Since I've found that iTunes Store offers a great number of application for photography, I started to maximize and developed the usage of photographic applications. These days, I've tried to shoot some simple pics. The pictures I've taken probably are not as good as professional photographers take, but to make it better, I gave them final touch.
I have pictures of my favorite things in my iPod gallery. From little koala to upright piano, I tried to make them look great and dramatic by editing the pictures with the applications I've downloaded.
Translate This Page
Tuesday, January 31, 2012
Monday, January 30, 2012
Monday Photo-Hunting
Hari ini, saya menghabiskan hari saya buat photo-hunting sama Teh Gita, Logika, dan Ima. Teh Gita itu teteh saya, sementara Ima yang berjulukan "Himawari" ini temen saya dari SMP, dan Logika itu temen satu jurusan saya. Cukup perkenalannya. Photo-hunting yang terbilang dadakan itu dilakukan di area jalan Braga sampe Stasiun Bandung.
Jadi pagi tadi saya berangkat ke gedung fakultas saya sekitar jam 9an. Berhubung nunggu angkot dari daerah saya ke UPI itu kayak lebaran, akhirnya saya pake jasa ojek. Nah, saya nyampe gedung fakultas sekitar jam 10an dan udah ditunggu sama tiga penguasa elemen utama, yaitu air, api, dan tanah. Rupanya si Logika udah nunggu dari jam 8, menurut SMS dari Teh Gita. Jadilah saya merasa bersalah, tapi dalam hati. Dan tanpa menunggu lama-lama, kami berempat langsung cabut dari gedung dan mlebu ke angkot "Kalapa-Ledeng", angkot legendaris dengan berbagai keunikan di dalamnya, dari mulai parfum mobil yang ngegantung di tengah-tengah mobil, lagu dugem angkot yang khas, sampai jok yang elastis. Di angkot kita banyak ngobrol, dari mulai tentang ditilang polisi sampe temen si Ima yang suka nabrak kalau bawa mobil.
Ah lupakan. Ceritanya sudah sampai di Braga. Langsung lah si Teh Gita beraksi dengan SLR punya Ka Aries, her fiance. Duh, saya ngiri soalnya saya cuman bawa kamera digital. Tapi kalo boleh jujur, kamera digital yang saya pake ini berarti dan berjasa banget. Karena, banyak banget hasil foto-foto saya yang ternyata "Waw!" dan "Kowawaaa~!" yang berhasil dijepret sama lensa kamera itu. Casio EX-S10, itulah camdig yang sangat sering setia menemani saya buat photo-hunting. Dan jangan salah, kamera itu punya cukup banyak fasilitas buat menghasilkan citra gambar yang sebenernya nggak kalah bagus sama hasil SLR *peluk cium camdig*
Di jalan Braga yang luasnya ribuan kilometer itu (tapi boong), model-model yang sudah malang melintang di dunia permodelan yaitu Logika dan Ima langsung bergaya seperti ketika mereka di catwalk. Sayangnya, nggak ada red carpet maupun stiletto dan high heels. Contoh foto-fotonya (dan sudah diedit khusus) bisa dilihat seperti ini:
Setelah puas photo-hunting di Braga dan menikmati secangkir eskrim dengan rasa superduperyummy dan harga terjangkau, kami berempat langsung terbang ke Stasiun Bandung. Disini, sesi photo-hunting juga nggak kalah kerennya. Ini ada beberapa contoh terbaik yang udah saya edit ala "Agfa":
Sebenarnya masih banyak lagi sih foto-foto yang diambil, tapi berhubung saya pilihnya yang terbaik diantara foto-foto tersebut, jadilah ini yang saya upload. Photo-hunting hari ini menyenangkan sekali. Mungkin untuk sesi berikutnya, akan ganti tempat :D
PS: I own all the pictures uploaded in this post. All credits to me.
Jadi pagi tadi saya berangkat ke gedung fakultas saya sekitar jam 9an. Berhubung nunggu angkot dari daerah saya ke UPI itu kayak lebaran, akhirnya saya pake jasa ojek. Nah, saya nyampe gedung fakultas sekitar jam 10an dan udah ditunggu sama tiga penguasa elemen utama, yaitu air, api, dan tanah. Rupanya si Logika udah nunggu dari jam 8, menurut SMS dari Teh Gita. Jadilah saya merasa bersalah, tapi dalam hati. Dan tanpa menunggu lama-lama, kami berempat langsung cabut dari gedung dan mlebu ke angkot "Kalapa-Ledeng", angkot legendaris dengan berbagai keunikan di dalamnya, dari mulai parfum mobil yang ngegantung di tengah-tengah mobil, lagu dugem angkot yang khas, sampai jok yang elastis. Di angkot kita banyak ngobrol, dari mulai tentang ditilang polisi sampe temen si Ima yang suka nabrak kalau bawa mobil.
Ah lupakan. Ceritanya sudah sampai di Braga. Langsung lah si Teh Gita beraksi dengan SLR punya Ka Aries, her fiance. Duh, saya ngiri soalnya saya cuman bawa kamera digital. Tapi kalo boleh jujur, kamera digital yang saya pake ini berarti dan berjasa banget. Karena, banyak banget hasil foto-foto saya yang ternyata "Waw!" dan "Kowawaaa~!" yang berhasil dijepret sama lensa kamera itu. Casio EX-S10, itulah camdig yang sangat sering setia menemani saya buat photo-hunting. Dan jangan salah, kamera itu punya cukup banyak fasilitas buat menghasilkan citra gambar yang sebenernya nggak kalah bagus sama hasil SLR *peluk cium camdig*
Di jalan Braga yang luasnya ribuan kilometer itu (tapi boong), model-model yang sudah malang melintang di dunia permodelan yaitu Logika dan Ima langsung bergaya seperti ketika mereka di catwalk. Sayangnya, nggak ada red carpet maupun stiletto dan high heels. Contoh foto-fotonya (dan sudah diedit khusus) bisa dilihat seperti ini:
Setelah puas photo-hunting di Braga dan menikmati secangkir eskrim dengan rasa superduperyummy dan harga terjangkau, kami berempat langsung terbang ke Stasiun Bandung. Disini, sesi photo-hunting juga nggak kalah kerennya. Ini ada beberapa contoh terbaik yang udah saya edit ala "Agfa":
Sebenarnya masih banyak lagi sih foto-foto yang diambil, tapi berhubung saya pilihnya yang terbaik diantara foto-foto tersebut, jadilah ini yang saya upload. Photo-hunting hari ini menyenangkan sekali. Mungkin untuk sesi berikutnya, akan ganti tempat :D
PS: I own all the pictures uploaded in this post. All credits to me.
Sunday, January 29, 2012
Please Be Careful With The Usage Of Adjectives
Saya cenderung memperhatikan detail struktur sebuah kalimat dalam bahasa Inggris, terutama dari sisi grammar dan vocabulary yang digunakan, apakah proper (layak) atau nggak. Dan rada kaget juga ketika beberapa orang sempet manggil saya "Grammar Police" dan "Walking Grammar". Dua panggilan yang rada awkward, tapi keren juga sih *segera lupakan!*
Yang mau saya bahas di post ini adalah tentang penggunaan adjective atau kata sifat yang sering kali tertukar atau keliru sehingga menghasilkan makna yang berbeda. Kalau udah berurusan sama makna, pasti kita sebisa mungkin meminimalisir adanya ambiguitas ketika sebuah kalimat punya tendensi untuk punya makna yang berbeda, tergantung sudut pandangnya. Nah, saya beberapa kali menemukan kasus dimana adjective yang digunakan oleh sebagian orang ini nggak sesuai dan justru menghasilkan makna yang sudah jelas-jelas beda jauh dari makna yang sebenernya ingin dimaksudkan oleh si penulis. Dari sekian banyak adjective dalam bahasa Inggris, yang mau saya jelasin ada beberapa, terutama yang paling sering digunakan dan sering terjadi kesalahan dalam penggunaannya.
1. Bored & Boring
Kedua kosakata di atas punya inti utamanya adalah bosan. Tapi pada kenyataannya, bored dan boring itu jauh berbeda maknanya. Bored digunakan untuk menyatakan kebosanan atau merasa bosan, sementara Boring digunakan untuk menyatakan sesuatu yang membosankan. Jadi sudah jelas kan maknanya berbeda?
Sebagai contoh penggunaan adjektiva bored :
2. Annoyed & Annoying
Kasusnya mirip-mirip dengan poin sebelumnya, hanya kata "annoy" atau yang berarti kesal bisa punya arti yang berbeda ketika dikasih akhiran -ed dan -ing. Annoyed digunakan ketika kita atau seseorang merasa kesal atas tingkah atau perilaku seseorang atau sesuatu hal. Sementara annoying digunakan untuk menunjukkan seseorang atau sesuatu yang mengesalkan.
Contoh penggunaan adjektiva annoyed :
Yang mau saya bahas di post ini adalah tentang penggunaan adjective atau kata sifat yang sering kali tertukar atau keliru sehingga menghasilkan makna yang berbeda. Kalau udah berurusan sama makna, pasti kita sebisa mungkin meminimalisir adanya ambiguitas ketika sebuah kalimat punya tendensi untuk punya makna yang berbeda, tergantung sudut pandangnya. Nah, saya beberapa kali menemukan kasus dimana adjective yang digunakan oleh sebagian orang ini nggak sesuai dan justru menghasilkan makna yang sudah jelas-jelas beda jauh dari makna yang sebenernya ingin dimaksudkan oleh si penulis. Dari sekian banyak adjective dalam bahasa Inggris, yang mau saya jelasin ada beberapa, terutama yang paling sering digunakan dan sering terjadi kesalahan dalam penggunaannya.
1. Bored & Boring
Kedua kosakata di atas punya inti utamanya adalah bosan. Tapi pada kenyataannya, bored dan boring itu jauh berbeda maknanya. Bored digunakan untuk menyatakan kebosanan atau merasa bosan, sementara Boring digunakan untuk menyatakan sesuatu yang membosankan. Jadi sudah jelas kan maknanya berbeda?
Sebagai contoh penggunaan adjektiva bored :
- I'm bored/I feel bored = Saya bosan/Saya merasa bosan
- She feels so bored today = Dia merasa sangat bosan hari ini
- Rey is getting bored because he has nothing to do in this summer = Rey mulai merasa bosan karena dia tidak punya apapun untuk dilakukan di musim panas ini
- You're so boring! = Kamu membosankan!
- The movie was very boring that I fell asleep during the movie = Filmnya sangat membosankan jadi saya tertidur selama film berlangsung
- I'm boring today! = Saya membosankan hari ini! (secara gramatikal nggak ada yang salah, tetapi maknanya berbeda sehingga ketika kita bermaksud untuk bilang bahwa kita merasa bosan hari ini, orang mengira bahwa hari ini kita membosankan)
- The movie is so bored that I hate it! = Filmnya (merasa) bosan jadi saya membencinya! (pada kalimat ini, kita pasti bisa langsung tahu bahwa kalimat ini irasional)
2. Annoyed & Annoying
Kasusnya mirip-mirip dengan poin sebelumnya, hanya kata "annoy" atau yang berarti kesal bisa punya arti yang berbeda ketika dikasih akhiran -ed dan -ing. Annoyed digunakan ketika kita atau seseorang merasa kesal atas tingkah atau perilaku seseorang atau sesuatu hal. Sementara annoying digunakan untuk menunjukkan seseorang atau sesuatu yang mengesalkan.
Contoh penggunaan adjektiva annoyed :
- Derrick is annoyed that he can't go to the swimming pool = Derrick merasa kesal karena ia tidak bisa pergi ke kolam renang
- Tasha feels annoyed that Tashia, her twin sister is very annoying = Tasha merasa kesal karena Tashia, kembarannya sangat mengesalkan/menyebalkan
- Thunder finds it annoying that his sister, Sandara always wins the UNO game = Thunder berfikir/merasa bahwa mengesalkan sekali ketika Sandara, kakaknya selalu menang permainan UNO
- Walter is so annoying that I want to punch his face! = Walter begitu mengesalkan sampai-sampai saya ingin menghajar wajahnya!
- Thunder is annoyed because Sandara always wins the UNO game, atau
- Sandara always wins the UNO game and Thunder thinks it is annoying
- I'm so annoying because Renata keeps making fun of me = Saya begitu menyebalkan karena Renata terus-terusan mempermainkan saya (secara logika, yang menyebalkan itu saya atau Renata?)
- Levi is very annoyed so I kick him on back = Levi sangat kesal, oleh karenanya saya tendang dia di punggungnya (kalau ditendang justru akan tambah kesal)
Wednesday, January 25, 2012
Music Review: Im Krapfendwald'l, Polka Français
Kali ini, saya mau mencoba me-review sebuah piece klasik karya Johann Strauss II. Johann Strauss II terkenal dengan waltz dan polka-nya yang meriah dan terkesan mewah. Salah satu polka yang paling saya suka gubahan Johann Strauss II adalah Im Krapfenwald'l atau In Krapfen's Wood.
Lagu ini sempat dibawakan oleh Vienna Philharmonic Orchestra pada Das Neujahrskonzert 2010 dengan konduktor abah George PrĂȘtre (kalo saya sering manggil konduktor yang sudah tua dengan sebutan abah, hehehe). Dari judulnya, lagu ini menceritakan tentang sebuah area hutan Krapfen yang terkenal, terletak di sebuah desa yang indah bernama Grinzing di utara Wina, Austria. Memang, pedesaan-pedesaan di negara-negara seperti Jerman, Austria, dan Prancis itu terkenal dengan keindahan bentang alamnya. Sebuah foto yang diambil tahun 1914 menunjukkan keadaan area Krapfen pada masa itu. Di foto, terlihat ada beberapa orang sedang bersantai dan menikmati suasana alam disana.
Komposisinya meriah, lincah dan lucu, dikasih sentuhan suara-suara burung menggunakan sebuah instrumen khusus. Waktu saya nonton konsernya, instrumen-instrumen yang dipakai buat bikin suara burung itu semacam alat berbentuk kotak dari kayu dengan katup yang bisa dibuka tutup buat menghasilkan efek suara seperti ayam kalkun (atau sejenisnya lah). Ketika dengan polka ini pertama kali, saya ketawa-ketawa karena efek suaranya yang lucu itu. Ada juga sebuah alat yang berbentuk kayak dinamo yang ditambah ujung semacam sedotan kecil untuk lubang udara yang bisa mengeluarkan efek suara kicau burung. Strauss II sedemikian rupa bisa dengan cerdik menggambarkan suasana alam di Krapfen tanpa mengabsenkan ciri khas orkestra musik klasik yang meriah dan mewah. Pada akhir lagu, tempo dimainkan lebih cepat dengan sangat meriah, dengan dentuman timpani dan snare-drum yang menambah semangat di akhir lagu.
Kalau nggak sempat lihat konsernya, bisa cek video ini:
Selamat menjelajah hutan Krapfen!
Lagu ini sempat dibawakan oleh Vienna Philharmonic Orchestra pada Das Neujahrskonzert 2010 dengan konduktor abah George PrĂȘtre (kalo saya sering manggil konduktor yang sudah tua dengan sebutan abah, hehehe). Dari judulnya, lagu ini menceritakan tentang sebuah area hutan Krapfen yang terkenal, terletak di sebuah desa yang indah bernama Grinzing di utara Wina, Austria. Memang, pedesaan-pedesaan di negara-negara seperti Jerman, Austria, dan Prancis itu terkenal dengan keindahan bentang alamnya. Sebuah foto yang diambil tahun 1914 menunjukkan keadaan area Krapfen pada masa itu. Di foto, terlihat ada beberapa orang sedang bersantai dan menikmati suasana alam disana.
Komposisinya meriah, lincah dan lucu, dikasih sentuhan suara-suara burung menggunakan sebuah instrumen khusus. Waktu saya nonton konsernya, instrumen-instrumen yang dipakai buat bikin suara burung itu semacam alat berbentuk kotak dari kayu dengan katup yang bisa dibuka tutup buat menghasilkan efek suara seperti ayam kalkun (atau sejenisnya lah). Ketika dengan polka ini pertama kali, saya ketawa-ketawa karena efek suaranya yang lucu itu. Ada juga sebuah alat yang berbentuk kayak dinamo yang ditambah ujung semacam sedotan kecil untuk lubang udara yang bisa mengeluarkan efek suara kicau burung. Strauss II sedemikian rupa bisa dengan cerdik menggambarkan suasana alam di Krapfen tanpa mengabsenkan ciri khas orkestra musik klasik yang meriah dan mewah. Pada akhir lagu, tempo dimainkan lebih cepat dengan sangat meriah, dengan dentuman timpani dan snare-drum yang menambah semangat di akhir lagu.
Kalau nggak sempat lihat konsernya, bisa cek video ini:
Selamat menjelajah hutan Krapfen!
Tuesday, January 24, 2012
Das Neujahrskonzert der Deutsch Studenten Chor
Event musikal yang satu ini adalah event pertama saya di tahun 2012 ini yang bener-bener berkesan dan bikin ngangenin! Konser choir klasik yang diadakan anak-anak DSC (Deutsch Studenten Chor) jurusan pendidikan bahasa Jerman di UPI ini diadakan hari Sabtu kemarin tanggal 21 Januari, bertempat di Auditorium CCF (Centre Culturel Français) Bandung. Konser yang bertajuk "Das Neujahrskonzert" ini ternyata gratuit alias gretongan, dan terbuka untuk berbagai kalangan! Menurut saya ini semacam pemikiran yang bagus dan terbuka karena saya rasa musik klasik layak dinikmati nggak hanya oleh kalangan musisi klasik aja, tapi juga orang-orang yang pada kesehariannya nggak biasa mendengarkan musik klasik. Dengan ini, orang-orang bisa lebih mengenal dan semakin dekat dengan musik klasik yang terkadang dianggap rumit oleh sebagian orang. Konser ini ternyata ikut mengundang tim choir dari anak-anak jurusan pendidikan bahasa Prancis dalam rangka merayakan hari Jerman-Prancis. Jadi kebayang di backstage seperti apa ramainya.
Dengan durasi sekitar 2 setengah jam, konser ini dibuka dengan penampilan pembuka dari choir anak-anak bahasa Prancis. Mereka menyanyikan dua lagu pada pembukaan acara, Hymne L'Amour dan sebuah lagu Prancis klasik yang jadi favorit saya, La Vie en Rose.
Setelah dua lagu dibawakan oleh anak-anak bahasa Prancis, barulah penampilan dari anak-anak bahasa Jerman dimulai. Mereka membawakan banyak sekali lagu yang nggak saya hitung secara pasti berapa banyak. Lagu-lagu yang dimainkan mulai dari An der Weser, In mir klingt ein Lied yang aslinya merupakan piano etude karya F. Chopin, Heut' ist der schönste Tag in Meinen leben, Ach, ich hab' in Meinem herzen, Waldesnacht, duet Meow karya G. A. Rossini yang menggelitik, sampai lagu Bengawan Solo yang dibawakan dengan aransemen choral yang unik!
Waldesnacht adalah sebuah lagu yang dibawakan dengan aransemen full-choir, jadi penampilannya tanpa iringan piano. Lagunya dibawakan dengan syahdu, membuat atmosfer auditorium menjadi begitu tenang. Saya suka banget penampilan lagu ini, karena lagunya yang menurut saya terkesan sakral. Temen saya, Nova menyumbang suara alto-nya bersama Kak Mida di lagu An der Weser, sebuah lagu yang menceritakan tentang situasi di kampung halaman, sebuah sungai, dan sebagainya. Ilustrasi An der Weser pada sebuah postcard mengingatkan saya sama sebuah kaleng biskuit dengan ilustrasi pemandangan sebuah pedesaan di Eropa sana. Ilustrasinya seperti ini:
Lagu Heut' ist der schönste Tag in Meinen leben dibawakan dengan meriah, ditambah aransemen piano yang bersemangat. Permainan pianonya agak terkesan seperti lagu march, yang secara pribadi lagu ini akan lebih lincah kalau dibawakan dengan aransemen polka. Ada juga sebuah lagu yang turut mengundang beberapa personel cowo dari DSC, yang menceritakan tentang cowo-cowo yang mencintai semua wanita (semacam cowo narsis kegantengan yang naksir cewe-cewe). Lucu lah pokonya lagunya. Penonton juga dibuat ketawa dengan penampilan duet Meow karya G. A. Rossini. Lagu yang seluruh liriknya merupakan eongan kucing itu cukup membuat penonton geli, terutama stage act Kak Nita dan Kak Isti yang genit bikin lagu tersebut semakin 'jail'.
Setelah istirahat selama beberapa menit, pada tail ke-2 giliran saya ikut tampil main violin di lagu Ach, ich hab' in Meinem herzen dan In mir klingt ein Lied, yang secara spesial menampilkan solo soprano oleh Kak Winny. Kedua lagu romantis itu dibantu dibawakan dengan iringan biola, supaya kesan romantisnya lebih keluar :D
Banyak banget lagu-lagu yang ditampilkan, dan saya nggak bisa sebutin satu-satu. Pada bagian akhir konser, ada lagu Bengawan Solo yang diaransemen khusus untuk choir, lalu ditutup dengan lagu Auld Lang Syne dalam bahasa Jerman dan lagu Lullaby klasik yang dikemas bertajuk Guten Abend, Gute Nacht. Konser tersebut bener-bener menampilkan pertunjukkan yang nggak hanya sekedar menyanyi, tapi juga menghibur gak hanya penonton tapi juga diri sendiri dan temen-temen sesama performer. Berikut adalah foto-foto yang Kak Fath ambil dari kursi penonton:
Foto-foto di panggung dengan pose dan gaya formal ala choir ada, tapi jangan salah bahwa foto-foto di backstage lebih banyak yang brutal dan berbahaya!
Dan nggak lupa, foto bersama Kang Dian, instruktur vokal, music arranger, pianis, penyanyi sekaligus dirigen konser.
Konser klasik kemarin benar-benar mengesankan dan mengagumkan! Selamat bertemu lagi di konser selanjutnya! Auf wiedersehen!
Dengan durasi sekitar 2 setengah jam, konser ini dibuka dengan penampilan pembuka dari choir anak-anak bahasa Prancis. Mereka menyanyikan dua lagu pada pembukaan acara, Hymne L'Amour dan sebuah lagu Prancis klasik yang jadi favorit saya, La Vie en Rose.
Setelah dua lagu dibawakan oleh anak-anak bahasa Prancis, barulah penampilan dari anak-anak bahasa Jerman dimulai. Mereka membawakan banyak sekali lagu yang nggak saya hitung secara pasti berapa banyak. Lagu-lagu yang dimainkan mulai dari An der Weser, In mir klingt ein Lied yang aslinya merupakan piano etude karya F. Chopin, Heut' ist der schönste Tag in Meinen leben, Ach, ich hab' in Meinem herzen, Waldesnacht, duet Meow karya G. A. Rossini yang menggelitik, sampai lagu Bengawan Solo yang dibawakan dengan aransemen choral yang unik!
Waldesnacht adalah sebuah lagu yang dibawakan dengan aransemen full-choir, jadi penampilannya tanpa iringan piano. Lagunya dibawakan dengan syahdu, membuat atmosfer auditorium menjadi begitu tenang. Saya suka banget penampilan lagu ini, karena lagunya yang menurut saya terkesan sakral. Temen saya, Nova menyumbang suara alto-nya bersama Kak Mida di lagu An der Weser, sebuah lagu yang menceritakan tentang situasi di kampung halaman, sebuah sungai, dan sebagainya. Ilustrasi An der Weser pada sebuah postcard mengingatkan saya sama sebuah kaleng biskuit dengan ilustrasi pemandangan sebuah pedesaan di Eropa sana. Ilustrasinya seperti ini:
Lagu Heut' ist der schönste Tag in Meinen leben dibawakan dengan meriah, ditambah aransemen piano yang bersemangat. Permainan pianonya agak terkesan seperti lagu march, yang secara pribadi lagu ini akan lebih lincah kalau dibawakan dengan aransemen polka. Ada juga sebuah lagu yang turut mengundang beberapa personel cowo dari DSC, yang menceritakan tentang cowo-cowo yang mencintai semua wanita (semacam cowo narsis kegantengan yang naksir cewe-cewe). Lucu lah pokonya lagunya. Penonton juga dibuat ketawa dengan penampilan duet Meow karya G. A. Rossini. Lagu yang seluruh liriknya merupakan eongan kucing itu cukup membuat penonton geli, terutama stage act Kak Nita dan Kak Isti yang genit bikin lagu tersebut semakin 'jail'.
Setelah istirahat selama beberapa menit, pada tail ke-2 giliran saya ikut tampil main violin di lagu Ach, ich hab' in Meinem herzen dan In mir klingt ein Lied, yang secara spesial menampilkan solo soprano oleh Kak Winny. Kedua lagu romantis itu dibantu dibawakan dengan iringan biola, supaya kesan romantisnya lebih keluar :D
Banyak banget lagu-lagu yang ditampilkan, dan saya nggak bisa sebutin satu-satu. Pada bagian akhir konser, ada lagu Bengawan Solo yang diaransemen khusus untuk choir, lalu ditutup dengan lagu Auld Lang Syne dalam bahasa Jerman dan lagu Lullaby klasik yang dikemas bertajuk Guten Abend, Gute Nacht. Konser tersebut bener-bener menampilkan pertunjukkan yang nggak hanya sekedar menyanyi, tapi juga menghibur gak hanya penonton tapi juga diri sendiri dan temen-temen sesama performer. Berikut adalah foto-foto yang Kak Fath ambil dari kursi penonton:
Foto-foto di panggung dengan pose dan gaya formal ala choir ada, tapi jangan salah bahwa foto-foto di backstage lebih banyak yang brutal dan berbahaya!
Bersama vocal alto, Linda Kelces dan Putri Scherzinger |
Foto bersama seluruh performer dan kru setelah konser |
Konser klasik kemarin benar-benar mengesankan dan mengagumkan! Selamat bertemu lagi di konser selanjutnya! Auf wiedersehen!
Monday, January 23, 2012
Talk Less, Do More
Postingan yang satu ini sifatnya agak 'curhat'. Entahlah, kemarin ini saya sempat mengalami lagi malam dengan introspeksi dan menangis (Thunder juga masih punya hati, hiks). Introspeksinya apa? Saya bertanya sama diri saya sendiri dan sama Tuhan, memang salah saya apa sama wanita itu sampai dia mencela dan menghujat, sekaligus menatap rendah saya seperti itu (dan FYI, dia benar-benar menatap rendah saya, dengan tatapannya secara fisik). Itu sangat menyebalkan untuk saya.
Jadi ceritanya, saya mengenal wanita ini ketika anak angkatan di jurusan saya mengadakan sebuah acara. Kebetulan saya saat itu kedapatan job sebagai pianis untuk choir angkatan, dan disitu saya bertemu wanita ini. Kenapa saya harus menceritakan rada eksplisit disini, karena saya ingin semuanya jadi transparan dan kalau wanita itu baca, saya harap dia jadikan ini bahan introspeksi, supaya sadar diri. Nah, usut punya usut, dia itu kelihatan seperti yang selalu punya ide-ide bagus dan cenderung meremehkan ide orang lain. Terbukti ketika diadakan sebuah polling, dia sama sekali nggak ikutan voting, dan justru punya pilihan sendiri yang, yah intinya begitulah. Dia merasa bahwa pilihan dia yang lebih baik. Pada kasus lain, dia sering meremehkan hal-hal lainnya. Temen saya pernah cerita, bahwa ketika dia lagi ikutan sebuah workshop tentang radio, kebetulan wanita itu juga ikutan dan kata teman saya, dia banyak mengeluh dan yah, seolah meremehkan acara itu. Menghujat dan mencela juga sering dilakukan wanita itu rupanya. Saya nggak perlu menceritakan satu-satu hujatan atau celaan dia, karena justru bikin saya semakin kesal dengan ucapannya yang seenak udel.
Saya jadi berfikir, saya, yang selama ini sangat meminimalisir kontak dengan wanita itu karena memang tidak mau dan sudah kesal, sering dipandang rendah, diremehkan, dan dicela karena kekurangan saya, memangnya salah saya apa? Kenapa dia bisa begitu mudahnya mencela, menghujat, dan meremehkan orang lain seolah dialah yang paling sempurna? Memang benar, dia itu cerdas, sampai berhasil dapat beasiswa untuk masuk ke universitas. Tetapi kecerdasan tanpa akhlak adalah sesuatu yang sangat disayangkan. Patetis! Manusia yang sangat merugi adalah manusia yang memiliki kecerdasan, maupun kekayaan, tapi tidak punya hati nurani. Semuanya serasa worthless.
Dan ketika dia hanya banyak bicara, menghujat, mencela, atau mengkritik, dia cenderung tidak melakukan tindakan yang lebih signifikan untuk membuat sebuah perubahan. Cuma berani ngomong, tapi nggak ada tindakan. Jago teori, tapi pada prakteknya justru jadi bullshit. Ayo, mana buktikan kalau memang teori anda selalu benar, kenapa nggak ada bukti nyata? Kenapa seolah anda hanya bisa mengkritik tanpa mampu membuat perubahan itu sendiri?
Orang yang seperti itu, mari kita sebut semacam NATO: "No Action, Talk Only", dan orang yang banyak bicara tapi tidak ada aksi signifikan itu hasilnya..
Selamat! Semoga anda segera tersadarkan.
Jadi ceritanya, saya mengenal wanita ini ketika anak angkatan di jurusan saya mengadakan sebuah acara. Kebetulan saya saat itu kedapatan job sebagai pianis untuk choir angkatan, dan disitu saya bertemu wanita ini. Kenapa saya harus menceritakan rada eksplisit disini, karena saya ingin semuanya jadi transparan dan kalau wanita itu baca, saya harap dia jadikan ini bahan introspeksi, supaya sadar diri. Nah, usut punya usut, dia itu kelihatan seperti yang selalu punya ide-ide bagus dan cenderung meremehkan ide orang lain. Terbukti ketika diadakan sebuah polling, dia sama sekali nggak ikutan voting, dan justru punya pilihan sendiri yang, yah intinya begitulah. Dia merasa bahwa pilihan dia yang lebih baik. Pada kasus lain, dia sering meremehkan hal-hal lainnya. Temen saya pernah cerita, bahwa ketika dia lagi ikutan sebuah workshop tentang radio, kebetulan wanita itu juga ikutan dan kata teman saya, dia banyak mengeluh dan yah, seolah meremehkan acara itu. Menghujat dan mencela juga sering dilakukan wanita itu rupanya. Saya nggak perlu menceritakan satu-satu hujatan atau celaan dia, karena justru bikin saya semakin kesal dengan ucapannya yang seenak udel.
Saya jadi berfikir, saya, yang selama ini sangat meminimalisir kontak dengan wanita itu karena memang tidak mau dan sudah kesal, sering dipandang rendah, diremehkan, dan dicela karena kekurangan saya, memangnya salah saya apa? Kenapa dia bisa begitu mudahnya mencela, menghujat, dan meremehkan orang lain seolah dialah yang paling sempurna? Memang benar, dia itu cerdas, sampai berhasil dapat beasiswa untuk masuk ke universitas. Tetapi kecerdasan tanpa akhlak adalah sesuatu yang sangat disayangkan. Patetis! Manusia yang sangat merugi adalah manusia yang memiliki kecerdasan, maupun kekayaan, tapi tidak punya hati nurani. Semuanya serasa worthless.
Dan ketika dia hanya banyak bicara, menghujat, mencela, atau mengkritik, dia cenderung tidak melakukan tindakan yang lebih signifikan untuk membuat sebuah perubahan. Cuma berani ngomong, tapi nggak ada tindakan. Jago teori, tapi pada prakteknya justru jadi bullshit. Ayo, mana buktikan kalau memang teori anda selalu benar, kenapa nggak ada bukti nyata? Kenapa seolah anda hanya bisa mengkritik tanpa mampu membuat perubahan itu sendiri?
Orang yang seperti itu, mari kita sebut semacam NATO: "No Action, Talk Only", dan orang yang banyak bicara tapi tidak ada aksi signifikan itu hasilnya..
Selamat! Semoga anda segera tersadarkan.
Sunday, January 15, 2012
Shop 'Til You Drop: Cimindi Murah Meriah
Hari Minggu merupakan hari yang tepat untuk dipakai bersantai, istirahat, maupun main-main. Nah untuk mengisi Minggu ini, saya pergi ke downtown Bandung buat beli buku di Gramedia, terus makan siang dan santai sama cici dan om saya di J.Co. Kebetulan cici saya mau pergi ke tempat pacarnya, dianter sama om saya, mengakibatkan saya harus pulang sendirian seperti biasa (ditakdirkan menjadi lone ranger). Ah, sudahlah...
Tapi sebenernya bukan curhatan itu yang mau saya ceritain. Nah, ketika pulang sendiri naik angkot ke arah Cimahi, saya lewat Cimindi. Nah, setelah jembatan Cimindi (dari arah Bandung menuju Cimahi), di sisi kanan jalan ada sederetan kios-kios yang menjual celana jeans, jaket, dan pernak-pernik lainnya. Ketika lewat, saya jadi kepikiran, iseng-iseng pengen liat-liat. Karena angkot menuju Cimahi itu ada di jalur kiri, maka saya harus nyebrang dulu ke jalur kanan via jembatan penyebrangan. Setelah sampai di seberang, saya tinggal liat-liat aja items yang dijual di kios-kios tersebut. Lokasinya kurang lebih seperti screenshot dari Google Maps yang ada di bawah ini:
Deretan kios itu ada di dekat jalur putar-balik jalan Jendral Haji Amir Machmud, dan deretan kios-kios itu juga dipisahkan oleh jalan Ganda yang menuju ke sebuah kompleks perumahan. Mencari kios yang mewah, bersih, dan berkelas? Salah tempat! Deretan kios-kios tersebut letaknya di pinggir jalan, terbuka, sering kena debu dan kalau hujan pasti becek dan kadang banjir. Sesekali bisa kita liat ayam berkeliaran (padahal di pinggir jalan raya loh) dan kadang ada juga anjing lewat. Dan kios-kios yang letaknya paling barat itu dekat dengan area pembuangan sampah. Tapi tenang saja, biasanya kios-kios yang jual celana jeans, jaket, ataupun aksesoris lain letaknya di tengah-tengah dan timur deretan, jadi cukup jauh untuk mencium aroma-aroma tidak sedap dari tempat pembuangan sampah.
Kios-kios yang umumnya ukurannya kecil dan sempit itu terbilang sesak dan penuh. Yap, sesak dan penuh karena item-item yang dijual banyak sekali. Kebanyakan item-item yang dijual adalah celana jeans, dari mulai celana panjang, celana pendek, dan hot pants juga ada. Untuk pengguna motor, ada juga sarung tangan untuk motor, tas samping kecil untuk ponsel, sampai jas hujan. Dan utamanya, ada kios-kios yang menjual jaket-jaket, dari mulai jaket-jaket baru, sisa ekspor, sampai secondhand juga ada. Tapi tenang aja, jaket-jaket secondhand itu nggak sepenuhnya jelek kok. Banyak barang-barang secondhand yang ternyata masih bagus-bagus aja kualitasnya, dan ketika dipakai kayaknya nggak ada bedanya sama barang baru. Mungkin bedanya dari penampilan, agak terlihat kucel atau kotor, yang sebenernya bisa dihilangkan dengan dicuci. Dan jaket-jaket yang ditawarkan banyak jenisnya, dari mulai jaket jeans, anorak untuk jogging, sweater, hoodie, jas, vest, fleece, knit, windbreaker, varsity, sampai leather jacket! Kualitasnya pun beragam, tergantung bahan juga sih.
Nah, eksplorasi saya tadi siang bermula dari sebuah kios yang letaknya paling tengah. Disana saya sempet liat-liat berbagai jenis jaket, dan akhirnya pilihan saya jatuh ke sebuah jaket hitam, simpel, tapi cukup tebal buat menahan dingin udara Bandung di musim hujan. Ketika ditanya harganya berapa, penjualnya nawarin 95 ribu aja, dan itu masih bisa kurang. Ketika saya tanya bisa kurangnya jadi berapa, si ibu penjualnya nawarin:
"Kurangnya jadi 65 ribu saja deh."
Wah, kurangnya sampai 30 ribu! Menurut saya, jaketnya cukup bagus dan untuk harga 65 ribu itu nggak terlalu mahal. Akhirnya tanpa tawar menawar lagi langsung saya beli jaketnya. Satu item telah dibeli, tapi masih belum puas, akhirnya saya browse lagi ke kios-kios berikutnya. Nah di salah satu kios, saya sempet lihat ada varsity bagus dengan tulisan Seattle khas jaket-jaket varsity atau jaket baseball. Tapi ukurannya terbilang kecil buat saya dan ketika ditanya harganya berapa, si bapak penjualnya bilang 35 ribu saja. Hey, itu harga yang murah untuk barang yang langka dan bagus! Buat saya itu bagus, karena jujur saya nggak pernah lihat jaket itu di outlet manapun, dan si bapak penjualnya bilang, karena memang produknya itu termasuk barang-barang rejected, sisa ekspor, kiriman dari luar negeri dan secondhand, makanya beberapa item termasuk barang yang langka dan only-one. Ketika saya tawar harganya jadi 25 ribu, si bapak nggak setuju. Akhirnya saya gagal mendapatkan jaket itu. Tapi saya dapat jaket lain, dengan komposisi jaket yang unik dan warna yang cukup asik dilihat seharga 50 ribu saja, sudah ditawar itupun.
Nah, item-item yang saya beli dari segi penampilan nggak mengecewakan. Cukup bagus juga kualitasnya, dengan tingkat kualitas, yah antara 85% sampai 94% masih layak pakai. Kebetulan saya cuman beli 2 item aja. Contoh-contohnya ada dibawah ini:
Jaket hitam ini nyaman dipakai. Dan dalamnya juga cukup tebal jadi kalau naik motor, lumayan bisa menahan dingin. Cover dalam bagian tubuh jaket dan lengannya beda, bagian lengannya bahannya halus, kayak bahan kaus atau celana basket, sedangkan tubuh jaketnya dicover dengan bahan sejenis fleece. Desainnya sederhana, tapi masih tetep kelihatan bagus dipakai kok.
Kalau yang satu ini dapat yang branded, Osh Kosh B'Gosh. Seperti yang saya bilang, kita bisa dapat item yang bagus dan branded, asli loh, asalkan jago pilih-pilih. Bahannya bukan parasit tapi saya rasa waterproof. Ditambah jaketnya tebal dan beberapa bagian bisa dilepas pasang, seperti hoodie. Sayangnya di bagian hoodie ada fur-nya, dan saya suka geli kalau leher saya kena fur. Dan jaket yang satu ini cocoknya kalau dipake ketika camping kayaknya, soalnya lebih tebal dibandingkan jaket yang hitam.
Dan total yang saya keluarkan tadi siang buat beli dua jaket itu cukup 115 ribu rupiah aja! Ditambah jarak dari rumah yang nggak begitu jauh, bikin saya bisa sering-sering kesana. Ini bisa jadi pilihan buat yang suka belanja item-item tanpa ketentuan yang neko-neko atau desain beda dengan harga yang sangat miring. Kalau yang di Cimahi ingin ke Gedebage untuk cari jaket-jaket murah, saya rasa Cimindi juga bisa jadi referensi alternatif.
So, happy shopping! Shop 'til you drop!
Tapi sebenernya bukan curhatan itu yang mau saya ceritain. Nah, ketika pulang sendiri naik angkot ke arah Cimahi, saya lewat Cimindi. Nah, setelah jembatan Cimindi (dari arah Bandung menuju Cimahi), di sisi kanan jalan ada sederetan kios-kios yang menjual celana jeans, jaket, dan pernak-pernik lainnya. Ketika lewat, saya jadi kepikiran, iseng-iseng pengen liat-liat. Karena angkot menuju Cimahi itu ada di jalur kiri, maka saya harus nyebrang dulu ke jalur kanan via jembatan penyebrangan. Setelah sampai di seberang, saya tinggal liat-liat aja items yang dijual di kios-kios tersebut. Lokasinya kurang lebih seperti screenshot dari Google Maps yang ada di bawah ini:
Deretan kios itu ada di dekat jalur putar-balik jalan Jendral Haji Amir Machmud, dan deretan kios-kios itu juga dipisahkan oleh jalan Ganda yang menuju ke sebuah kompleks perumahan. Mencari kios yang mewah, bersih, dan berkelas? Salah tempat! Deretan kios-kios tersebut letaknya di pinggir jalan, terbuka, sering kena debu dan kalau hujan pasti becek dan kadang banjir. Sesekali bisa kita liat ayam berkeliaran (padahal di pinggir jalan raya loh) dan kadang ada juga anjing lewat. Dan kios-kios yang letaknya paling barat itu dekat dengan area pembuangan sampah. Tapi tenang saja, biasanya kios-kios yang jual celana jeans, jaket, ataupun aksesoris lain letaknya di tengah-tengah dan timur deretan, jadi cukup jauh untuk mencium aroma-aroma tidak sedap dari tempat pembuangan sampah.
Kios-kios yang umumnya ukurannya kecil dan sempit itu terbilang sesak dan penuh. Yap, sesak dan penuh karena item-item yang dijual banyak sekali. Kebanyakan item-item yang dijual adalah celana jeans, dari mulai celana panjang, celana pendek, dan hot pants juga ada. Untuk pengguna motor, ada juga sarung tangan untuk motor, tas samping kecil untuk ponsel, sampai jas hujan. Dan utamanya, ada kios-kios yang menjual jaket-jaket, dari mulai jaket-jaket baru, sisa ekspor, sampai secondhand juga ada. Tapi tenang aja, jaket-jaket secondhand itu nggak sepenuhnya jelek kok. Banyak barang-barang secondhand yang ternyata masih bagus-bagus aja kualitasnya, dan ketika dipakai kayaknya nggak ada bedanya sama barang baru. Mungkin bedanya dari penampilan, agak terlihat kucel atau kotor, yang sebenernya bisa dihilangkan dengan dicuci. Dan jaket-jaket yang ditawarkan banyak jenisnya, dari mulai jaket jeans, anorak untuk jogging, sweater, hoodie, jas, vest, fleece, knit, windbreaker, varsity, sampai leather jacket! Kualitasnya pun beragam, tergantung bahan juga sih.
Nah, eksplorasi saya tadi siang bermula dari sebuah kios yang letaknya paling tengah. Disana saya sempet liat-liat berbagai jenis jaket, dan akhirnya pilihan saya jatuh ke sebuah jaket hitam, simpel, tapi cukup tebal buat menahan dingin udara Bandung di musim hujan. Ketika ditanya harganya berapa, penjualnya nawarin 95 ribu aja, dan itu masih bisa kurang. Ketika saya tanya bisa kurangnya jadi berapa, si ibu penjualnya nawarin:
"Kurangnya jadi 65 ribu saja deh."
Wah, kurangnya sampai 30 ribu! Menurut saya, jaketnya cukup bagus dan untuk harga 65 ribu itu nggak terlalu mahal. Akhirnya tanpa tawar menawar lagi langsung saya beli jaketnya. Satu item telah dibeli, tapi masih belum puas, akhirnya saya browse lagi ke kios-kios berikutnya. Nah di salah satu kios, saya sempet lihat ada varsity bagus dengan tulisan Seattle khas jaket-jaket varsity atau jaket baseball. Tapi ukurannya terbilang kecil buat saya dan ketika ditanya harganya berapa, si bapak penjualnya bilang 35 ribu saja. Hey, itu harga yang murah untuk barang yang langka dan bagus! Buat saya itu bagus, karena jujur saya nggak pernah lihat jaket itu di outlet manapun, dan si bapak penjualnya bilang, karena memang produknya itu termasuk barang-barang rejected, sisa ekspor, kiriman dari luar negeri dan secondhand, makanya beberapa item termasuk barang yang langka dan only-one. Ketika saya tawar harganya jadi 25 ribu, si bapak nggak setuju. Akhirnya saya gagal mendapatkan jaket itu. Tapi saya dapat jaket lain, dengan komposisi jaket yang unik dan warna yang cukup asik dilihat seharga 50 ribu saja, sudah ditawar itupun.
Nah, item-item yang saya beli dari segi penampilan nggak mengecewakan. Cukup bagus juga kualitasnya, dengan tingkat kualitas, yah antara 85% sampai 94% masih layak pakai. Kebetulan saya cuman beli 2 item aja. Contoh-contohnya ada dibawah ini:
Jaket hitam ini nyaman dipakai. Dan dalamnya juga cukup tebal jadi kalau naik motor, lumayan bisa menahan dingin. Cover dalam bagian tubuh jaket dan lengannya beda, bagian lengannya bahannya halus, kayak bahan kaus atau celana basket, sedangkan tubuh jaketnya dicover dengan bahan sejenis fleece. Desainnya sederhana, tapi masih tetep kelihatan bagus dipakai kok.
Kalau yang satu ini dapat yang branded, Osh Kosh B'Gosh. Seperti yang saya bilang, kita bisa dapat item yang bagus dan branded, asli loh, asalkan jago pilih-pilih. Bahannya bukan parasit tapi saya rasa waterproof. Ditambah jaketnya tebal dan beberapa bagian bisa dilepas pasang, seperti hoodie. Sayangnya di bagian hoodie ada fur-nya, dan saya suka geli kalau leher saya kena fur. Dan jaket yang satu ini cocoknya kalau dipake ketika camping kayaknya, soalnya lebih tebal dibandingkan jaket yang hitam.
Dan total yang saya keluarkan tadi siang buat beli dua jaket itu cukup 115 ribu rupiah aja! Ditambah jarak dari rumah yang nggak begitu jauh, bikin saya bisa sering-sering kesana. Ini bisa jadi pilihan buat yang suka belanja item-item tanpa ketentuan yang neko-neko atau desain beda dengan harga yang sangat miring. Kalau yang di Cimahi ingin ke Gedebage untuk cari jaket-jaket murah, saya rasa Cimindi juga bisa jadi referensi alternatif.
So, happy shopping! Shop 'til you drop!
Keyword :
inspiration,
referrence,
shopping
Subscribe to:
Posts (Atom)