Translate This Page

Friday, August 26, 2011

Learning English: Part 1 - Prelude

Dear friends!
How's life? Wish y'all a great day.

Saya sempet berencana buat nge-post sesuatu tentang pembelajaraan bahasa Inggris. Well, English ain't that difficult, actually. Asalkan kitanya mau konsen untuk belajar dan terus belajar. Kedepannya, akan ada beberapa posting blog dari saya yang berjudul Learning English dengan subjudul yang sesuai dengan tema yang akan dibahas.

Sebenernya, ide bikin postingan seperti ini tuh karena saya terinspirasi sama blog neechan saya yang juga kasih pembelajaran bahasa Jepang di blog-nya. Nah, berhubung saya belajarnya Inggris, jadi materi yang mau saya bagikan juga harus tentang bahasa Inggris. Dan juga, ada beberapa temen yang sempet minta diajarin bahasa Inggris, terutama dasar-dasarnya. Oleh karena itu, buat memudahkan sharing, saya mau coba buat postingannya via blog. Semoga rencananya berhasil dan bisa bermanfaat :)


See you on the next class!

Thursday, August 25, 2011

The Honorable, Angkot Driver

Saya sepertinya sudah tak asing lagi dengan perilaku beberapa supir angkot yang sepertinya really out of their mind. Tapi asing tak asing sebenarnya bukan esensi yang mau saya ceritakan. Masalahnya, sikap yang ugal-ugalan dan sengene dari beberapa supir angkot bikin saya males untuk naik angkot.

Sebagai mahasiswa (mahasiswa baru ceritanya *aciecie*), angkot adalah pilihan transportasi yang cukup murah dengan pilihan trayek yang bervariasi. Wahai kalian yang merindukan suasana downtown yang hingar bingar silahkan naik angkot jurusan Kalapa-Ledeng yang ngelewatin BIP dengan hingar bingar tukang dagang kondom HP, topi, kalung, cincin, sampe jual hewan kayak anjing dan kucing. Kalo ingin offroad, naek angkot jurusan Cimahi-Ledeng. Silahkan menikmati suasana wavy road yang mengocok perut. Kalo saya sendiri sih naik angkotnya jurusan Bahasa dan Sastra Inggris (eeaaaaaa!).

Nah, karena angkot itu biayanya terbilang murah dan sekaligus membantu mengurangi polusi dengan penggunaan angkutan umum yang otomatis mengurangi penggunaan kendaraan pribadi (tapi tetep ah polusinya malah tambah parah), maka naik angkot adalah pilihan yang cukup bijak untuk mahasiswa terutama di tanggal-tanggal bokek. Tapi memang ya Tuhan itu adil, ada nilai plus, ada juga nilai minus, seperti halnya IPK yang mendaki gunung lewati lembah. Naik angkot itu kalau lucky, bisa dapetin angkot dengan suasana nyaman, nggak sesak, adem, dan buat kaum hawa, sopirnya masih muda dan cakep. Tapi kalo Dewi Fortuna sedang tidak berpihak, ya silakan nikmati sajian panas, ngetem, sesak, dan supir angkot menyebalkan.

Yang ingin saya kemukakan sebenarnya semacam protes kepada supir angkot, terutama untuk angkot jurusan Cimahi-Ledeng, tapi tidak menutup kemungkinan untuk jurusan-jurusan lain. Beberapa supir angkot sepertinya marah karena nggak lolos seleksi film "Fast and Furious" dan melampiaskan kekesalannya pada kendaraannya. Seringkali angkot yang saya tumpangi itu dikemudikan seenaknya, secepat yang supirnya mau, dan seberingas mungkin. Padahal, si supir tahu kalau yang dia bawa itu penumpangnya manusia, bukan celengan kelinci, ayam, ato babi. Katakanlah begini, kalo si supir itu mengemudi asal-asalannya ketika dia lagi sendiri, ya kalopun kecelakaan kan dia aja yang celaka. Yeah, paling ada beberapa oknum tak bersalah yang ikut jadi korban. Lah tapi kalo dalam keadaan angkotnya penuh? Bayangin itu nyawa-nyawa angkot warrior mau pada dikemanain? Mau dikorbankan begitu aja? Sementara banyak angkotters yang mahasiswa sedang menimba ilmu, guru-guru yang pergi berbagi ilmu, para petani dan pedagang yang memakmurkan bangsa, sampai ibu-ibu PKK yang mewarnai rumah-rumah dengan teriakkan dan kocokan arisan. Bayangkan! Bayangkan betapa egoisnya si supir angkot yang tidak memikirkan penumpang di belakangnya!

Saya sudah kesal sebetulnya dengan keadaan seperti ini, terutama ketika angkot itu sering ngerem mendadak. Karena postur tubuh saya chibi dan seksi, seringkali ketika ngerem mendadak, saya jatuh tersungkur seperti Cinderella yang didorong oleh ibu tirinya yang kejam dan biadab. Dan saya pun diliatin sama orang-orang lain di angkot yang mungkin menahan tawa karena melihat betapa lucunya saya, atau menangis sedih karena seorang saya, Mario Maurer KW Super harus mengalami kejadian pahit itu. Belum lagi jika medan yang ditempuh adalah medan offroad. Biasanya sampai rumah saya sering minta di-shiatsu karena nggak tau leher saya apa udah pindah ke dengkul atau mungkin pindah ke punggung.

Jadi dengan sangat hormat kepada para supir angkot, tolong perlakukanlah penumpang kalian dengan baik dan bijak. Kalian ini membawa manusia, bukan benda mati. Jadi tolong jaga dan pastikan keamanan para penumpangnya terjamin. Terutama jika didukung oleh fasilitas asuransi yang memadai. Terima kasih.

Friday, August 19, 2011

Happy Baby

Kelihatannya saya punya mainan baru, selain CityVille dan The Sims Social di Facebook. Berhubung kelihatannya kehidupan kuliah akan mendapat jauh lebih banyak tekanan dari 8 penjuru mata angin, saya rasa dengan kehadiran game-game Facebook ini akan menjadi (bukan sekedar) hiburan belaka.

Dulu, saya sempat main Baby Adopter. Aplikasi ini mengajak kita buat mengurus bayi kecil yang pada awalnya pada nggak punya rambut (benar-benar bayi!) \(´▽`)/ dan setiap hari kita harus kontrol bayi kita dengan kasih makanan, minuman, sampai imunisasi. Tapi setelah lama, saya jadi jarang main Baby Adopter lagi. Terutama setelah dapetin mainan baru ini, Happy Baby.


 Bedanya di Happy Baby yang bikin saya sebenernya lebih senang adalah, adanya backsong. Sebenernya backsong-nya sederhana tapi tetep asik. Lalu, si bayi bisa kita customize sesuai dengan keinginan kita, dari mulai wajah, rambut, warna kulit, sampe baju. Hal yang nggak bisa dilakukan di Baby Adopter, yang mana baju yang bisa dibeli ya default satu-satunya yang ada di shop itu aja (gak ada pilihan baju lain). Tapi kurangnya Happy Baby itu nggak ada suara bayi aslinya, gak kayak di Baby Adopter. Biasanya si bayi setelah kita kasih makan, suka keluar suara "Yee!" atau "Yeehaw!". Pilihan nurture di Baby Adopter cenderung lebih banyak, sementara di Happy Baby cuman ada lima. Tapi kedua-duanya ada batas waktunya untuk melakukan pilihan nurture yang sama.


Dari pilihan feed baby, makanan yang ditawarkan sama banyaknya antara Happy Baby sama Baby Adopter. Cuman kelemahan Baby Adopter itu, kalau nge-feed bayinya kita harus bayar pake koin. Tapi dengan nge-feed nanti tingkat hunger si bayi bisa meningkat, bahkan langsung sampe 100%. Di Baby Adopter, untuk feed baby itu gratis dan asiknya lagi justru earning poin. Di Happy Baby, pembayaran buat item bisa bayar pakai koin atau cash, sementara di Baby Adopter pembayaran buat item-item yang mau dibeli dapet dari poin yang kita earn dari nurturing atau feeding. Untuk health, kedua aplikasi sama-sama meminta kita bayar koin atau poin.


Di Happy Baby, kita bisa mengunjungi bayi-bayi punya temen-temen kita. Biasanya untuk neighboring, kita kirim request ke orang-orang untuk jadi Uncle, Aunt, Godmother atau Godfather #ngakak. Dan pilihan yang dikasih hampir sama, kecuali untuk customizing. Kita bisa ngerawat bayi punya paman atau bibi kita, semisal kasih makan (berbayar koin) atau nurturing (earning koin). Kalau semisal bayi punya temen kita jarang dirawat dan kita yang rawat, biasanya mereka suka bilang "I love you". Wah, rasanya seneng kalo anak kita yang bilang kayak gitu sama kita (insting ke-ayah-an-nya keluar).

Disini juga si bayi bisa ikutan kompetisi, semacam adu voting buat dapetin koin. Lalu ada juga diary dimana si bayi bisa curhat di sebuah buku harian. Ada juga fitur take photo yang fotonya bisa masuk ke album Facebook dan dijadiin profile picture. Fitur-fitur tersebut gak ada di Baby Adopter. Tapi dari segi mengasuh, Baby Adopter kayanya bener-bener merhatiin kelengkapan. Ketika kita udah punya bayi di Baby Adopter, kita udah dikasih kamar bayi yang furniturnya bisa dibeli pake poin, kamar mandi bayi, halaman belakang dan mainannya yang dibeli pake poin, imunisasi, ruang bermain bayi, sampai fitur merawat bersama. Untuk merawat bersama, jadi kita bisa buat semacam keluarga, dimana si A dan si B bisa ngerawat bayi yang sama, kayak ayah dan ibu. Buat yang couple, kayaknya fitur ini cocok juga buat simulasi rumah tangga ,)

Sebenernya saya main ini bukan buat simulasi rumah tangga atau persiapan menjadi ayah yang baik. Hanya saja, karakter chibi yang ditawarkan juga tingkat kesulitan yang cenderung gampang bikin saya nyaman maininnya. Ada yang tertarik?

Thursday, August 18, 2011

Learning People's Traits

Everyone is born to be different, which means that no one is absolutely same at all. It makes everyone's unique, despite of their both positive and negative sides. I do believe, by knowing and understanding each person's trait, we would know how to behave for each different situation and problem.

Since I've been recently disappointed by a friend,  I would like to know more about this guy's trait. He's such unpredictable anyhow. Yesterday, he was such a friendly guy. Today, he's an evil person. Tomorrow, let's wait and see. Actually, there are a lot of things to be blown up as a story of a betrayal, but that's not really kind of necessary. In other words, I still respect him, despite of his betrayals and fake reasons. And now I seem to start blowing up some of his weaknesses so let's start talking about the main topic of this post.

Learning trait is kind of necessary for me, especially for these years. I will meet new faces, perhaps unknown before (some perhaps come from outer space or another galaxy) and definitely, different traits. Different traits will naturally force us to behave in different ways, according to each traits. Behaving wrong to one trait can be a trouble somehow, which the contradiction can lead to bigger trouble. So, learning traits is a good choice and of course, it's worth to do.

By learning traits, we can do and share things people love, help people and think with the same mindset, meanwhile you can also think from another side and compare it so that you and your friend can find a proper solution. By learning traits, we can also prevent things people dislike and understand mood situation of them.

So, when will you start learning people's traits?

Wednesday, August 17, 2011

Do Not 100% Trust Someone

You've got a very kind friend. You've found him/her as a trustworthy person, that you almost absolutely trust him/her. You consider everything's alright and nothing's wrong, until one day you realize that he/she is about to betraying you. And I bet you must have known how does it feel.

Being betrayed by a person whom we really have trusted, it hurts a lot. I swear, for sake of God, I feel it much hurt, to be betrayed and disappointed. I can't stand betrayal and I do not tolerate it somehow. How can a person really waste a credibility we've given for him/her? That sounds harsh. I really hate that situation and I (myself) find out that it's hard to forgive a betrayal. Perhaps, being betrayed and disappointed too much makes me such trauma to trust, even know anyone else.

My Uncle Walter told me to not absolutely trust someone, since the human being has changed and will always change, either to positive movement or negative movement. And since I'm a new collegian now, my uncle told me to always be careful of people's traits. My elder sister strengthen my uncle's advice. She said that today, it's hard to find such trustworthy people. I've known about that. Even I can count by fingers how many persons whom I can really trust. The rest are not. I've been trauma since the last betrayal, and that makes me afraid. Afraid to trust anyone else, even to know new people.

This is kinda pathetic. I know that.

Tuesday, August 16, 2011

I Ended Up Playing With A Cutter And A Sleepless Night (1)

None to write. Seems like I'm too depressed to write something. This is too bad, too wicked. I'm fed up.

Monday, August 15, 2011

Hilang Kepercayaan

Satu, dua, tiga, beberapa, bergerombol menjadi banyak, mungkin ratusan atau ribuan. Saya sudah nggak bisa percaya lagi. Dekat, jauh, akrab, biasa, untuk percaya seperti sebuah keputusan yang benar-benar harus dipikirkan ulang. Baru, lama, semua sama saja. Lalu untuk berkata percaya, sepertinya sepuluh jari saja sudah cukup. Hanya sepuluh, mungkin belasan, tak bisa lebih. Patetis.

Percaya jadi sebuah ketakutan tersendiri. Atau mungkin sudah berkali-kali tercabik-cabik dan akhirnya trauma. Menaruh kata benda tak berwujud bernama kepercayaan, hanya orang sakral saja rasanya yang pantas mendapatkannya. Sisanya? Seperti yang sudah saya bilang, kan? Semua sama saja.

Mungkin belasan dari 6 milyar manusia di muka bumi ini. Hanya belasan. Yang lain, belum dapat, atau memang sama sekali tidak dapat. Dapat dipercaya. Kalau begini, dunia begitu sempit.

Saya takut buat percaya sama orang lagi.

Sunday, August 14, 2011

Masih Adakah?

Bumi yang kita pijaki ini berdiameter kurang lebih 12.756,32 kilometer dihitung dari titik ekuator, dengan estimasi jumlah penduduk totalnya 6,94 milyar orang tersebar di 194 negara yang diketahui dan tentunya masih ada suku-suku atau negara yang belum begitu dikenal, dengan lebih dari 20 kepercayaan yang berbeda-beda, dari tiga ras besar dan percampurannya, Mongoloid, Kaukasoid, dan Negroid, tinggal dalam iklim yang berbeda dengan musim yang berbeda, kebiasaan dan adat istiadat yang berbeda, hukum tertulis dan tak tertulis yang berlaku di tiap negara yang berbeda, berpacu dengan 40 zona waktu yang berbeda,

Kenapa begitu sulitnya mencari orang yang bisa dipercaya?
Kenapa sedikit jumlahnya orang yang bisa dipercaya?

Friday, August 12, 2011

Masih Belum Cukup

Semenjak berganti status jadi mahasiswa (fuckyeah!), otomatis banyak hal-hal yang berubah di kehidupan saya. Sejujurnya, beberapa perubahan merupakan challenge buat saya, tapi juga jadi keribetan menyebalkan. Perubahan ini juga terjadi pada keadaan keuangan saya.

Yang dulunya uang mingguan dikasih cash, setelah menyandang atribut mahasiswa, saya harus ke ATM (Auto Teller Machine - Anjungan Tunai Mandiri - Artos Tina Mesin) buat ngambil jatah uang bulanan. Memang sih ada kenaikan 2x lipat dari uang mingguan jaman SMA dulu yang penuh dengan kebrutalan membabi buta. Hanya saja, semenjak saya pegang yang namanya kartu ATM, hidup saya agak nggak tenang.

Tenang! Bukan karena kartu ATM itu yang dihantui oleh arwah penasaran atau jiwa-jiwa tak tenang yang ingin merebut fisik saya dari jiwa saya seperti Dalton yang dikejar-kejar oleh jiwa-jiwa orang mati setelah melakukan proyek astralnya di film Insidious, tapi karena frekuensi bolak-balik ATM yang saya rasa mulai nggak terkendali. Jatah uang bulanan saya sebesar *censored* ratus ribu rupiah. Jumlahnya 2x lipat uang bulanan jaman saya SMA. Dengan jumlah uang yang lebih banyak itu, saya jadi sering jetlag. Bukan jetlag gara-gara Vladivostok dan Bandung itu beda 4 jam, tapi gara-gara duit dikit jadi tiba-tiba banyak.

Sering ngerasa sok karena duit lagi banyak, akhirnya tarik tunai, tarik tunai. Dan terakhir saya cek, rupanya saldo bulanan udah kepake cukup banyak. Saya pikir-pikir lagi buat keseharian selama ini. Les piano ga bayar karena udah ada yang nganter mingguan. Buat latian dance sama Skywalker, kira-kira saya ngeluarin duit sekitar 30 ribu, ditambah ongkos pulang bisa 10 sampe 15 ribu. Belum lagi acara-acara kayak makan-makan dan hal-hal insidental lainnya, uang mingguan saya kadang habis dan kepaksa harus modal bank nasional lagi (minta duit ke papa mama). Ternyata dari uang mingguan yang udah dinaikin 2x lipat aja belum cukup! Bahkan tadi, gara-gara beli minum, saya harus ke ATM lagi karena di dompet uang sisanya tinggal 4 ribu perak! Sebenernya ada 60 ribu sih, karena ada 20 RM. Tapi ini kan Indonesia, bukan Malaysia..

Ya Tuhan, semoga kedepannya saya bisa ngatur keuangan lebih baik lagi..

Thursday, August 11, 2011

Gastritis dan Batal Puasa

Udah bukan rahasia lagi kalau saya emang mengidap gastritis super sekali. Nah, si gastritis ini kadang suka muncul di saat yang benar-benar tidak pas. Bayangkan, betapa nggak enaknya ketika gastritis muncul waktu kita lagi kerja, belajar di sekolah, lagi ulangan, ataupun waktu lagi belanja. Memang penyakit yang satu itu parasit, pengganggu banget.

Dan Ramadhan taun ini, lagi-lagi puasa saya bolong gara-gara gastritis super menyebalkan itu. Gimana nggak, siang-siang waktu saya lagi pulang, gastritis tiba-tiba menyerang. Rasa perih di lambung itu gak bisa dihindari lagi. Padahal jelas-jelas saya makan saur dan menghindari makanan pedas. Tapi tetep, aja sakitnya dateng lagi dateng lagi. Benar-benar menjengkelkan. Dan gara-gara inilah, saya harus ganti puasa nanti.

Untuk pencegahan, buat yang gastritisnya sering kumat, lebih baik sebelum mulai puasa makannya agak dibanyakin, kurangin yang pedas-pedas dan asem-asem, dan minum antasid. Kalau minum vitamin, usahakan yang nggak asam (sekarang udah banyak vitamin C yang nggak memacu asam lambung). Supaya puasa nggak sampe bolong gara-gara gastritis.

Hey, Ye Old Faithful

It's been a very long time since my last post on May *LOL* and it's seemed that I've got new 'toys'. And so sorry for not posting for a long time, due to my busy schedule.

So let me know what's been up here. My following list shows only a few of diligent writers, which means that I've got a few number of people who still post frequently. Well where have you been, guys, when I was gone?

Alright, so I'll try to revive this old faithful friend and still, my posts will be in both English and Indonesian, depending on my mood. When I'm in mood to post in English, so the post will be written in English. And when I'm not in my mood to post in English, I'll post in Indonesian instead. I wish you guys will understand.

Have yourself a merry day!

Regards,
Klaus