Translate This Page

Saturday, September 3, 2011

Learning English: Part 3 - Enjoying English

Hi, it's me again, Klaus. Saya kembali lagi buat sharing tentang bahasa Inggris. Setelah di postingan sebelumnya saya membahasa tentang bahasa Inggris itu sendiri, sekarang saya mau coba memberikan sugesti positif untuk menghadapi bahasa Inggris (berasa jadi Uya Kuya).

Waktu saya masih SD, pelajaran bahasa Inggris didapat di kelas 3. Dan sedihnya, mayoritas temen-temen saya merasa nggak nyaman dengan bahasa Inggris. And to make the situation worsen, gurunya juga jarang masuk ke kelas. Walhasil, temen-temen saya jarang dapetin pelajaran bahasa Inggris. Padahal bahasa Inggris adalah salah satu bahasa luar yang pada saat itu terbilang wajib dipelajari. Kebanyakan dari mereka kalo menghadapi bahasa Inggris itu males, takut, dan nggak nyaman. Padahal, game-game di Playstation yang mereka mainin, menu di ponsel mereka, sampe segala macem perintah di komputer kan kebanyakan ditulis dengan bahasa Inggris. Ironis memang.


Beberapa yang lain malah jadi kayak trauma dengan bahasa Inggris. What's wrong with English? Sama-sama bahasa toh? Dan ini mungkin terdengar sedih untuk mereka, but it's true. You're living with English, somehow. Jadi kenapa harus ditakuti?

Berdasarkan obrolan dan juga pengamatan di kelas dan kehidupan sehari-hari, kenapa beberapa orang takut dengan bahasa Inggris, jawabannya sederhana: Bahasa Inggris itu Asing. Sesuatu yang asing, berarti sesuatu yang tidak biasa muncul di kehidupan kita kan? Lantas bagaimana biar Inggris gak jadi asing buat kita? I'm going to share what I've got from my teachers with you guys!
  • Change your mindset. Jangan jadikan bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Memang bagaimanapun statusnya adalah bahasa asing, bukan bahasa ibu, tapi jangan diasingkan juga. Menghadapi teman asing tidak berarti kita harus mengisolasi dia juga kan?
  • English ≠ Horror Movie. Bahasa Inggris itu bukan film hantu atau horror atau thriller! Hanya karena kita nggak fasih Inggris, gak berarti hidup kita dikejar-kejar makhluk berwajah merah terbakar kayak di film Insidious. Hanya karena kita nggak ngerti grammar ato tenses, gak berarti bahwa kita akan berakhir di -guillotine seperti kasus Marie Antoinette. Semua juga sama kok, yang fasih bahasa Inggris pasti belajar. Bahkan orang Inggris sendiri juga ada pelajaran bahasa Inggris, seperti halnya pelajaran bahasa Indonesia di negara kita. Kalo melakukan kesalahan, jangan takut. Gak akan sampe dibunuh kok ,)
  • Stop absolutely depending on your native language. Masalahnya begini, Indonesia itu negara yang cukup well-known sehingga banyak pengunjung dari luar negeri datang ke negeri kita. Dan mereka semua belum tentu lancar berbahasa Indonesia. Maksud saya begini, kita nggak bisa terus-terusan bergantung pada bahasa ibu kita, bahasa Indonesia, karena bagaimanapun ada momen-momen dimana kita akan menggunakan bahasa yang lain, sebagai contoh bahasa Inggris. Dan kesempatan untuk bergantung pada bahasa Inggris sekarang ini cukup besar. Why? Inggris seperti yang sudah saya jelasin di postingan sebelumnya, dianggap sebagai bahasa internasional dan digunakan di berbagai belahan dunia. Katakanlah, jadi bahasa penengah, ketika seorang turis Polandia menawar duku ke tukang buah di Bandung. Ketika si turis gak bisa bahasa Indonesia, begitupun tukang buah yang nggak ngerti bahasa Polandia, maka keduanya bisa berkomunikasi dengan bahasa Inggris.
  • Living a conducive English environment. Dengan tinggal di lingkungan berbahasa Inggris yang kondusif, ini akan membantu kita buat memperbaiki dan meng-improve kemampuan berbahasa Inggris kita. Ketika kita tinggal di suatu lingkungan, sedikitnya kita akan ter-influence dengan sesuatu yang ada disana kan? Semisal, ketika kita tinggal di Jakarta, maka budaya gue-elo bisa hinggap pada kita. Atau ketika kita tinggal di Bandung, budaya urang-maneh atau aing-sia juga bisa hinggap pada kita. Dengan terbiasa hidup di lingkungan berbahasa Inggris, otomatis kita juga akan terbawa-bawa dan terbiasa menggunakan bahasa Inggris. Jadi udah gak asing lagi :D
Tapi gimana kalau lingkungan kita nggak kondusif buat berbahasa Inggris....?
  • Make a conducive English environment! Be a pioneer! Jadilah orang yang membuat lingkungan berbahasa Inggris yang kondusif! Dengan menjadi pionir seperti ini, kita akan jauh lebih berkembang dalam berbahasa Inggris. Percaya atau tidak, karena kita menjadi pionir, naturally kita bakalan one step higher dibandingkan dengan orang-orang lain yang akhirnya mengikuti budaya di lingkungan yang kita buat.
Mulai dari mana?
  • Start from every little things. Mulailah berbahasa Inggris untuk hal-hal kecil. Bahkan frase semacam "I'm sorry", "Thanks", "God bless you", "Bye!", sampai "Good Morning" juga bisa mendukung lingkungan berbahasa Inggris. Ingat, semua ada prosesnya.
  • Inviting friends. Coba ajakin dulu temen terdekat buat coba ngobrol bahasa Inggris. Ketika udah menemukan teman yang tepat, bisa ajakin yang lain. Semacam multi-level marketing lagi jadinya (LOL)
  • Helping friends. Bantu-bantu berbagi dan saling mengajarkan sesama teman juga bagus. Kitanya bakalan lebih berkembang, temen kita juga selangkah lebih maju. Win-win solution kan?
  • Start from now on. Lebih baik mulai dari sekarang. Sebetulnya nggak ada batasan usia mempelajari bahasa, selama kita mau concern sama niat kita. Tapi lebih cepat lebih baik. Lebih awal belajar, lebih awal juga mengertinya. Dan inget, jangan goyahkan niatnya buat belajar bahasa. For your own betterment juga :)
Waduh, sepertinya saya udah kepanjangan pidato nih. Mungkin di kelas berikutnya, saya akan mulai jelasin tentang tata bahasanya. Thanks for your attention. I wish you all get a benefit from this humble blogpost :)

No comments:

Post a Comment

Post some comments, maybe a word two words or a long long paragraph :)