Di tahun kedua ini, salah satu sub-bab yang saya pelajari di pelajaran biologi mengenai sistem saraf pada manusia yang termasuk kedalam bab sistem koordinasi. Bab yang berada di urutan ke 9 dari buku paket biologi saya ini menjelaskan sangat banyak pengetahuan mengenai bagaimana organ-organ tubuh kita dapat bekerja secara selaras dan teratur. Dan di bab ini pula saya mengetahui betapa bahayanya penyakit-penyakit atau gangguan yang berkaitan dengan sistem koordinasi.
Memasuki sub-bab dari sistem koordinasi, adalah sistem saraf manusia. Sistem saraf pada manusia terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf pusat berfungsi mengatur dan mengendalikan semua aktivitas tubuh. Otak terdiri dari dua belahan (hemisfer), belahan kiri dan belahan kanan. Kedua belahan dihubungkan oleh balok otak yang berongga berisi cairan getah bening (cerebrospinal). Otak dibagi menjadi tiga daerah, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Otak besar (cerebrum) merupakan bagian terluas dari otak berbentuk oval. Otak besar merupakan pusat seluruh aktivitas tubuh, antara lain pernafasan, kesadaran, ingatan, keinginan, kecerdasan, kepribadian, daya cipta, dan lain-lain. Otak tengah (mesenchepalon) memiliki saraf okulomotoris (yang berhubungan dengan pergerakan mata), misalnya mengangkat kelopak mata atau memutar mata. Otak kecil (cerebelum) berfungsi mengatur gerakan otot dan keseimbangan posisi tubuh. Sementara itu sumsum tulang belakang merupakan lanjutan dari medula oblongata terus ke bawah sampai tulang punggung, tepatnya ruas kedua tulang pinggang (canalis centralis vertebrae). Di dalam tulang punggung terdapat sumsum punggung dan cairan cerebrospinal, yang menyerupai cairan yang ada di otak. Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat gerak refleks, penghantar impuls dari kulit atau otot ke otak, dan membawa impuls motorik dari otak ke otot tubuh.
Pada sistem saraf tepi, sebenarnya adalah lanjutan dari neuron yang bertugas membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi pada manusia terdiri dari 31 pasang saraf spinal (saraf tulang belakang) dan 12 pasang saraf kranial (saraf kepala). Sistem saraf yang disusun oleh 31 pasang saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang merupakan campuran berbagai saraf. Sistem saraf sumsum tulang belakang berasal dari arah dorsal, sehingga sifatnya sensorik. Berdasarkan asalnya, sumsum tulang belakang dibedakan menjadi 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan 1 pasang saraf ekor.
Sepenggal kalimat yang saya ambil dari rap sebuah lagu yang dinyanyikan oleh Tashiru dan Kang Ebith Beat A, kurang lebih seperti ini : "Satu bagian terluka, maka bagian yang lain ikut merasakannya". I think it also affects to the coordination system of human. Sore itu saya main Pump it Up di Game Master. Di mode Freestyle lagu Deja Vu dari Som2, saya mengakhiri beat terakhir dengan dua buah center step di kedua pad. Saya pakai kedua tangan saya buat menekan kedua step itu. Ketika jatuh (menekan pad), gaya saya terlihat seperti patung Yesus sang Penebus di Rio de Janeiro dengan kedua tangan merentang, tapi konyolnya kedua tangan terentang karena menekan center step dan saya dalam keadaan 'duduk' bukan 'berdiri'. Kaki saya menghantam lantai cukup keras dan yap, sepertinya saya melukai tulang ekor saya karena duduk di pad yang keras. Selepas bermain saya bahkan masih bisa merasakan rasa sakit itu. Saya salah, seharusnya pada bagian tulang ekor dan pinggang harus lebih dinaikkan untuk mencegah cedera. Seperti halnya dancer senior, mereka bisa menghindari cedera itu. Saya sering lupa akan hal tersebut yang akhirnya melukai diri saya sendiri. Sepulang dari sana, kepala saya terasa sangat pusing. Saya mengelus-ngelus bagian punggung bawah (atas pinggang) dan teringat akan satu hal. Saraf ekor. Saraf yang berhubungan dengan sistem saraf tepi dan pusat. Mulailah saya memikirkan sakit itu. Teringat teman saya ketika SD yang sekarang sudah ada di pangkuan-Nya. Sakit yang dideritanya berhubungan dengan sistem saraf tubuhnya karena hal sepele : temannya menarik kursinya ke belakang jadi dia terjatuh dan melukai tulang ekornya. Dia mengalami sakit yang begitu lama, entah setahun atau dua tahun sampai akhirnya dia menghembuskan nafas terakhirnya. Kata-kata ibunya pun masih terngiang di telinga saya, "Jangan main-main sama tulang belakang apalagi tulang ekor".
Malam itu saya menghabiskan malam saya dengan melukis. Lukisan rumah yang terlihat seperti lukisan abstrak, dalam ketakutan, kesedihan, dan kegalauan akan sakit itu datang. Saya tetap merasa sakit di bagian itu, tulang belakang dan tulang ekor. Perlahan merambat ke kepala saya dan mata saya pun seperti tidak bisa menangkap fokus objek dengan baik. Saya mendadak sangat lelah dan beranjak ke tempat tidur. Di atas tempat tidurlah, saya semakin takut karena dihantui sakit itu yang pada akhirnya mengantarkan saya pada satu kata yang menakutkan bagi siapa saja : kematian. Bayangan-bayangan tentang teman saya itu menghantui tidur saya. Tak terasa saya menangis dalam tidur saya. Menangis karena ketakutan itu. Pelajaran biologi pada bab itu benar-benar saya camkan dan saya ketakutan karenanya. Saya tidak takut untuk bermain Pump it Up lagi karena saya menyukainya. Saya hanya takut tak bisa bermain Pump it Up lagi karena kesalahan yang saya buat. Itu saja. Dan saya takut, kejadian yang menimpa teman saya akan saya alami juga. Saya hanya bisa berdoa dan berdoa, semoga saya bisa segera sembuh dan masih menikmati nikmat hidup yang telah Dia berikan pada saya. "Dear Lord, wipe my tears and blow my pain away. Forgive me for all my sins and make a stairway to be nearer to Thee, Lord."
Saya benar-benar ketakutan.
Memasuki sub-bab dari sistem koordinasi, adalah sistem saraf manusia. Sistem saraf pada manusia terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf pusat berfungsi mengatur dan mengendalikan semua aktivitas tubuh. Otak terdiri dari dua belahan (hemisfer), belahan kiri dan belahan kanan. Kedua belahan dihubungkan oleh balok otak yang berongga berisi cairan getah bening (cerebrospinal). Otak dibagi menjadi tiga daerah, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Otak besar (cerebrum) merupakan bagian terluas dari otak berbentuk oval. Otak besar merupakan pusat seluruh aktivitas tubuh, antara lain pernafasan, kesadaran, ingatan, keinginan, kecerdasan, kepribadian, daya cipta, dan lain-lain. Otak tengah (mesenchepalon) memiliki saraf okulomotoris (yang berhubungan dengan pergerakan mata), misalnya mengangkat kelopak mata atau memutar mata. Otak kecil (cerebelum) berfungsi mengatur gerakan otot dan keseimbangan posisi tubuh. Sementara itu sumsum tulang belakang merupakan lanjutan dari medula oblongata terus ke bawah sampai tulang punggung, tepatnya ruas kedua tulang pinggang (canalis centralis vertebrae). Di dalam tulang punggung terdapat sumsum punggung dan cairan cerebrospinal, yang menyerupai cairan yang ada di otak. Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai pusat gerak refleks, penghantar impuls dari kulit atau otot ke otak, dan membawa impuls motorik dari otak ke otot tubuh.
Pada sistem saraf tepi, sebenarnya adalah lanjutan dari neuron yang bertugas membawa impuls saraf menuju ke dan dari sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi pada manusia terdiri dari 31 pasang saraf spinal (saraf tulang belakang) dan 12 pasang saraf kranial (saraf kepala). Sistem saraf yang disusun oleh 31 pasang saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang merupakan campuran berbagai saraf. Sistem saraf sumsum tulang belakang berasal dari arah dorsal, sehingga sifatnya sensorik. Berdasarkan asalnya, sumsum tulang belakang dibedakan menjadi 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan 1 pasang saraf ekor.
Sepenggal kalimat yang saya ambil dari rap sebuah lagu yang dinyanyikan oleh Tashiru dan Kang Ebith Beat A, kurang lebih seperti ini : "Satu bagian terluka, maka bagian yang lain ikut merasakannya". I think it also affects to the coordination system of human. Sore itu saya main Pump it Up di Game Master. Di mode Freestyle lagu Deja Vu dari Som2, saya mengakhiri beat terakhir dengan dua buah center step di kedua pad. Saya pakai kedua tangan saya buat menekan kedua step itu. Ketika jatuh (menekan pad), gaya saya terlihat seperti patung Yesus sang Penebus di Rio de Janeiro dengan kedua tangan merentang, tapi konyolnya kedua tangan terentang karena menekan center step dan saya dalam keadaan 'duduk' bukan 'berdiri'. Kaki saya menghantam lantai cukup keras dan yap, sepertinya saya melukai tulang ekor saya karena duduk di pad yang keras. Selepas bermain saya bahkan masih bisa merasakan rasa sakit itu. Saya salah, seharusnya pada bagian tulang ekor dan pinggang harus lebih dinaikkan untuk mencegah cedera. Seperti halnya dancer senior, mereka bisa menghindari cedera itu. Saya sering lupa akan hal tersebut yang akhirnya melukai diri saya sendiri. Sepulang dari sana, kepala saya terasa sangat pusing. Saya mengelus-ngelus bagian punggung bawah (atas pinggang) dan teringat akan satu hal. Saraf ekor. Saraf yang berhubungan dengan sistem saraf tepi dan pusat. Mulailah saya memikirkan sakit itu. Teringat teman saya ketika SD yang sekarang sudah ada di pangkuan-Nya. Sakit yang dideritanya berhubungan dengan sistem saraf tubuhnya karena hal sepele : temannya menarik kursinya ke belakang jadi dia terjatuh dan melukai tulang ekornya. Dia mengalami sakit yang begitu lama, entah setahun atau dua tahun sampai akhirnya dia menghembuskan nafas terakhirnya. Kata-kata ibunya pun masih terngiang di telinga saya, "Jangan main-main sama tulang belakang apalagi tulang ekor".
Malam itu saya menghabiskan malam saya dengan melukis. Lukisan rumah yang terlihat seperti lukisan abstrak, dalam ketakutan, kesedihan, dan kegalauan akan sakit itu datang. Saya tetap merasa sakit di bagian itu, tulang belakang dan tulang ekor. Perlahan merambat ke kepala saya dan mata saya pun seperti tidak bisa menangkap fokus objek dengan baik. Saya mendadak sangat lelah dan beranjak ke tempat tidur. Di atas tempat tidurlah, saya semakin takut karena dihantui sakit itu yang pada akhirnya mengantarkan saya pada satu kata yang menakutkan bagi siapa saja : kematian. Bayangan-bayangan tentang teman saya itu menghantui tidur saya. Tak terasa saya menangis dalam tidur saya. Menangis karena ketakutan itu. Pelajaran biologi pada bab itu benar-benar saya camkan dan saya ketakutan karenanya. Saya tidak takut untuk bermain Pump it Up lagi karena saya menyukainya. Saya hanya takut tak bisa bermain Pump it Up lagi karena kesalahan yang saya buat. Itu saja. Dan saya takut, kejadian yang menimpa teman saya akan saya alami juga. Saya hanya bisa berdoa dan berdoa, semoga saya bisa segera sembuh dan masih menikmati nikmat hidup yang telah Dia berikan pada saya. "Dear Lord, wipe my tears and blow my pain away. Forgive me for all my sins and make a stairway to be nearer to Thee, Lord."
Saya benar-benar ketakutan.
No comments:
Post a Comment
Post some comments, maybe a word two words or a long long paragraph :)