Translate This Page

Saturday, July 31, 2010

Stay Away From Me, My Elder Brother, and My Friends You Psycho!

Saya itu takut kalau berhadapan dengan psikopat. Dan tentunya selama hidup saya, sudah mengenal beberapa orang yang memang dicap sebagai psikopat. Psikopat ngga selalu pembunuh, tapi bisa saja seseorang yang.. entahlah. Dia tidak gila, tapi kelakuannya itu lebih-lebih daripada gila. Entah freak atau maniac, semacamnya mungkin.

Sebenarnya bukan saya yang berhadapan langsung dengan psikopat yang satu ini, tapi koko saya dan temannya. Bisa dikatakan, saya cuma terpaksa terlibat saja karena si psikopat itu tiba-tiba nge-post sesuatu di wall Facebook saya. Ada yang merasa senang karena dihubungi oleh seorang psikopat?

Awalnya saya lihat di notification, si psycho itu katanya nge-post sesuatu di wall saya. Otomatis saya langsung cek (siapa tahu justru sekarang si psycho mau cari mati sama saya). Ternyata, dia meminta tolong dan memelas sama saya buat menghubungi temennya koko saya buat reactivate accountnya. Si psycho yang satu ini bener-bener ngga ada matinya. Kalau sudah ditolak saya rasa ya udah. Bisa coba lagi tapi ngga dengan maksa. Ini psycho dan parahnya bule! Mungkin ini yang disebut bule gila. Dan parahnya lagi, si psycho ini ngejelek-jelekin koko saya di wall Facebooknya. Belum lagi kerjasama dia sama seorang cewe yang saya rasa belum tahu sintingnya si bule ini. Si psycho meminta tolong sama saya, tapi mungkin karena urgent atau apa jadi sedikit memaksa. Lantas, saya mencoba mengalihkan pembicaraan dan segera menutup wall-to-wall antara saya dengan dia. Saya udah pusing berhubungan dengan psycho semacam dia.

Langsung setelahnya saya kasih tau koko saya. Koko lupa buat kasih tau saya supaya ngga ada kontak dengan dia. Kalau saya ingat kata-kata bule itu di wall Facebooknya, bikin saya merinding. Gimana ngga, psychopath dengan tinggi badan yang lebih tinggi daripada saya dan koko saya udah ngejelek-jelekin koko saya sampe ngancem koko saya dan juga temen saya! Tapi yang saya aneh, kalau sampe dia ngancem saya kok dia beraninya main sama anak kecil? Anak kecil yang ngga tau apa-apa lagi, yang masih dibilang hobinya maetakut sama n mobil-mobilan macem Tamiya ato nge-game kaya Social City? Tapi gimana pun juga saya ngga takut sama dia. Lebih tepatnya, saya ngga akan biarkan dia sampe lakukan sesuatu yang frontal ke koko saya. Now, it's my turn to take care of my elder brother.

No comments:

Post a Comment

Post some comments, maybe a word two words or a long long paragraph :)