Hal terbaik tidak selalu terasa nyaman. Sadar atau tidak, terkadang jenis bantal atau kasur yang paling baik untuk kita bukanlah jenis kasur yang sangat nyaman. Siapa bilang, hanya selembar tikar bukan sesuatu yang baik? Selembar tikar tidak cukup membuat nyaman, tapi untuk sebagian orang itulah yang terbaik.
Hal terbaik tidak selalu terasa manis. Sadar atau tidak, obat yang kita minum terkadang terasa pahit. Siapa bilang, pahit itu menyakitkan? Ternyata, pil kina yang terkenal pahitnya itu justru bisa menyembuhkan kita dari malaria? Bahkan, sirup pedas itu justru menghangatkan tubuh kita.
Hal terbaik tidak selalu terasa hangat. Sadar atau tidak, air panas alami berbelerang itu terasa sangat panas. Siapa bilang, air panas itu membuat kulit melepuh dan menghancurkan epidermis? Ternyata, kandungan di dalam air panas itu justru menghancurkan penyakit yang ada di dalam tubuh.
Hal terbaik tidak selalu terasa menarik. Sadar atau tidak, belajar memang melelahkan. Sebagaimanapun metode belajar terbaru, pasti terbersit sebuah kebosanan. Siapa bilang, kebosanan itu hal terburuk? Ternyata, dari kebosanan itu justru memiliki pengaruh terbesar ke kehidupan tahun-tahun mendatang. Siapa sangka, pengorbanan di masa muda membuahkan hasil prestisius di usia dewasa.
Hal terbaik tidak selalu terasa sehat. Sadar atau tidak, jarum suntik melukai kulit dan membuatnya mengeluarkan darah segar. Siapa bilang, suntikan itu selalu menyakitkan? Ternyata, dengan suntikan itu justru vaksin masuk ke dalam tubuh dan berperang melawan penyakit-penyakit di dalam tubuh.
Hal terbaik tidak selalu terasa indah. Sadar atau tidak, ulat adalah makhluk yang bagi sebagian orang menjijikkan. Pergerakannya yang dapat dibilang statis karena sangat lamban dan juga efek gatal yang dihasilkannya membuat orang enggan mendekatinya. Siapa bilang, makhluk menjijikkan itu buruk? Ternyata, setelah ia memasuki fase metamorfosis, kemudian dari kepompongnya ia berubah menjadi seekor kupu-kupu yang sangat indah.
Demikian pula dengan saya. Terkadang saya mengharapkan sesuatu yang terbaik harus memiliki kriteria-kriteria sesuai dengan keinginan saya. Saya sering menganggap bahwa yang diberikan oleh Tuhan atau hadiah yang Tuhan berikan bukan untuk saya karena tidak sesuai dengan apa yang saya inginkan. Tapi ternyata, Tuhan punya jalan lain. Sakit itu Tuhan berikan agar saya merasakan apa itu sehat. Pahit yang Tuhan berikan agar saya tahu bagaimana itu manis. Hina yang Tuhan berikan mengingatkan saya bahwa posisi puncak bukanlah segalanya. Ketidaknyamanan yang Tuhan berikan agar saya bisa merasakan bagaimana nyaman itu. Dan buruk yang Tuhan berikan, agar saya bisa memaknai apa yang Tuhan maksudkan mengenai definisi dari 'indah'.
I should have realized it...