Translate This Page

Sunday, August 1, 2010

Tiga Kilogram Yang Mematikan : Si Imut Bawa Maut

"Meledak lagi?"
"Iya.."
"Dimana?"
"Ngga tau tuh, tapi yang jelas lagi-lagi yang 3 kilo.."
Entah apa yang sebenernya terjadi tapi Kazu bingung karena pamaeh-nya (yang bikin mati ato sial) selalu si tiga kilogram. Lihat lagi di berita, lagi-lagi si tiga kilogram. Di koran, di radio, buset deh si tiga kilogram eksis banget. Eksis sebagai biang keladi pembunuhan sih. Padahal kalo dipikir-pikir, dari segi bentuk, size, sama warna si tiga kilogram itu menurut Kazu adalah sesuatu yang cutey..


Tabung gas (gas canister), ternyata tiga kilogram justru bawa malapetaka. Si imut bawa maut, mungil-mungil begini juga bisa ngebunuh orang (selain dengan dilemparkan ke kepala orang yang bersangkutan). Liat aja dari bodinya, chibi tapi chubby! Menggemaskan, cocok untuk mainan bayi usia 1-3 tahun (gile aje bayi maenannya kaya beginian). Sempet nyengir denger obrolan antara Madamme Irma dengan salah seorang temen Kazu tentang tabung gas yang meledak.
"Ada lagi ya katanya di TV tabung gas yang meledak?", tanya madam dengan mata berbinar-binar *halah*
"Iya, meledak lagi..", jawab temen Kazu.

"Tapi yang 3 kilogram kan?"
"Iya.. Da emang seringnya yang tiga kilogram.."
"Oh, kalo yang dua belas kilogram ga meledak kan?"
"Ngga kok."
"Bagus deh, soalnya aku di rumah pake yang 12 kilogram..", katanya lega.
Kazu nyengir ngedenger komentar madamme Irma. Thanks God, Kazu di rumah pakai tabung gas yang 12 kilogram yang katanya paling jarang kena isu meledak. Tapi kalo dipikir-pikir, pabrik tabung gasnya kan pasti sama aja. Maksudnya, baik tabung isi 12 kilogram atau 3 kilogram pasti di produksi di tempat yang sama. Lantas kenapa nasibnya bisa berbeda? Apa karena si tiga kilogram itu produk baru, dengan size yang lebih kecil jadi sering 'ditindas' dan jadi korban dengan meledakkan dirinya sendiri seperti jihad? (halah lebay!)

Pihak pembuat tabung gas LPG menurut Kazu seharusnya bisa lebih teliti dalam memproduksi tabung gas ukuran tiga kilogram skala besar. Anggaplah sekali produksi ada 100 tabung gas, dan kalau yang rusak itu 2/4 dari total hasil produksi berarti 50 tabung gas itu bener-bener berpotensi meledak dan bocor (walaupun pada akhirnya semua tabung gas juga bisa bocor, somehow). Dan yang lebih ironis ternyata udah eksis beredar tabung-tabung gas yang non-SNI alias ngga sesuai dengan standar nasional Indonesia (baru-baru ini banget Kazu tau what does SNI stand for *katrok*). Loh, tabung 'racun' gitu kok asal diedarkan sih? Apa inspeksinya kurang ketat ya? Kalo perlu sini saya aja yang inspeksi *sok iye*

Ditambah lagi kurangnya sosialisasi tentang penggunaan tabung gas yang baik dan benar sesuai ejaan yang disempurnakan kepada masyarakat juga jadi faktor penyebab terjadinya 'mercon' maut. Terutama masyarakat di daerah pedesaan atau daerah yang a bit isolated dari hingar bingar Facebook, Twitter, IMB, Take Me Out, sampe Sinta Jojo Keong Racun. Buat mereka, asal nyolok aja dan asal nyala: langsung masak. Padahal, ngga bisa asal nyolok aja tuh regulator. Si selang juga harus di cek apa ada kebocoran atau ngga, dan juga pengecekan regulator apa udah basi ato belum. Kalo selangnya ato regulatornya udah basi bulukan melewati expiration date, masa masih mau dipake. Apalagi kalo kompornya yang udah lawas, mendingan makan di warteg aja sekalian daripada meleduk.

Tapi yang lebih ironis adalah kasus refill gas ke tabung gas secara ilegal! Pengisian gas ke dalam tabung gas itu seharusnya dilakukan oleh pihak yang berwenang, bukan dilakukan sama anak SMP ato SMA. Contoh kasus udah ada dan korbannya adalah anak seusia Kazu (semoga tenang di alam sana dan jangan balik lagi ke dunia nyata ya, takut orang pada ketakutan). Bayangkan betapa bahayanya pengisian ulang yang dilakukan. Memang sih apapun nekat dilakukan demi uang ato keuntungan, tapi ngga gitu caranya! Pengisian ulang kaya gitu justru bawa malapetaka, lebih berbahaya dari pada melakukan pengisian pulsa (terutama ke nomer HP Kazu, justru membawa mukjizat :D). Untungnya, ada oknum yang berhasil dibekuk polisi karena tindakan pengisian ulang tabung gasnya itu ketawan. Makan tuh penjara! Kazu ngga habis pikir, orang-orang kaya gitu apa ngga punya hati ato pikiran apa kek, ngga mikir prospek ke depannya bakalan kaya gimana. Mungkin mereka untung, tapi orang lain belum tentu untung (masih mending kalo orang lain yang beli tabung gas 'dadakan' itu dapet harga yang lebih mahal, lah kalo meledak terus to'am?).

Lebih baik kalo kata Kazu sih, secepatnya lakukan sosialisasi ulang tentang tabung gas 3 kilogram dan cara pakenya sesuai dengan regulasi yang ada, pengecekan ulang semua tabung gas (ga pandang bulu, seniornya juga si tabung 12 kilogram harus dicek!), dan pemberantasan raccoons yang pada nekat ngisi ulang tabung gas secara ilegal. Jadi kan ga perlu lagi ada berita tabung gas meledak. Kasian si imut itu, biarkan dia eksis dengan keimutannya di dapur para ibu *tingting!*

2 comments:

  1. Lol, I Can't imagine if children play with this cutey gas canister :D
    But, I think its form is designed to make everyone consider it as adorable thing O_O

    Hmm, by the way, could you tell me how to follow a blog? (Sorry, because I'm still newbie in blogging world >.< )

    ReplyDelete
  2. really? LOL
    it's such a cutie thing :D

    go to my blog, scroll down and on the left tab, you'll see a box containing 'follow' button. just click the button :)

    ReplyDelete

Post some comments, maybe a word two words or a long long paragraph :)