balik!" bentak saya nggak kalah galak.

Si panitia tersebut mulai kebingungan. Akhirnya dia minta ijin buat ngomong ke para petinggi program tutorial. Sekembalinya, saya kira dia udah bisa ngasih cap, dan ternyata..

"Kalian harus ketemu sama petugasnya. Coba yang mana petugasnya?" tanyanya.

Saus tar-tar! Lobster! Tiram! Saya udah kehabisan kata-kata buat ngelawannya. Akhirnya karena emang saya yang sempat ngomong sama petugas capnya, saya beranikan diri bertaruh sama panitia tersebut.

"Pokonya orangnya pake jaket item! Saya nggak kenal itu siapa tapi bapak-bapak itu pokonya pake jaket item dan brewokan." jelas saya.

Si panitia kayaknya sudah terpojokkan dan udah nggak bisa gimana-gimana lagi. Akhirnya dia minta saya dan seseorang yang sama-sama memperjuangkan haknya itu buat ketemu sama petugas cap, si bapak X. Kami berhasil ketemu si bapak X itu dan si panitia songong itu ngejelasin maksud kami ketemu dia. Bukannya dapet pembelaan atau penyelesaian masalah, justru si bapak X itu bikin tangan saya gatel pengen tonjok mukanya yang minta dibunuh itu.

"Apaan sih kalian ini?! Masa belum dapet cap?! Kalian itu jangan suka main-main coba?!!" bentaknya.

Iblis! Saya dibentak orang itu padahal awalnya niat saya (dan anak yang belum dapet cap itu) baik, mau menjelaskan dengan kepala dingin permasalahan cap ini. Mungkin dia ngerasa kalo dia bisa bentak saya dan anak tersebut, dan ngata-ngatain kita main-main dan nggak becus. Tapi bukan Klaus namanya kalau nggak ngebentak balik. Saya yang akhirnya kalap akhirnya bentak balik dia.

"Saya nggak main-main!! Anda yang bilang barusan sama saya waktu saya mau minta cap! Anda yang bilang kartu saya suruh taro di atas meja! Sekarang acaranya udah selesai tapi saya belum dapet capnya! Mana capnya?! Mana?! Anda yang tadi ngomong sendiri sama saya! Saya, yang tadi datengnya telat dan anda yang kasih ijin masuk ke aula! Sekarang saya minta capnya! Saya mau pulang!!"

Si bapak X itu keliatannya kaget karena saya bentak balik. Berasa ngeliat ubur-ubur raksasa. Akhirnya si bapak itu bilang sesuatu sama petugas panitia yang songong.

"Ya udah, kasih capnya ke satu orang ini!"

Hahaha, belum tau dia berhadapan sama siapa..

Singkat cerita, saya dapet capnya walaupun si panitia songong itu sambil ngomel-ngomel. Omelan dia terus saya bales dan saya ladenin karena saya nggak mau kalah. Saya seneng bikin kedua orang itu, bapak X dan panitia songong itu terpojokkan. Mereka pantes diperlakukan seperti itu setelah seenaknya nuduh saya bohong, bahkan sampe dikata-katain main-main. Emangnya mereka punya hak apa men-judge saya seperti itu? Ketika si panitia tutorial itu bilang bahwa saya nggak punya bukti bahwa saya dateng ke tutorial, dia juga nggak punya bukti kalau saya ngebohong atau main-main. Dan setelah denger cerita dari temen-temen saya, ternyata memang beberapa panitianya harus agak 'dikasarin'. Memang nggak boleh sih sebenernya, dengan alasan etika. Tapi saya rasa, ketika kita bersikap kasar karena diperlakukan tidak adil, saya rasa itu sebuah pengecualian. Saya sampai cerita sama mentor saya tentang hal ini, dan syukurlah mentor saya kasih respon positif dan kasih saya semangat buat ikhlas (mentorku heroku! Kang Sandi, you're hero!).

Kepada petugas cap, dan juga panitia tutorial, saya minta tolong sikapnya diubah. Jangan seenaknya nuduh orang bohong, apalagi sampai ngata-ngatain main-main. Kalau tutorial ini dimaksudkan untuk memperbaiki diri dan menjadi media pengembangan diri, dari panitianya sendiri tolong ubah dulu sikapnya. Saya sampe sekarang masih sakit hati dengan perlakuan seperti itu, dan saya harap kejadian kayak itu nggak akan terjadi lagi. Kasian adik tingkat saya nanti kalau ngalamin hal yang sama kayak yang saya alami.

Tuesday, December 13, 2011

Scrabble, Oh Scrabble...

Having a small break-time before facing the last session of scrabble match last Friday, I arranged this one. The names mentioned are mine (Klaus), Amel, and Naura. Both Amel and Naura are my friends. How I love the way the words arranged!


*picture edited with Photoscape*

Talking about the match, it's kind of reminiscent of a great tragedy on the first week of December. I was defeated very tragically by my senior. He must have been a pro that he played obviously well. As the result, I didn't make good words (with good points), just short words with quite small points. I wondered how did he easily put a bingo at the (almost) end of the game. The game ended unsuccessfully. I left out my time so he obviously won the game. Okay, thanks-sorry-bye! *going to toilet*

Now I'm thinking how scrabble-addicts can play so smoothly so extremely 'lethally'. Lethal, yes, lethal! Every movements is deadly. I've played once with a friend and I didn't think before that a very simple, short word can earn very big points, as well as bingo! And the same thing happened when I watched a friend was playing scrabble with his senior. This very simple, short, zombie-sounded word "Zonk" earned 66 points for him! Certainly, the special tiles helped gaining the points. And I wonder if I can learn the tricks of scrabble. Those experts must have learnt the tricks that they can play very well. A witness told me that in a round of scrabble match, the experts can stay at the center tiles while (still) gaining points. We often make 'chances' by putting our words on empty tiles. It actually gives the opponent chances to make words, with either big points or small points. But yeah actually, I cannot really play on the center tiles. My heart spiritedly wants to explore any other empty spaces on the board and occupies the special tiles! Well, I rarely make bingos. So sad I have to say that making bingo is a miracle for me :(

So the conclusion is, I lost the game from my senior, with a total margin of 70 points. It made me surprised and very tired, and sooner after I finished the game, I felt so fed up with scrabble. Uh..

Monday, December 12, 2011

Marah Yang Beretika

Di suatu Minggu, saya pergi ke sebuah mal di Bandung sama temen saya, Sasha. Kebetulan waktu itu dia rencana mau beli baju buat natal dan harus withdraw sejumlah uang dari rekeningnya. Akhirnya saya temenin dia ke ATM buat withdraw karena kebetulan saya juga mau gak mau harus withdraw untuk sebuah alasan kemiskinan (hiks). ATM centernya ada di lantai dasar, dekat atrium jadi saya dan Sasha pergi ke lantai dasar. Di dekat atrium, saya dan Sasha menyaksikan keributan antara dua orang wanita usia paruh baya yang entah meributkan apa, tapi pertengkarannya disebabkan sepertinya karena hal yang agak ringan. Waktu saya dan Sasha melewati dua wanita yang masih berseteru itu, seorang wanita bersikeras bilang, "Dia yang ngeliatin gue terus!". Saya duga ini masalah sepele, sebatas masalah delik mendelik. Dan saya, serta Sasha dan juga pengunjung mal lainnya nggak perlu satu menit untuk mendengar teriakkan dan jeritan amukan kedua wanita tadi karena dalam hitungan detik aja atrium mal sudah penuh sama pengunjung-pengunjung lain yang nonton pertengkaran kedua wanita itu yang semakin hebat. Sialnya, keributan kedua wanita itu terjadi di sebuah tennant. Saya bisa pastikan si penjaga tennant mau nggak mau kehilangan penunjungnya dan malu sekali.

Di depan ATM center, saya bilang sama Sasha, "Malu-maluin banget mereka. Kampungan, nggak punya adat berantem kayak gitu di mal. Diliatin banyak orang pula". Dan waktu saya dan Sasha sedang ngambil uang pun, jeritan amukan kedua wanita itu masih kedengeran keras. Saya bisa liat dari kaca ATM center banyak orang yang mendekat ke tempat kejadian perkara untuk liat langsung pertarungan dua wanita yang mempertaruhkan gengsinya masing-masing, walaupun tentunya image mereka udah pasti jatuh di depan pengunjung satu mal. Waktu saya dan Sasha naik eskalator yang kebetulan sangat dekat dengan TKP, saya bisa liat seorang wanita yang ikut pertarungan itu ngegendong seorang balita yang keliatannya nangis. Dan ketika Sasha udah kembali berbelanja, dia bilang sama saya, "Kalo orang yang berantem itu orang yang aku kenal, pasti udah aku tampar orangnya".

Yap, saya setuju dengan pernyataan Sasha itu. Entah siapa yang memulai dan siapa yang salah, tapi tindakan kedua wanita itu bener-bener memalukan. Kampungan. Saya bahkan berani bilang keduanya murahan. Saking asiknya berseteru sampai teriak-teriak, mereka lupa kalau semakin sengit mereka berteriak, semakin rendah harga diri mereka dihadapan pengunjung-pengunjung mal lainnya. Bayangkan, pengunjung mal di malam hari Minggu itu banyak dan mereka justru menjadi pusat perhatian pengunjung untuk sebuah hal yang sangat-sangat hina, bahkan pengunjung di lantai dua dan tiga pun ikut menonton kejadian itu. Mereka itu wanita, dan mereka bersikap lebih liar daripada singa sekalipun. Parahnya lagi karena seorang diantara mereka sedang menggendong seorang balita. Alangkah nggak pantasnya mereka, yang disebut sebagai orang dewasa, berlaku lebih menyebalkan dan memalukan daripada seorang anak TK di depan balita yang mau nggak mau melihat apa yang orang dewasa lakukan. Mereka dzalim, karena merusak pikiran si balita tersebut. Apa yang dipikirkan si balita itu ngeliat orangtuanya justru bersikap kasar? Apa orangtuanya nggak punya otak? Gimana nanti ketika si balita itu dewasa?

Seorang teman pernah bilang sama saya, "Aku punya hak buat pergi tanpa pake baju kemanapun, tapi orang lain juga punya hak buat nggak ngeliat kita telanjang ketika kita pergi". Kasus ini pun sama. Mereka punya hak untuk mengekspresikan emosi dan kekesalan mereka, mau sampe jenggut-jenggutan rambut, adu scream sampe tampar-tamparan. Tapi karena berada di tempat umum, orang lain juga punya hak untuk bisa menikmati tempat umum itu dengan tenang, tanpa ada keributan apalagi yang disebabkan karena dua wanita yang berseteru dengan gengsinya masing-masing. Marah merupakan sebuah hak, tapi hak selalu punya batasan, yaitu hak yang lain. Karena kita hidup bermasyarakat, ada hukum gak tertulis yang menjelaskan mengenai etika dan adat istiadat. Mengekspresikan emosi bukan sebuah kesalahan, tapi alangkah baiknya kalau ekspresinya didukung dengan etika yang baik. Orang lain akan berfikir lebih baik untuk menyelesaikan sebuah perseteruan tanpa didasari emosi sementaranya ketika kita berpegang pada etika. Marah juga harus didasari sama etika. Ketika marah nggak didasari sama etika, maka iblis sudah berhasil menguasai jiwa. Dan kalau sudah begitu, bukan nggak mungkin sesuatu yang lebih buruk akan terjadi. Saya saat itu ikut kesal. Kesal karena ketidaksopanan mereka marah-marah di depan umum. Kalau Sasha yang ada disana pengen nampar kedua perempuan itu karena kelakuannya, justru saya ingin getok kepala mereka pakai gantungan baju supaya mereka sadar diri dengan kelakuan mereka. Dan saya kembali berfikir, jadi inikah yang disebut dengan kelakuan manusia di era informatika?

Ya Tuhan..

Tuesday, December 6, 2011

When Public Restroom Comes To Necessity...

Public restroom is one of vital facilities that must be built in public buildings, such as office tower, shopping mall, restaurant, game arcade, and else. Why public restroom is a must? Have you ever imagined when there's not any public restroom in your city mall? Or when people don't find toilets in your school. They will take longer time to home, just for peeing. Or at least, the disgusting one is peeing at the fountain of your city mall *yucks!*

But public restroom should have several requirements that provide proper quality. I've had some experiences about public restroom, the good ones and the terrific ones! Why do I mention it terrific? Because sometimes, public restroom is even worse than your house's storage! But actually, I'm not about to talk about the public restroom itself. I'm going to tell you about my experience in using public restroom service. These points are what comes into my mind:
  • The sanitary of public restroom now comes to necessity. However, people will not use the public toilet when the toilet overflows. Or at least, the last user doesn't flush it. That's very disgusting. Some people pee but they don't flush the toilet. You don't deserve urine, guys! So better check the toilet first before you pee.
  • Make sure that the water tank is full! At least, it provides you enough tissue to cleanup. In Indonesia, toilets are mostly of typical wet toilet, in which the floor will be wet when someone uses it. So make sure that there's enough water to cleanup. When there's not adequate water, then how will you flush the toilet?
But what has happened to me, well, just take a look at these points:
  • One day, I immediately used the toilet. I didn't check the water tank and unfortunately the tank ran out of water! I was very shocked. How could I flush the toilet and cleanup? Fortunately, I brought tissues for cleanup. Since that day, I always check the water first.
  • It was an amusement park, where thousands people visit it every day. I needed to go to the restroom and I found one there. The sanitary was very horrible. There was a cigarette butt on the toilet, and the last person using it must haven't flushed it. Yucks! It was so disgusting.
  • The last one would be kind of awkward and scary. My friends and I were visiting a shopping arcade in downtown. I needed to go to the restroom so I immediately ran to the nearby restroom. There are two toilet cubicles there, and the rest are standing urinals. I found an empty cubicle but the water overflowed from the next cubicle. Finding it quite disgusting, I moved to standing urinal and peed there. Somebody came out from a cubicle and used a standing urinal in my opposite. When I washed my hand, that guy sighed in lust. I knew what he was doing. He kept saying "F*ck! F*ck!" while sighing loudly and passionately. Another guy came out from the same cubicle, and I didn't need another second to conclude that both the guys are gays and quickly ran from the restroom! I must have been idiot, entering the wrong restroom!
The last experience happened in a shopping arcade in Bandung downtown. I cannot mention it explicitly, due to reputation matters. I just hope you guys will be much careful in using public facilities like restroom.

Sunday, December 4, 2011

Present Perfect Tense

Dulu, saya bingung dengan tenses yang satu ini. Present Perfect Tense, ya setidaknya itu yang saya denger dari guru saya waktu SMP. Lantas, apa yang membuat saya bingung dengan tenses ini? So here the story goes..

Dulu saya sering pusing sama bentuk verb ketiga. Kan bentuk verb itu ada tiga, verb 1, verb 2, dan verb 3, yang perubahannya disesuaikan sama tenses atau bentuk kalimat (aktif atau pasif). Karena present perfect ini harus pake verb bentuk ketiga, otomatis saya mau nggak mau harus menghapal beberapa verb yang termasuk irregular verb, alias perubahannya beda. Nggak kayak regular verb yang baik bentuk kedua atau ketiganya cuman ditambahin sufiks -ed, irregular verb punya bentuk yang lain yang mau nggak mau (derita) harus diinget. Contohnya verb sing, perubahan dari verb 1 ke 2 lalu ke 3 seperti ini: sing, sang, sung. Kayak lahiran aja (itu sungsang..)

Nah, tapi lama-lama saya jadi tertarik sama tenses ini. Setelah dipelajari rupanya tenses ini fungsinya unik. Dengan rumus S+have/has+v3+O (bisa pakai object bisa juga nggak, tergantung apakah kalimatnya transitif atau intransitif), tenses yang satu ini bermakna banyak, sama kayak tenses yang lainnya. Buat yang masih bingung, saya coba bantuin jelasin kapan sih dan apa fungsinya tenses ini. Berikut pengetahuan yang saya tau tentang Present Perfect Tense.

Present Perfect ini digunakan buat menjelaskan suatu event ato kejadian yang pernah terjadi di kehidupan kita atau kehidupan seseorang. Tapi, pada kasus ini kita nggak peduli kapan terjadinya. Kita cuman lebih fokus sama kejadiannya (dengan kata lain, terserah mau kapan waktunya itu terjadi di masa lalu, yang jelas kita udah mengalami atau seseorang udah mengalami). Contohnya:
I have drunk Coke.
Pada kalimat diatas, subjek aku cuman menjelaskan bahwa dia sudah minum Coke, tapi entah kapan. Si aku cuman menegaskan bahwa seeengganya dia udah pernah minum Coke sebelumnya. Atau contoh lainnya gini:
She has been to Vladivostok before.
Pada contoh ini, si tokoh aku menceritakan sama temen-temennya bahwa seorang teman wanitanya udah pernah (pergi) ke Vladivostok sebelumnya, tanpa secara detil menjelaskan kapan perginya. Beda sama simple past yang bisa menyertakan keterangan waktu. Perbandingannya saya kasih contoh seperti ini:
  • Violet has invented a time machine. [Present Perfect]
  • Violet invented a time machine yesterday. [Simple Past]
Pada dua contoh kalimat di atas, di kalimat pertama Violet udah menemukan sebuah mesin waktu sebelumnya. Tapi nggak dijelasin kapan ditemukannya. Sementara di kalimat kedua, dijelaskan bahwa Violet menemukan mesin waktu itu kemarin. Jadi untuk cakupan yang lebih luas (atau katakanlah nggak perlu terkait sama detil waktu), Present Perfect nyaman digunakan untuk topik obrolan tentang pengalaman. Tapi nggak berarti bahwa Simple Past nggak usah digunakan. Penggunaannya tergantung sama situasi obrolan.

Untuk kasus lain, Present Perfect Tense bisa digunakan untuk menjelaskan sebuah kalimat yang menyimpan hubungan antara kejadian masa lalu (past) dengan sekarang (present). Maksudnya,  melalui sebuah kalimat dengan tense Present Perfect, seseorang bisa menjelaskan kejadian di masa lalu yang punya efek di masa depan. Contohnya:
I have read that novel.
Kalimat diatas menjelaskan bahwa si aku, pada masa lalu belum membaca novel itu. Tapi sekarang si aku sudah membaca novel itu (efeknya mungkin udah tau jalan ceritanya, dan lain-lain). Atau contoh lainnya kayak gini:
Sunny has bitten Scrabble tiles.
Kalimat diatas bisa dijelaskan seperti ini: misalnya dulu (sebelum Sunny ngegigit keping huruf Scrabble) keping-keping Scrabble itu masih bagus dan rapi, tapi setelah Sunny ngegigit keping Scrabble itu (dijelaskan lewat kalimat present perfect seperti di contoh) keping-keping itu jadi patah atau rusak. Jadi, kalimat itu biasanya dipakai untuk menjawab alasan atas sebuah efek atau perubahan yang terjadi karena sebuah event atua kejadian di masa lalu. Seperti ketika guru bertanya "Kenapa kelas ini kotor?", lalu seorang anak menjawab "Jim tadi membawa lumpur ke kelas". Secara logika, kita bisa tau kalau sebelum Jim membawa lumpur ke kelasnya, pasti kelas itu bersih sebelumnya.

Present Perfect juga bisa digunakan untuk menyatakan sebuah statement mengenai yang sudah terjadi di masa lalu dan masih terjadi sampai sekarang, walaupun belum bisa dipastikan kedepannya masih akan terjadi atau tidak. Kalimat ini biasanya digunakan ketika menanyakan berapa lama kita tinggal di sebuah tempat atau bekerja di sebuah tempat. Atau bisa juga menanyakan sejak kapan kita melakukan sebuah pekerjaan. Contohnya: 
  • I have settled in Boston for twelve years.
  • I have settled in Boston since 1992.
Kalimat pertama diatas menjelaskan bahwa tokoh aku sudah tinggal di Boston selama dua belas tahun. Tapi nggak menjelaskan sejak kapan secara pasti. Walaupun gitu, si pendengar tetep bisa nebak kapan tokoh aku pertama kali tinggal di Boston dengan menghitung sendiri. Sementara buat kalimat kedua, si tokoh aku menyatakan bahwa dia sudah tinggal di Boston sejak tahun 1992. Tapi di kalimat kedua, nggak dijelaskan secara eksplisit sudah berapa lama dia tinggal disana. Dan pendengar tetep bisa menghitung berapa lama dia tinggal di Boston, tentunya secara manual. Bentuk Present Perfect dengan For dan Since ini sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh-contoh kalimatnya seperti ini:
  • She has worked in that office for three years.
  • I have waited the bus since 4pm.
  • You have changed a lot since you moved to Auckland.
  • He has spoken French for the last 10 months.
  • I have played that game for 5 years. No wonder I play extremely.
  • They have dedicated their life to help people for a decade.
  • Bianca has been angry since yesterday. She doesn't talk a lot today.
  • Gary has studied classical piano since he was six years old. Now he becomes a great pianist.
Kurang lebih fungsi dari Present Perfect seperti itu. Mungkin itulah kenapa disebut perfect juga karena walaupun membicarakan hal yang udah terjadi, hal itu tetep bisa kasih efek di masa sekarang (dan mungkin masa depan). Semoga apa yang saya post ini bisa berguna sebagai pengetahuan komplementer.

Dumped

Feeling dumped. I don't know how to explain this thunderous shrieks on my mind. One of things I hate is being dumped. Yah, dumped. I do believe that the one who wastes people whom love him is a very, very poor person. He or she is the pathetic one.

Tuesday, November 22, 2011

Music Review: 3rd Coast - Altered Surface

Setelah sebelumnya saya sempet me-review Kpop dengan subgenre K-Pop/Dance, sekarang saya me-review group yang bermain di genre Electronic/R&B. Kalau dipikir-pikir lagi, agak susah juga mencari Korean R&B yang asik karena sangat banyaknya girlband dan boyband Korea yang gencar promo sana sini sampe international promo juga. Dan beruntung sekali saya nemu 3rd Coast, yang awalnya cuman saya tau ngisi game soundtrack DJMAX Technika.


Altered Surface adalah mini-album yang dirilis 3rd Coast pada pertengahan taun 2010. Udah cukup lama juga album ini beredar walopun eksistensinya harus saingan sama girlband/boyband Kpop. Dengan mengusung genre Electronic/R&B, 3rd Coast menyisipkan 5 lagu yang cukup nyaman di telinga.

Lantunan vocal dari so fly (Han So Hyun/한소현) yang memberikan nuansa 'soul' di setiap lagunya dibalut sama aransemen house-jazz dan juga ditambah rap dari Kwon Sung Min membuat lagu-lagu di album ini cukup menenangkan walaupun genrenya electronica. Semacam lounge-jazz atau acid-jazz. Mereka banyak pake 7th chords di lagu-lagu mereka yang ngasih nuansa jazzy.

Tracklist:
  • Astral Planet. Lagu ini jadi lagu wajib yang harus didenger di album ini. Nuansa Acid-Jazz sangat kental di lagu ini, ditambah tempo moderato cocok buat mendinginkan suasana. Alur chord yang sama dimainkan terus menerus, tapi jatohnya nggak membosankan. Sebagai perbandingan bisa denger lagunya Trish yang judulnya PDM, hanya temponya lebih cepat. Lagu seperti ini cocok dimainkan di lounge hotel atau coffee shop.
  • Love Solstice. Tempo yang agak cepat dengan aransemen house tetep nggak menghilangkan kesan jazzy di lagu ini. Dengan 7th chords, nuansa soothing tetep bisa ketangkap. Ada beberapa bar di awal lagu dengan breakbeats yang ngasih spirit di lagu ini.
  • On & On. Awalnya mungkin pendengar mengira bahwa lagu ini diaransemen unplugged, karena hanya akustik gitar yang menemani alunan sang vokalis. Tapi begitu chorus pertama selesai, aransemen Classic Hip-Hop/R&B mulai mengiringi vokal sampe akhir lagu. Di tengah lagu, pada bagian rap coba denger baik-baik ada dentingan akustik gitar sebagai ornamen lagu ini.
  • Reason. Lagu ini diawali dengan progress chord piano dan accompaniment khas R&B. Tempo lagu ini cepat dan aransemen drum di chorus justru bikin semangat. Dan uniknya, setelah chorus aransemen drum-nya langsung berubah. Di bagian interlude itu kayak ngasih nafas buat istirahat sejenak, sebelum akhirnya masuk lagi ke verse dengan aransemen drum yang spirited lagi.
  • Reason Remix (Eaeon From Mot). Remix version dari lagu Reason. Disini genre-nya malah jadi agak nge-breakbeats terutama di bagian verse awal. Nggak ada perubahan dari segi tempo dan progress chord.
Secara keseluruhan, 3rd Coast ingin mencoba membuat nuansa tenang ala lounge hotel atau kafe-kafe dengan cara mereka sendiri. Aransemen house-jazz ternyata cukup ampuh buat menghidupkan suasananya tanpa terkesan terlalu electro seperti musik techno atau trance. Buat yang sering kejebak macet di jalanan, atau seneng ngopi di kafe, lagu-lagu dari album ini cocok buat menemani kalian ^_^

Steps: 'Minta' Gambar/Foto Di Situs Yang "Not Allow To Right-Click"

Cara ini saya dapetin waktu saya mau nge-save sebuah gambar di sebuah situs (lupa lagi situsnya apa). Saya lagi butuh banget gambar itu tapi situs itu nggak membolehkan pengaksesnya buat melakukan perintah right-click. Kadang sebal juga kalo hal kayak gini udah terjadi. Tapi naluri seorang downloader itu emang maunya ngedownload dan nyomot terus, jadi berbagai cara dilakukan supaya bisa dapetin file yang dia pengen. Inget dulu ketika permulaan file berekstensi *.flv jadi gem langka dan buat download-nya cukup ribet karena harus pake downloader dan fetcher? Sampe akhirnya datanglah orang yang membuat situs keepvid dan mediaconverter.

Nah, untuk yang ingin 'minta' file gambar yang di-lock karena alasan tidak diperbolehkan right-click, sebenernya ada caranya. Ya, bisa dibilang ini sedikit criminal tapi saya rasa nggak juga karena mau nggak mau udah banyak orang yang ngerti juga prosedur ini dan fotonya bobol ke publik (hehe). Buat yang belum tau saya kasih tau langkah-langkahnya:
  • Cara ini sebenernya bisa dilakukan di semua browser. Tapi saya pake Mozilla Firefox karena lebih gampang dan nggak begitu ngeribetin. Semua versi Mozilla bisa dipake kok.
  • Buka situs dimana situs tersebut nggak memperbolehkan perintah right-click. Banyak kok situs-situs yang seperti itu, biasanya menghindari penggunanya ngopi-ngopi foto-foto ber-copyright atau menghindari penggunanya ngebuka tab baru dari link yang ada. Sebagai contoh disini saya coba buka mm.search.nate.com, sebuah situs photo gallery yang mencakup foto-foto artis-artis atau musisi Korea.
  •  Klik di salah satu gambar yang mau kita download. Sebagai contoh saya mau 'minta' salah satu gambar/foto Sandara.
  • Setelah di-klik, situs ini secara otomatis akan ngebuka pop-up baru dimana kita bisa ngeliat gallery foto-fotonya lebih simpel lagi beserta photo-viewer. Disini, kita bisa mulai kriminal-nya.
  • Klik kanan di area kosong di gallery bar di kiri. Setidaknya, di sebuah situs ada satu area dimana perintah right-click masih bisa dilakukan. Biasanya di area-area yang dianggap nggak penting atau nggak mengandung 'harta' buat downloader. Klik kanan dan pilih opsi 'view page info'. Nanti bakalan keluar pop-up menu seperti ini:
  • Di pop-up menu tersebut, pilih tab 'Media'. Setelah di-klik tab tersebut, bakalan muncul sebuah list dengan sebuah previewer dibawahnya. Nah, disinilah dibeberin media-media yang ada di situs tersebut. Semisal, situs tersebut sebuah photo gallery, maka gambar-gambarnya dibeberin disini.
  • Nah, buat dapetin gambar yang kita mau, disini dibutuhkan kesabaran dan ketelitian. Di list link-link tersebut ada salah satu file gambar yang kita inginkan. Caranya, telusuri aja link-link yang ada dan previewer di bawah ngebantu penelusuran kita. Setelah kita dapet gambar yang kita inginkan, tinggal klik Save As.., lalu simpan file-nya dengan save as type-nya All Files dan ketika menyimpan, jangan lupa cantumin ekstensi file-nya. Contohnya ketika nge-save, ketiknya gini: blablabla.jpg atau blablabla.png
Tinggal klik tombol Save As...
Jangan lupa cantumkan ekstensi
  •  Dan, tadaa! Satu kebaikan 'kriminal' telah selesai dilakukan :D

Tips: Ketika mau 'minta' gambar yang lain yang ada di gallery bar tersebut, klik dulu gambar yang ada di gallery bar, baru lakukan langkah ke-4 sampe akhir. Karena kalau kita nggak nge-klik dan nge-load gambar tersebut, yang kita dapet bakalan thumbnail-size aja. Kalo di-klik dulu, kita bisa dapetin gambar dengan ukuran yang lebih besar dan kualitas lebih bagus. Beberapa type gambar seperti *.gif juga harus diperhatikan dalam penyimpanan. Jangan sampe salah ngetik ekstensi. Dan ada juga gambar yang di-upload dalam format embed (*.swf), dan untuk yang ini mohon maaf sekali kalaupun di download dibukanya di Quicktime atau Flash Player.

Trik ini bisa dipake di situs-situs lain juga kok yang melarang perintah right-click. Biasanya, right-click dilarang pada media-media seperti link, gambar, lagu, dan sebagainya. Tapi kalau digunakan di background biasanya masih bisa. Lakukan right-click buat mengakses menu 'view page info' di background situs, atau lewat browser, klik menu Tools, lalu klik Page info.

Semoga membantu :)

Thursday, November 17, 2011

Korean Ballads Selection

Hmm.. Kali ini saya mau share ballad-ballad Korea pilihan saya. Subgenre yang satu ini cocok didengerin di suasana-suasana kayak ketika lagi hujan, atau setelah hujan, atau sore-sore pas matahari lagi anget-angetnya (loh). Korean ballad emang terkenal buat aransemennya yang manis dan melankolis. Kalo dibandingin sama ballad-ballad dari US atau UK, Korean ballad selalu punya ciri khas yang nandain bahwa "ini loh Korean ballad" (terlepas dari perbedaan bahasa tentunya *jangan ditanya lagi*).

Berikut saya mau kasih beberapa lagu pilihan saya. Beberapa diambil dari soundtrack drama atau film. Here is the list:

Jung Yong Hwa - Because I Miss You... (그리워서...)


Dari album soundtrack "Heartstring", lagu ini punya beberapa versi. Tapi yang paling saya suka itu ballad versionnya. Buat band versionnya, sebenernya cukup enak juga buat didengerin cuman ballad versionnya bikin makna lagu ini lebih dapet *bahasa gue...*. Lagu ini main di ketukan 6/8, dan string section cukup mendominasi lagu-lagu ini terutama sebagai ornamen pemanis. Petikan gitarnya really compliments sama alunan piano. Cocok didengerin kalau sore-sore, waktu matahari nggak terik.


Kara - Lonely


Aransemen awalnya terkesan R&B, walopun perbedaan kedengeran di chorus-nya. Lagu ini diawali sama intro yang sederhana tapi manis dari alunan vibraphone. Ketika masuk verse awal, iringan gitar mulai kerasa. Di bagian chorus, bisa diperhatikan walking bass-nya ikut ngasih beat di lagu ini. Di lagu yang main di nada dasar awal F-sharp ini, Kara mencoba menceritakan tentang kesepian seseorang tanpa terkesan lenje-lenje. Lagu ini cocok didengerin kalau malem-malem, terutama menuju tengah malem. Buat saya, lagu ini cocok buat nemenin tidur.


Im Jae Beom - Love (사랑) & Park Gyuri - Only Look At You (그대만 봐요)


Kedua lagu itu diambil dari soundtrack drama City Hunter yang dibintangi sama Lee Min Ho. Kedua lagu tersebut punya perbedaan yang jauh. Di lagu Love, karakter vokal Im Jae Beom yang serak-serak powerful nge-blend sama aransemennya yang mirip slow rock, tapi masih tetep bernuansa ballad. Lagu dengan intro sangat singkat (bahkan menurut saya nggak ada intronya) ini diawali dengan petikan gitar dan vokal. Progress mulai kerasa ketika di bridge menuju chorus, mulai ada ornamen dari string section. Temponya yang santai bikin lagu ini cocok didengerin ketika malem-malem. Versi lain lagu ini ada piano version dan guitar version. Tapi kedua versi itu nggak ada vokalnya, alias instrumental aja.

Sementara buat lagu Only Look At You, Gyuri nunjukkin kemampuan ngambil nada-nada tinggi di chorusnya. Ballad yang basic instrumentnya piano sama gitar ini ngasih nuansa soothing di sore hari. String section bikin lagu ini juga terkesan syahdu, dan di bagian chorus string section-nya semakin mendominasi. Nggak ada bagian buat drum yang ikut ngiringin lagu ini, bahkan kalo ada sedikit banget (semisal cymbal). Katakanlah lagu ini sebagai orchestral ballad.


Joo Sang Wook - I Miss You (그대가 그립습니다)


Diambil dari special original soundtracknya "The Great Queen Seon Deok", ballad yang satu ini bikin saya penasaran karena berbulan-bulan saya nggak dapet title dan penyanyinya. Untunglah seorang temen asal Korea, Jung Jinwoo bantu saya dapetin informasi lagunya. Ballad yang satu ini diawali dengan intro alunan piano. Masuk ke verse awal, cuman ada vokal dan petikan gitar aja, sementara piano jadi ornamen pemanisnya. Begitu masuk bridge menuju chorus, lagu ini nge-show off semua instrumennya dan masih tetep ada string section, seperti yang biasa mengisi lagu-lagu ballad Korea. Karakter vokal Sang Wook juga terdengar manis dengan power yang nggak berlebihan. Kebanyakan nada-nada tinggi diambil pake falsetto. Cocok didengerin baik sore hari ataupun nemenin tidur atau belajar di malem hari.


SG Wannabe - Arirang


Lagu yang diadaptasi dari Korean folk song ini memadukan unsur-unsur musik tradisional Korea ke dalam sebuah ballad. Di intro kita bakalan disuguhin sama perkusi dari instrumen semacam Taiko atau gendang yang segede alaihim itu. Lalu mulai masuk instrumen-instrumen lainnya dan ada Korean vox juga. Di sepanjang lagu yang bertema cinta ini bisa kita denger ornamen-ornamen manis dari instrumen kayak gayageum, ajaeng, piri, dan sebagainya. Di chorus akhir juga Korean vox muncul lagi ketika lagu ini masuk overtune ke F major.

Diambil dari album The Sentimental Chords, SG Wannabe disini memperlihatkan bahwa Gugak atau musik tradisional Korea bisa berpadu sama Yangak atau western music (anggaplah musik modern), dan bikin sebuah performance yang menakjubkan.


Lee Hae Ri - The Person I Love (사랑하는 사람아)


Ini lagu yang sering saya dengerin akhir-akhir ini, karena musiknya dan sebuah personal matter *sensor*. Diambil dari soundtrack drama Poseidon dimana hyung saya Siwon ikut membintangi drama tersebut (digebukin massa), ballad yang satu ini dikemas tanpa string section. Sedikit terkesan slow rock juga, tapi masih belum cukup nge-rock buat dianggap sebagai genre rock. Basic instrumennya piano dan gitar, dan dibawakan dengan aransemen yang nggak ribet. Bentuk chordnya udah nggak begitu asing sepertinya, dengan bentuk chord di bagian chorus mirip dengan Canon (cuman setelah kembali ke C major, di lagu ini chordnya pindah ke D major baru ke G). Cocok didengerin pas sore-sore, apalagi pas matahari lagi anget-angetnya dan lagi jalan kaki pulang habis ngampus..


Choi Si Young - The Prayer (기도해)


Awalnya, saya ngerasa rancu dengan lagu ini karena saya kira Choi Si Young nyanyiin lagi lagu The Prayer yang jadi soundtrack Autumn In My Heart: Endless Love, dan ternyata beda! Ballad ini diiringi sama piano, string section, dan gitar dengan tempo yang santai tapi nggak bikin pendengarnya geregetan karena kelambatan. Di bagian chorus kedua juga bisa kita dengerin ada penyanyi-penyanyi latar yang ikut nyumbangin suaranya di lagu ini. Cocok didengerin di malem hari, terutama buat di mobil.


T-Ara - Lies (거짓말) [Slow/Ballad Version]


Berbeda dengan sodara kembar tapi bedanya, di versi ini lagu ini dibawain dengan aransemen Ballad bernuansa R&B. Modern ballad ini banyak pake synthesizer sebagai instrumennya. Dan ada synth-string section di bagian chorusnya. Lagu ini juga dibawain dengan tempo yang lebih lambat dari dance versionnya. Dan satu lagu, konsep MV-nya beda banget sama konsep MV sodara kembarnya! Kalau di dance versionnya, MVnya bercerita tentang Yoo Seung Ho yang jadi playboy dan dianggap berbohong, MV buat versi ini horror karena menggambarkan cerita tentang hantu dan sebuah pembalasan dendam.


Orange Caramel - Love Does Not Wait (사랑을 미룰 순 없나요)

  

Dari album pertamanya, lagu ini menyuguhkan sensasi semi-R&B dengan nada-nada yang manis dan cukup melankolis tanpa terkesan terlalu 'lembek'. Alunan piano di nada dasar C major ngedominasi lagu ini. Mungkin sebagai perbandingan bisa dengerin lagunya Utada Hikaru yang berjudul Come Back To Me.


T-Ara - Cry Cry (Ballad Version)


Diambil dari album terbaru T-Ara, lagu Cry Cry membawa suasana ballad tahun 90an. Dimana nada-nada minor dan alunan melodi piano yang terdengar elegan mewarnai bagian-bagian lagu ini. Dengan tempo Andante, pembawaan lagu ini nggak terkesan begitu menyedihkan kayak judulnya. Melodi manis dari GalaxyEP ngebuka lagu ini. String section juga masih terdengar di beberapa bagian lagu, terutama chorus. Tapi buat yang nggak suka tempo selambat ini, lagu ini kayaknya kurang cocok dan mungkin terkesan agak 'lebay'.


IU - The Story Only I Didn't Know (나만 몰랐던 이야기)


Lagu dengan MV yang menceritakan tentang seorang gadis yang menderita gangguan kejiwaan karena kehilangan kekasihnya ini cukup menyayat hati, dengan karakter vokal IU dan aransemen musik serta orkestrasi yang menambah unsur pathetic di lagu ini. Diawali dengan intro oleh musicbox dan piano, lagu ini udah menggambarkan kesan tentang kesedihan atas kehilangan seseorang yang dicintai. Begitu masuk chorus pertama, string section dengan aransemen sedemikian rupa cukup menyayat hati. Lagu ini punya dua versi: versi ballad dan vocal-piano version. Cuman saya lebih suka versi aslinya karena orkestrasinya yang justru bikin maksud dari lagu ini lebih tersampaikan secara jelas.


J.ae - Can't Tell You The End (끝을 말할 순 없어도 featuring G.O of MBLAQ)


Diambil dari album Sentimental, disini J.ae menyanyikan lagu ini dengan G.O dari MBLAQ. Karakter vokal keduanya nge-blend dan pas mantap sama aransemen R&B/Jazz-nya. Lagu ini diawali dengan intro singkat electric piano dari C major, yang ternyata akhirnya di chorus lagu ini main di chord E-flat. Nggak ada string section di lagu ini, justru kesan jazzy yang keluar. Alunan electric piano bener-bener bikin suasana cozy di lagu ini. Cocok buat didengerin sambil minum teh atau kopi ketika hujan.


Kim Hyung Sup - I Love You (사랑해요)


Lagu yang diambil dari drama Korea yang sempet ngetop di taun 2004 (sekitar lah) ini saya pilih sebagai pilihan ballad karena aransemennya yang cukup simpel dan easy listening. String section disini diganti sama cello yang kehadirannya bisa kita denger baik-baik di chorus kedua. Lagu ini juga mengedepankan petikan-petikan gitar yang memikat, dengan karakter vokal sang penyanyi yang ballad banget. Guitar-ballad ini cocok didengerin malem-malem, buat nemenin belajar sambil begadang, ato sekedar membantu meninabobokan kita.


Taeyeon - If


Leader girlband "SNSD" ini ikut menyumbangkan suaranya sebagai soundtrack sebuah drama Korea, Hong Gil Dong. Orchestral ballad ini didominasi sama alunan piano yang ngiringin Taeyeon nyanyi. Di awal-awal, suara harpa juga nge-blend sama piano sebagai intro. Pada bagian chorus pertama, string section nggak begitu ngedominasi, hanya sekedar simple-blocking, tapi begitu masuk ke chorus kedua, mulai kerasa progress string sectionnya. Yang saya suka dari lagu ini adalah walking bass di chorus pertama, ketika perpindahan dari chord F-sharp minor ke C-sharp minor. Dan saya menyayangkan ketidakadaannya official instrumental version dari lagu ini.


Tiffany - Ring (반지)


Salah satu member girlband "SNSD", Tiffany juga ikut nyumbangin suaranya sebagai soundtrack sebuah short-movie berjudul Haru: An Unforgettable Day in Korea. Film berdurasi 30 menit yang dibuat dalam rangka promosi dari Korea Tourism ini menawarkan lagu-lagu menarik sebagai soundtracknya. Saya pilih lagu Ring sebagai pilihan ballad saya. Lagu ini diawali dengan intro piano yang nggak ribet tapi cukup membawa kita ke lagunya. Di bridge sebelum masuk chorus, mulai masuk string section dan perkusi. Dan buat saya, lagu ini justru lebih nge-show off string sectionnya. Terbukti di beberapa bagian, string section ini justru yang bikin lagu ini 'dapet banget'. Tempo yang santai, karakter Tiffany yang pembawaannya juga menenangkan, dan aransemen ringan, lagu ini cocok didengerin waktu sore-sore.


Park Jiyeon - Little By Little / More (점점)

Selain ikutan main di film Jungle Fish 2, Jiyeon juga ikut ngisi soundtracknya. Lagu berjudul Little By Little ini muncul di bagian akhir film dan ikut mengiringi di bagian kredit. Intro lagu dimulai dengan alunan piano, yang progress chordnya mundur dari minor ke major. Piano-ballad ini juga diiringi sama petikan acoustic guitar dan string section yang ikut memaniskan suasana.


Sebenernya masih banyak lagi referensi Korean ballad dari saya. Tapi berhubung saya masih harus seleksi-seleksi lagi lagu-lagunya, jadi kalau ada kesempatan nanti saya coba bikin postingan seperti ini edisi kedua. Semoga referensi dari saya bisa berguna :)

Enjoy the music!

Monday, November 7, 2011

(Still) The Greats

Tema postingan saya kali ini mau membahas mengenai mereka yang (bukan) para leader, tapi diam-diam (nggak secretly juga sih) punya kualitas vokal yang ternyata nggak kalah hebatnya sama mereka-mereka para leader. Di sebuah performance, terkadang mereka kurang muncul karena kalah dominan, bisa dari segi vokal atau stage act. Tapi setelah saya telusuri lagi beberapa personel dari grup-grup yang berbeda ini, ternyata mereka punya record solo performance yang worth to watch and listen to juga loh!

Kayaknya nggak usah berlama-lama. Langsung aja saya kasih beberapa referensi personel yang punya record solo performance dan layak buat didengerin.

Sandara Park - 2NE1


Dara yang disebut-sebut "wanita berkulit madu" ini pada performance 2NE1 seringkali kurang dominan, mungkin ketutupin stage act-nya CL atau rap-nya Minzy yang kerennya jangan ditanya lagi. Tapi siapa sangka di beberapa lagu, kalo kita perhatiin baik-baik Sandara punya karakter vokal yang manis dan lembut (coba bandingin sama karakter vokalnya di lagu "Fire" atau "Can't Nobody" yang terkesan 'nyempreng'). Karakter vokal Sandara yang lembut bisa kita denger di lagu "Lonely", atau kalau mau denger lebih jelas lagi, Sandara ketika masih tinggal di Filipina juga udah ngerilis album berbahasa Tagalog. Single andalannya yang berjudul In Or Out bisa jadi contoh bahwa Dara memang punya karakter vokal yang manis.




Stephanie Hwang (Tiffany) - SNSD


Dari grup bermember 9 orang ini, saya menaruh perhatian yang cukup baik terhadap Tiffany. Walopun di SNSD sendiri saya memfavoritkan Choi Sooyoung, tapi secara vokal saya liat Tiffany punya karakter vokal yang unik. Karakter vokalnya bisa ditilik jelas di single I'm Alone, dan single dari soundtrack film berdurasi singkat berjudul Haru: An Unforgettable Day in Korea, Ring. Di SNSD sendiri yang saya rasain porsi nyanyi Tiffany cukup banyak, walopun nggak terlalu mendominasi. Walopun nada-nada tinggi sering diambil sama Taeyeon atau Sunny, tapi Tiffany juga cukup ngeluarin power vokalnya, terutama di lagu I'm Alone.


Luna Park (Park Sun Young) - f(x)


Luna memang bukan leader dari f(x) secara keseluruhan, tapi berdasarkan informasi dari wikipedia, ternyata Luna jadi main vocalist dan lead dancer-nya f(x)! Gak aneh kok karena emang Luna sering banget ngambil bagian nada-nada tinggi di lagu-lagu yang dibawain f(x). Kalo dibandingin sama karakter vokal Sulli yang cute dan manis, Luna juga punya karakter vokal yang cute, tapi cenderung tegas (susah ngejelasinnya ‎​(☉ε☉٥)). Ya pokonya karakter vokal Luna itu beda dari yang lain. Luna juga ngerilis sebuah single yang berjudul Beautiful Day, sebagai soundtrack drama "Please Marry Me".


Cho Kyuhyun - Super Junior


Maknae yang satu ini, yang sering banget dibilang evil maknae karena perbuatan jailnya pada kakak-kakaknya itu udah ngerilis beberapa solo performance-nya. Salah satunya ballad berjudul Hope Is A Dream That Never Sleeps dan How To Break Up (헤어지는 방법) ini cukup menawarkan sensasi ballad yang gak kalah asik dan melankolisnya dengan ballad-ballad punya Sung Si Kyung atau Shin Seung Hoon. Karakter vokalnya yang lembut dan falsetto-nya dibawain tanpa efek garang berlebihan (yang kadang ujung-ujungnya kayak nge-scream atau semi serak-serak rocker kayak Park Hyo Shin di lagu "Sunflower").


Kang Daesung - Big Bang


Para V.I.P pasti udah sering denger suaranya Daesung dan punya penilaian terhadap vokalnya. Buat saya, secara kualitas dan karakter vokal, Daesung itu bener-bener gorgeous!  Dari kelima member Big Bang, yang saya lihat Taeyang, Seungri, dan Daesung yang cukup megang di vokal, karena G-Dragon dan T.O.P skill nge-rap-nya gak usah ditanya lagi. Tapi entah kenapa saya lebih condong sama Daesung. Mungkin karena di beberapa lagu, Daesung nunjukkin kemampuannya nyabet nada-nada tinggi dan jitu! Di lagu Big Bang, La-La-La yang bergenre Hip-Hop, Daesung ngambil bagian dengan nada-nada di oktaf yang buat saya sih tinggi. Di lagu Lollipop juga Daesung ngambil nada-nada tinggi buat bagiannya. Daesung juga ngerilis sebuah single yang jadi favorit saya, berjudul Cotton Candy.


Park Jiyeon - T-Ara


Buat saya, Jiyeon itu multitalented. Selain bisa nyanyi, akting-nya di drama God of Study, film Jungle Fish 2 dan Death Bell 2 juga patut diacungi jempol. Cewek manis ini punya karakter vokal yang lembut dan manis, pokonya perpaduannya pas sama wajahnya (っˆヮˆ)っ . Di beberapa lagu, karakter vokalnya bisa jadi powerful dan tegas. Atau bisa juga terdengar cute kayak di lagu Roly Poly. Atau mungkin lebih suka sama karakter vokal Jiyeon yang halus dan ballad-ish? Coba dengerin single Jiyeon yang berjudul Rolling (soundtrack-nya God of Study) dan Little by Little (soundtracknya Jungle Fish 2). Kebetulan di drama dan film itu juga Jiyeon ikut ambil peran (God of Study: Na Hyan Jung; Jungle Fish 2: Seo Yool). Dan kalo liat perannya Jiyeon di God of Study, sama karakter vokalnya di lagu Rolling yang jadi soundtracknya, kayaknya nabrak banget, karena di drama itu Jiyeon jadi seorang cewek remaja yang childish banget (kasian sama Seungho-hyung yang sering jadi bulan-bulanan taksirannya).

Sebenernya referensinya masih banyak lagi, tapi berhubung yang saya paling rekomendasikan adalah personel-personel di atas, jadi saya bahas dulu tentang mereka. Semoga bisa jadi referensi yang berguna :D

Sunday, November 6, 2011

Music Review: Orange Caramel - Bangkok City


Single lainnya dari Orange Caramel yang berjudul Bangkok City ini dirilis beberapa bulan sebelum mini album Shanghai Romance keluar. Di paket downloadnya, ditawarin dua file: satu file original, dan satu lagi karaoke version-nya. Jadi buat yang pengen karaoke jangan khawatir karena biasanya Orange Caramel turut menyertakan instrumental version dari hot single mereka, contohnya Magic Girl, A~ing, dan Shanghai Romance.

Lagu dengan aransemen club/electro-house ini diawali dengan lead-synth yang disusul sama irama club yang di awal-awal udah lumayan bikin sensasi ajep-ajep. Dengan tempo di kisaran 120-140 bpm, lagu ini bisa dibandingkan dengan lagunya Wawa yang berjudul Dance. Dan menurut saya mungkin ini lagu Orange Caramel yang pertama diaransemen dengan genre electro-house. Pada bagian chorus, lagu ini semakin kerasa progresif. Dan masuk ke verse setelah chorus pertama, samar-samar kita bisa denger string section yang aransemennya sepintas agak mirip musik-musik Timur Tengah. Dan overall dari awal sampe akhir lagu ini cukup lah menyuguhkan atmosfer nightclub buat telinga kita, tanpa bener-bener menghilangkan ciri khas Orange Caramel itu sendiri.

Cuman yang saya sayangkan satu, di lagu ini justru vokal dari masing-masing personel kurang ditonjolkan. Kalo dibandingin dengan lagu Shanghai Romance atau Magic Girl, ada bagian dimana vokal mereka kedengeran jelas, buat menonjolkan karakter dan kualitas vokal masing-masing personel. Mungkin karena aransemennya juga seperti itu jadi agak susah juga kalo harus nge-show off vokalnya. Tapi tetep lagu ini worth to download and listen. Kalo pengen lebih seru lagi, bisa nonton MV-nya.

Music Review: 2NE1 - The 2nd Mini Album


Girlband yang satu ini eksistensinya udah nggak perlu dipertanyakan lagi di blantika musik Korea, karena mereka adalah salah satu girlband terbaik Korea (right?). 2NE1 adalah salah satu girlband yang peluncuran album barunya saya tunggu-tunggu (cheers!). Dan album terbaru mereka, "2NE1 The 2nd Mini Album" udah pasti jadi item wajib yang harus ada di komputer para Blackjack di seluruh dunia. Awalnya, saya nggak ngeuh dengan peluncuran album yang satu ini karena waktu itu saya masih addicted sama lagu Can't Nobody dari album To Anyone. Dan setelah denger lagu I Am The Best, saya langsung download lagunya beserta music video-nya yang bikin saya gigit jari (karena pengen rotating chair-nya).

Album ini berisi 6 lagu yang menawarkan sensasi yang beda-beda. Dari mulai yang bikin jingkrak-jingkrak sampe nge-galau pun ada. Dan di album ini ada satu lagu, solo performance dari Park Bom berjudul Don't Cry, setelah sebelumnya si langsing Bom ini meluncurkan lagu You and I dan Protect The Small Basics.

Berikut ini saya mau kasih tracklist beserta deskripsi buat tiap lagunya:
  • I Am The Best (내가 제일 잘 나가). Lagu yang bener-bener wajib didenger di album ini. Inget, wajib! Aransemen electronic/techno dengan lead-synth yang cukup mendominasi lagu ini bikin badan kalo nggak ikut movin' tuh nggak gereget! Lead-synth di lagu ini agak mirip dengan lead-synth yang ada di lagu Can't Nobody dan temponya juga hampir mirip sekitar 120-130 bpm, hanya saja di lagu ini ada nuansa-nuansa musik Arab yang ditawarkan dari section strings di bridge menuju chorus terakhir. Music video-nya yang keren dan bikin saya bener-bener ngebet pengen punya kursi seperti yang ada di MV-nya tersebut. Kostum-kostum mereka udah pasti jangan ditanya kerennya. Terutama CL yang penampilannya paling nge-jreng dan paling wow!
  • Hate You. Yang jadi fokus saya di lagu ini sebenernya Music Video-nya. Kartun, mengingatkan kita sama grup Gorillaz. Musiknya juga lebih santai dari I Am The Best. Nuansa electropop kental di lagu ini. Aransemennya mirip lagu-lagu Goodnight Electric, atau lagu-lagu disko taun 80an.
  • Ugly. Lagu ini memadukan unsur electro dengan rock. Awal lagu dibuka dengan petikan-petikan gitar, dan mulai masuk ke verse, mulai kerasa nuansa electro-nya. Tapi begitu memasuki chorus, kita disuguhi aransemen rock semacam grup musik rock tahun 80 sampe 90an. Sepertinya kalau 2NE1 ngerilis album bergenre rock bakalan jadi item yang menarik.
  • Don't Stop The Music. Lagu ini jadi soundtrack commercial filming Yamaha. Masih menyuguhkan sensasi electro di awal dengan alunan synth-loops dan ditambah beat reggae yang catchy. Lagu berdurasi 3 menit 50 detik ini punya tempo yang nggak terlalu cepat, cukup santai tapi masih tetep bikin pinggul ikut bergoyang.
  • Lonely. Satu-satunya lagu mellow di album ini. Diawali dengan petikan gitar yang cukup manis, dan aransemen sederhana tapi tetep istimewa mewarnai keseluruhan lagu. String section juga ikut menambah kesan manis di lagu ini. Walaupun lagu ini nggak nge-beat dan mellow, tapi belum sampe masuk kategori ballad juga sih. Music videonya banyak ditonton dan konsepnya yang bener-bener unik serta menggambarkan "2NE1 Yang Kesepian" tanpa terkesan 'lebay'. Wajib didenger dan ditonton MV-nya.
Overall, saya merekomendasikan lagu I Am The Best dan Lonely sebagai lagu yang wajib didenger. I Am The Best menyuguhkan sensasi electro yang selama ini jadi trademark-nya 2NE1, sementara lagu Lonely menggambarkan sisi lain 2NE1 yang biasanya hingar bingar, ternyata bisa menampilkan sisi lembutnya juga. Album ini cocok dan direkomendasikan buat mengisi harddisk dan playlist para pendengar. Dan yang bikin saya ngiri, temen saya ada yang sengaja order album ini langsung dari YGeShop dan nunjukkin albumnya ke saya. Saya sukses dibikin gigit jari! Keren lah pokonya!